"Apa kau sedang bernegosiasi sekarang?" Tanya Lucas, melihat Mimi melunak.
"Huh, ini tidak akan menarik jika hanya seperti ini." Mimi menarik pisau yang masih menancap di lengan Sean tanpa sedikit pun ragu-ragu. Ia bahkan tak peduli Sean yang meringis kesakitan.
Ia melemparkan pisaunya kearah Lucas dan ia mengambil pisau di pinggang Sean.
"Tak usah libatkan mereka. Ayo lanjutkan, pertarungan yang tertunda dulu." Ujar Mimi memasang kuda-kudanya.
***
Lucas tersenyum miring setelah menangkap pisau yang dilempar Mimi padanya. Ini dia, Mimi yang menikmati sebuah pertarungan.
Mimi sudah dapat mengontrol emosinya. Matanya tidak sedingin sebelumnya, namun tingkat fokusnya tidak menurun.
Lucas hanya berdiri santai di depannya dengan memainkan pisau di tangannya. Mimi kesal melihat Lucas yang tidak menanggapinya dengan serius.
Mimi berlari cepat kearah Lucas. Ia memegang kuat pisau ditangannya, ia harus bisa melakukannya kali ini.
Namun, hatinya berkata lain. Lucas melihat Mimi mulai menyerangnya, ia menghindari dengan cepat. Mimi menyerang Lucas bertubi-tubi membuat Lucas terdorong ke belakang untuk menghindarinya.
Ketika Lucas akan mengehindar lagi kakinya tertahan pinggiran jalan yang membuatnya sedikit mengalihkan perhatiannya dari Mimi.
Ia melihat Mimi bergerak cepat ke belakangnya, Mimi menyerangnya sungguh-sungguh tapi sekarang Lucas sadar ia tak pernah mengincar titik vital.
"Got you boy." Ucap Mimi sambil tersenyum, Ah, ini sangat menyenangkan, pikirnya.
Karna kecepatan Mimi, ia tak bisa menghindar. Lucas terpaksa bertahan, kemudian ia tersenyum miring pula yang terlihat oleh Mimi.
Mimi sedikit ragu melihat senyum di bibir Lucas yang jelas-jelas seharusnya tidak ada disaat ia terpojok seperti ini.
Mimi kembali menyerang di titik buat Lucas. Namun itu sudah di perkirakan Lucas, ia berbalik cepat dan menahan tangan Mimi.
Ia menariknya cepat dan memelintirkannya ke belakang. Ia menahan tangan Mimi yang lainnya membuat Mimi menjatuhkan pisaunya.
"Looks like you're the loser this time, Velvet." Ujar Lucas di telinga Mimi.
Mimi meremang merasakan nafas Lucas di telinganya. Ia mencoba melepaskan genggaman Lucas namun ia menahannya terlalu kuat.
Lucas merasakan tubuh Mimi menegang, ia tersenyum.
"Sepertinya tubuhmu mengingat sentuhanku." Ucap Lucas.
"Let me go, you jerk." Ucap Mimi, ia makin gelisah.
Lucas senang melihat Mimi gelisah di dekatnya, kini Mimi sudah benar-benar kembali ke dirinya yang ia suka.
Lucas memainkan telinga Mimi dengan bibirnya, sesekali menggigitnya.
"You pervert bastard!! Nnggh." Mimi mendesah ketika merasakan lidah Lucas di lehernya.
Lucas tak berhenti, ia makin menikmatinya. Ia sudah menunggu sebulan untuk kesempatan ini.
Mereka seperti dalam dunianya sendiri. Grey bahkan memalingkan mukanya melihat tuan dan mantan rekannya bermesraan di depannya. Tak berbeda jauh dari Grey, A dan Q merona melihat kemesraan seniornya dengan seorang kriminal.
"Lucas, stop.. mereka sedang melihatnya." Ucap Mimi mencoba menghentikan Lucas yang masih sibuk sendiri dengan lehernya. Mimi tahu pasti sudah berapa tanda merah yang ia buat.
"Kau kalah. Sekarang kabulkan permintaanku." Ucap Lucas sebelum menghentikan tindakannya dan melepas tangan Mimi.
Mimi tak berniat lanjut melawan Lucas, senjata nya sudah bertebaran dimana2 tak ada cara untuk mengalahkan kekuatan Lucas tanpa senjatanya.
"Apa kau masih bisa mengatakan itu, setelah membuat ini semua?" Ujar Mimi kesal menunjukkan lehernya yang memerah di beberapa tempat.
"Hehe, itu bonus hukuman karena sudah meninggalkanku waktu itu." Ujar Lucas sambil terkekeh.
Entah sejak kapan mereka kembali akrab seperti ini. Mimi lupa niat membunuhnya dan Lucas bersyukur bisa menjinakkan Mimi.
TO BE CONTINUED...
Hayoo, yang mau next
.. 10 vote ditunggu..Thanks ya, yang udah comment dan vote❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomansaMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...