46 - In The End

3.1K 186 15
                                    

Pria itu kemudian menendang perut Lucas kuat namun hanya mendapat ringisan dari nya. Melihat itu, ia makin gencar menendang Lucas.

"Kau pikir kau bisa melakukan segalanya? Jangan sombong, bocah. Kau pikir sendirian bisa melakukan apa? Hah? Aku akan membalasmu, tapi sepertinya tidak akan menyenangkan jika hanya padamu. Lihat wanitamu, bukankah kau penasaran bagaimana jadinya dia tanpa kulitnya?" Ucap pria itu sambil menggenggam dagu Lucas untuk melihat Mimi.

***

Mimi yang sepenuhnya sadar melihat Lucas dipukuli oleh pria sialan itu merasa geram. Ia meraba pergelangan tangannya memastikan dapat melepaskan diri dengan satu kali percobaan.

Sebelum itu, ia memperhatikan sekelilingnya perlahan. Jaraknya dengan Lucas masih terlalu jauh, jika ia memaksa kearah Lucas ada kemungkinan ia dihentikan di tengah jalan.

Kemudian Mimi mendengar kembali suara Lucas yang terkena tendangan kuat di perutnya. Mimi melihat Lucas hampir memuntahkan isi perutnya. Meskipun samar-samar karena kejauhan, Mimi melihat perban yang masih membalut di sekeliling tubuh Lucas.

Mengetahui itu, tanpa pikir panjang selagi mereka masih sibuk dengan Lucas. Mimi menarik tangannya yg memang dasarnya kecil dan segera berputar memukul laki-laki yang sedari tadi dibelakangnya sambil memegang cambuk.

Karena terkejut, Mimi dapat mengenainya sekali serangan dan menjatuhkannya. Semuanya terjadi dengan cepat.

Mimi segera merebut pistol di pinggang laki-laki tersebut dan menembakkannya pada orang sialan yang baru saja menyadari aksinya.

Tepat ketika ia berbalik, terdengar suara tembakan. Lucas merasakan percikan darah di pipinya. Dengan cepat ia melihat Mimi, memastikan keadaannya.

Tapi, pria itu tidak jatuh. Tembakan Mimi meleset.

Mimi merasakan tangannya bergetar hanya untuk mengangkat pistol yang beratnya tak seberapa.

Tak bisa dipungkiri, keadaan tangan Mimi sekarang sudah sangat parah.

Luka-luka dari ledakan di rumahnya yang belum diobati terasa perih. Ditambah dengan sedikit fraktur karena mencoba melepaskan rantai tadi.

Lucas mencoba berdiri. Ia tahu Mimi tidak baik-baik saja. Ia harus segera menyelamatkannya.

Lucas mencoba berontak, ia mulai melakukan perlawanan pada dua orang yang masih menahannya. Tapi pria itu berbalik kearahnya.

Lucas dapat melihat ia memegangi bahunya. Nyaris, bisa dibilang. Peluru itu menembus bahunya tepat sedikit di atas dadanya.

Ketika pria itu melangkah mendekati Lucas, terdengar lagi suara tembakan. Mimi menembak lagi, tapi kali ini sama sekali tidak mengenai sasaran.

Mimi sudah tidak kuat menahan berat pistol itu. Tak ada yang sadar bahkan kaki Mimi sudah mencapai batasnya.

Bughh..

Laki-laki yang dijatuhkan Mimi sudah kembali di posisinya. Ia menjatuhkan Mimi dari belakang.

Lucas melihat Mimi memejamkan matanya. Itu tak berlangsung lama sebelum Lucas kembali ditahan oleh dua laki-laki di sisinya.

Pria itu dengan tenang mulai menggeledah tubuh Lucas mencari sesuatu yang dibutuhkannya. Hingga ia menemukan yg ia cari.

Dengan satu pukulan kuat tepat du ulu hati Lucas, membuat ia terjatuh.

Ia melihat Mimi yang sudah terpejam sebelum ia ikut terpejam. Semua ini berlalu dengan hening, tak ada yang basa-basi untuk berbicara.

Setiap orang memiliki tujuan masing-masing. Dan untuk memperoleh tujuannya, omong kosong tidak diperlukan. Karena pada akhirnya hanya akan ada satu pihak yang mendapatkan keinginannya. Satu pihak yang tertawa diatas penderitaan orang-orang yang kalah dibawahnya.

'Ah ini melelahkan.' Batin Lucas sebelum memejamkan matanya.

Booomm.. Duaarr..Duarr..

Terdengar suara ledakan di telinga Lucas. Ia tersenyum lelah dalam lelapnya.

'Pada akhirnya, ini juga hasilnya.' Pikirnya..

TO BE CONTINUED..

Hehe, lama tak jumpa guys..
Jangan lupa vote dan commentnya ya..

Play With Me, Boys.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang