56 - Choosing Time

1.7K 104 3
                                    


Grey menangkap point pembicaraan ini. Mimi hanya akan menjadi beban bagi Lucas. Ia pun menatap Mimi dengan pandangan kasihan.

"Tidak perlu melihatku begitu. Sekarang kau sudah mengerti kan? Jadi bisakah kau membantuku?" Lanjut Mimi sambil menghela nafas panjang.

Grey tahu jelas arti keberadaan Mimi bagi Lucas. Tapi setelah mendengar penjelasan Mimi ia pun mulai mengkhawatirkan Lucas.

Mimi masih menantikan jawaban Grey sambil tersenyum penuh penantian. Kemudian mendengar jawaban Grey, ia pun tersenyum dengan mata berair.

"Apa yang bisa kubantu?" Tegas Grey.

_-_-_

Lucas kembali ke kamar Mimi dan mendapati Mimi yang masih tertidur pulas. Ia mengelus wajah Mimi lembut, membuat Mimi menggeliat menghadap Lucas dan menggenggam tangannya.

Lucas tersenyum melihat reaksi Mimi yang sangat lucu seperti anak kecil. Ia dan Mimi akan terbang ke London dalam waktu 4 hari dari sekarang.

Kemungkinan keadaan Mimi akan kembali sepenuhnya sangatlah kecil ditambah waktu terapi diperkirakan paling cepat 6 bulan sebenarnya membuat Lucas cukup was-was dengan keadaan sekitarnya.

Melihat wajah Mimi yang terlalu damai perlahan membuat Lucas terlelap begitu saja.

Merasa tidak ada lagi reaksi dari Lucas, Mimi pun membuka matanya.

Lucas tertidur dengan kepalanya diatas tempat tidur Mimi sambil menggenggam erat tangan Mimi.

Mimi mengelus kepala Lucas lembut dan mencium pipinya pelan. Berkat Grey, persiapan untuknya pergi sudah siap ia bisa pergi kapan saja.

Entah karena ia masih ragu atau tidak berniat pergi, ia sendiri terus mengulur waktunya. Grey sendiri sudah siap menerima apa pun konsekuensi dari Lucas jika ia ketahuan membantu Mimi kabur.

_-_-_

"Apa yang bisa kubantu?" Tegas Grey menjawab penjelasan Mimi.

Sebagian diri Mimi merasa lega karena Grey bersedia untuk membantunya namun bagian lainnya berharap agar Grey tidak menyetujui permintaannya.

"Apa kau masih mempunyai perlengkapan dari The Villianz?" Mulut Mimi akhirnya bersuara, meskipun hatinya tidak setuju.

Mimi yakin untuk mengikuti otaknya dan mengabaikan perasaannya saat ini.

"Hm ya. Masih di tempatku kusimpan." Jawab Grey.

"Termasuk Tablet yang kita dapat saat pertama kali menjalankan misi?" Tanya Mimi cepat.

"Kurasa ada karena kupikir itu tidak terlalu berguna jadi jarang digunakan bahkan bagi The Villianz."

"Bisa kau bawakan itu padaku?"

"Kau akan menggunakan itu? Untuk?"

"Bawakan saja, akan kutunjukkan langsung kegunaan yang sebenarnya." Jawab Mimi sambil tersenyum miring.

"Sekarang??" Tanya Grey bingung.

Mimi menatap Grey datar, yang dimengerti oleh Grey dengan segera meninggalkan ruangannya.

Mimi masih ingat bagaimana pamannya mengajarkan setiap kegunaan dari benda-benda aneh yang diberikan The Villianz.

Kondisi saat ini sangat menguntungkan bagi Mimi, karena Lucas berperan sebagai walinya sehingga ia cukup disibukkan dengan mengurus berkas-berkas rujukan.

Grey kembali dengan membawa Tablet ditangannya. Mimi segera mengambilnya.

Grey memperhatikan Mimi yang sibuk mengotak-atik program dalam tablet tersebut.

"Apa yang kau coba lakukan?" Tanya Grey.

"Kau tahu? Tablet ini sebenarnya memiliki banyak fungsi selain yang dijelaskan saat kau menerimanya. Tablet ini adalah produk gagal awalnya sehingga performance nya dibatasi hanya untuk standar anggota baru. Tapi pamanku tahu dimana letak kesalahan Tabletnya dan dari itu kegunaan benda ini cukup tinggi."

Setelah Mimi menjelaskan hal itu terbukti Grey sendiri terkesan dengan Tablet yang memperlihatkan terlalu banyak pilihan pada displaynya. Mimi sendiri tertawa kagum pada dirinya sendiri.

"Lalu mau kau gunakan untuk apa itu?" Tanya Grey masih tidak mengerti rencana Mimi untuk kabur dari Lucas.

"Hm, sebelum aku di rekomendasikan oleh pamanku masuk BIN, aku dilatih oleh kenalan pamanku. Dia merawatku cukup lama sebelum paman membawaku pada BIN. Aku akan mencoba menghubunginya." Jawab Mimi.

"Hanya menghubunginya kau perlu benda ini?" Sela Grey.

"Kau tahu kenapa aku bisa masuk BIN dalam umur yang terlalu muda? Bahkan kau sendiri tua berapa tahun dariku dan jadi bawahanku. Itu karena pelatihan darinya yang terlalu.... Uhh, membayangkannya saja membuatku merinding."

"Dia terlalu hebat, kata paman dia sebelumnya juga agent The Villianz tapi karena satu hal dan lainnya ia keluar. Dan untuk menemukannya aku butuh bantuan dari benda ini." Jelas Mimi panjang lebar.

"Sekarang semuanya sudah siap, baru bisa dimulai perencaan untuk kabur." Ucap Mimi.

To Be Continued..

Play With Me, Boys.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang