55 - Would U?

1.7K 118 2
                                    

Mimi membuka matanya karena merasakan sentuhan lembut di pipinya. Ia dapat melihat Lucas duduk di sampingnya sambil mengelus pipinya.

"Maaf, aku membangunkanmu. Wajahmu terlalu imut saat tertidur." Ujar Lucas.

Mimi tersenyum, dan meraih tangan Lucas. Ia makin mengeratkannya di pipinya. Ia memejamkan matanya untuk menyimpan jelas ingatan ini.

Dari semua pertanyaan di benaknya, ia takut untuk menyimpulkan keputusan yang harus diambilnya suatu saat nanti.

­_-_-_

"Jadi bagaimana keadaan Alicia?" Tanya Mimi, sambil menerima jeruk yang kupas oleh Lucas.

"Dari luar ia kelihatan membaik, tapi ia masih koma. Untuk saat ini, masih perlu berjaga-jaga."Ucap Lucas sambil memisahkan satu persatu jeruk untuk Mimi.

"Hmmm, pantas saja kau sepanik itu sebelumnya." Gumam Mimi, sambil mengunyah jeruk yang diberikan Lucas.

Kini ia terdiam menyesali perkataannya. Ia menyinggung insiden tadi, maka akan memancing pembicaraan mengenai keadaannya. Saat ini ia sangat tidak ingin membicarakan hal ini dengan Lucas.

Lucas sendiri mengambil nafas panjang, ia tahu cepat atau lambat ia perlu membahas masalah ini dengan Mimi.

"Maaf, aku meninggalkanmu begitu saja dan membuatmu...." Lucas mengucapkannya dengan suara yang sangat pelan dan halus, sambil menggenggam tangan Mimi yang masih memegang jeruk.

Lucas meletakkan jeruk itu dan mencium tangan Mimi dalam.

"Aku tahu kau sudah mendengar tentang keadaanmu." Lucas mengusap bekas luka Mimi.

"Hm, kurang lebih." Balas Mimi sambil membuang muka menatap keluar jendela.

Lucas menarik wajah Mimi agar menatapnya.

"Jangan berpaling. Aku tahu ini sulit bagimu, tapi bertahanlah. Aku sedang mengusahakan yang terbaik sekarang." Mendengar Lucas mengatakan itu dengan raut serius entah kenapa membuat mata Mimi berair.

Dengan cepat Mimi mengusap air di matanya.

"Jangan menyembunyikannya, aku tidak akan meninggalkanmu hanya karena keadaanmu. Jadi, jangan pernah berpaling dariku." Ucap Lucas sambil mengusap wajah Mimi.

Akhirnya air mata Mimi pun jatuh tak tertahan. Melihat Lucas yang bersungguh-sungguh tentangnya membuatnya sadar jalan terbaik untuk dirinya.

Lucas mengira Mimi menangisi keadaannya, jadi ia pun merangkul Mimi dalam pelukannya erat.

Untuk pertama kalinya, Mimi menangis, berteriak mengeluarkan semua frustasinya dalam pelukan Lucas.

Mimi memeluk erat Lucas yang memeluknya lembut, mengeluarkan semua suaranya untuk berteriak menyembunyikan kata-kata yang sebenarnya ingin ia ucapkan. Tanpa sadar Mimi terlelap pulas dipelukan Lucas.

_-_-_

Mimi terbangun karena merasakan seseorang di sekitarnya.

Ia membuka mata perlahan dan melihat Grey sedang mengatur dosis IV nya.

"Ah, kau bangun? Lucas sedang menemui dokter mengenai keadaanmu dan rujukanmu." Ujar Grey melihat Mimi yang menatapnya lesu.

Terlihat jelas bekas air mata di sekitar matanya. Mimi mencoba duduk dan dibantu oleh Grey.

"Uurrgh." Desah Mimi merasakan lukanya. Membuat Grey makin berhati-hati membantunya.

"Kapan aku akan dirujuk?"Tanya Mimi setelah dalam posisi duduk.

"Paling cepat minggu depan." Jawab Grey.

"Hm.. Grey, apa kau mau membantuku? Demi Lucas." Ucap Mimi dengan pandangan serius.

"Membantu apa?"

"Mengeluarkanku dari sini."

"Apa? Apa maksudmu? Kau akan segera ditranfer secepatnya, bersabarlah." Jawab Grey, belum memahami maksud perkataan Mimi.

"Bukan itu, bisakah kau membantuku kabur dari Lucas.?" Tukas Mimi cepat.

"Apa kau gila? Lucas sedang mencoba semua yang ia bisa untukmu dan Alicia tapi kau mau kabur darinya?" Suara Grey meninggi, ia marah pada Mimi yang mencoba mengabaikan usaha Lucas.

"Justru karena itu Grey. Mengertilah." Keluh Mimi dengan suara yang putus asa.

"Kau sudah melihatnya dengan jelaskan? Apa yang bisa dia lakukan untukku? Dan kau pikir ia akan selalu baik-baik saja dengan itu?" Lanjut Mimi mencoba membuat Grey mengerti.

"Aku tidak ingin membuatnya harus memilihku daripada Alicia."

"Alicia sudah ada Varrel." Bantah Grey.

Mimi menghela nafas. Memikirkan cara membuat Grey untuk mengerti.

"Sekarang memang terlihat baik-baik saja. Tapi apa kau pernah berpikir kenapa semua agent rahasia menghapus riwayat hidupnya?" Tanya Mimi.

"Itu untuk melindungi keluarga dan orang-orang penting baginya. Sekarang memang belum, tapi jika berita tentang Lucas mempunyai wanita ditambah dalam keadaan hopeless seperti ini. Kau pikir mereka akan diam saja?"

"Disaat Lucas sedang bersamaku, bagaimana dengan Alicia? Kau yakin mereka tidak akan menggunakan kesempatan ini untuk menghancurkannya?"

Grey menangkap point pembicaraan ini. Mimi hanya akan menjadi beban bagi Lucas. Ia pun menatap Mimi dengan pandangan kasihan.

"Tidak perlu melihatku begitu. Sekarang kau sudah mengerti kan? Jadi bisakah kau membantuku?" Lanjut Mimi sambil menghela nafas panjang.

Grey tahu jelas arti keberadaan Mimi bagi Lucas. Tapi setelah mendengar penjelasan Mimi ia pun mulai mengkhawatirkan Lucas.

Mimi masih menantikan jawaban Grey sambil tersenyum penuh penantian. Kemudian mendengar jawaban Grey, ia pun tersenyum dengan mata berair.

"Apa yang bisa kubantu?" Tegas Grey.

To Be Continued..

Play With Me, Boys.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang