Setelah diantar Lucas, Mimi segera berlari ke kamarnya. Ia lelah, baik fisik maupun batinnya. Ia berbaring di tempat tidurnya meringkuk.
Ia ingat bagaimana semalam ia tidur dalam pelukan Lucas. Hangat, pikirnya. Ia mencari posisi nyaman untuk tidur lagi tapi entah kenapa ia tak bisa menemukannya. Ia membutuhkan aroma tubuh maskulin pria itu untuk tidur.
Kini Mimi membuka mata yang ia paksa terpejam dari tadi. Ia menyerah untuk tidur. Akhirnya ia berjalan ke kamar mandi untuk mengisi air di bathup nya.
Ia berjalan ke arah ruang pakaiannya. Ia berpikir untuk segera mengemas barang-barangnya mengingat kemungkinan besar ini hari terakhirnya disini karena besok mungkin ia sudah di U.S.A.
Mimi segera membereskan beberapa pakaian yang mungkin ia bawa. Ditambah ia mengambil beberapa senjata untuk persiapan.
Kemudian ia masuk ke kamar mandi, melanjutkan niatnya untuk berendam. Ia menikmati setiap detik dirinya dimanja dalam air hangat ini. Setelah puas, ia segera mengambil sepotong jumpsuit hitam untuk dikenakannya.
Jumpsuit itu membuat belahan dadanya terlihat, ia sekarang terlihat sangat dewasa mengenakan itu. Dan itu bisa menutupi lukanya.
Ia berencana untuk ke kampus sebentar menemui Varrel cs. Dan mungkin setelahnya ia butuh ke club untuk bersenang-senang.
***
Mimi turun dari mobilnya yang di parkir sejajar dengan 4 mobil lainnya. Sepertinya mereka sudah datang, baguslah. Pikir Mimi.
Semua mata tertuju ke arah Mimi. Bagaimana tidak, penampilannya sekarang super hot. Kaki jenjangnya berjalan terlihat sangan seksi dengan paduan hitam itu.
Ia tidak berniat masuk kelas. Ia hanya ingin menjadikan ini perpisahan dengan teman-teman pertamanya. Ia berjalan ke kantin yang sedang ramai karena memang jamnya istirahat.
Dan sekali lagi, semua mata menuju ke arah, termasuk 4 pasang mata pria yang ia cari.
"Hey, aku sedang bosan. Mau temani aku?" Ucap Mimi sengaja dengan suara menggoda.
Tak ada yang merespon, otak 4 pria tersebut masih melayang pada khayalan masing-masing melihat tubuh mimi.
Mimi menggebrak meja menyadarkan keempat pria tersebut. Dan terbukti mereka segera mengalihkan pandangannya.
"You're so freaking hot. Mimi." Ucap Evan.
"Terima kasih. Jadi kalian mau menemani ku atau tidak?" Tanya Mimi lagi.
Mereka berempat langsung berdiri.
"Apa ada alasan kami menolak, my lady?" Ucap Ricky.
Sebelum melangkah pergi, Christine cs sudah menghalangi Mimi.
"Apa aku salah memanggilmu jalang sekarang?" Ucapnya lantang, agar seluruh kantin mendengarnya.
Mimi tahu ia berniat mempermalukannya. Tapi ini hari terakhirnya disini, ditambah beban pikirannya. Sepertinya ia akan menjadikan ini hiburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomansaMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...