"Oke oke, I know.. I'll leave immediately. Oh and get well soon Ms.Huston or my son will freak out again. You should see how is he when you went missing a couple of days ago." Ujar Mr. Sigrath yang membuat Mimi tersenyum.
"Tell me later, Mr. Sigrath. I looking forward to that." Jawab Mimi.
"No you won't. Now leave, dad." Ujar Lucas seperti anak-anak yang ketahuan rahasianya. Mr. Sigrath pergi dengan terkekeh.
"Wow, aku baru tahu kau punya sisi seperti itu, Luc." Ucap Mimi yang mampu membuat telinga Lucas memerah.
"Oh, please forget it." Tukas Lucas.
Terdengar lagi suara ketukan dari pintu.
"Now what?" Kata Lucas menahan geram sedangkan Mimi hanya terkekeh menahan tawanya.
***
"Permisi, ini waktunya Ms. Huston untuk diberi antibiotik." Ujar suster yang masuk tanpa rasa bersalah.
"Urgh." Geram Lucas yang merasa selalu diganggu sejak tadi. Mimi masih mencoba untuk menahan tawanya sejak tadi. Lucas tak bisa marah ataupun mengusir suster itu, dan pemandangan itu menghibur melihat Lucas menahan dirinya.
"Oh my God, Ms. Huston. are you awake?" Tanya suster itu ketika melihat Mimi.
Mimi hanya mengangguk menanggapi suster itu. Ia mengelus kepala Lucas yang tertunduk di sampingnya.
"Sepertinya tubuh anda kuat sekali Ms. Huston, para dokter memperkirakan anda bangun masih dalam beberapa hari lagi. Kami menemukan beberapa luka di tulang tengkorak anda, jadi anda berkemungkinan mendapat geger otak ringan. Tapi melihat anda sudah bangun sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Tapi anda masih harus dirawat beberapa hari kedepan karena luka di tubuh anda mengalami infeksi sedang, mungkin karena tidak ditangani segera." Jelas suster itu panjang lebar sambil tetap melakukan pekerjaannya.
"Antibiotik ini akan membuat anda tertidur, jika tidak masalah apa Mr. Sigrath bisa kembali ketempat tidur anda? Anda juga akan diberi antibiotik untuk luka anda." Lanjut suster tersebut.
Lucas segera mengangkat kepalanya, ia menatap Mimi. Ia masih ingin berlama-lama dengan Mimi.
"Ahaha, kau tidak perlu memandangku seperti itu." Tukas Mimi melihat Lucas seakan memohon agar ia bisa tetap disini.
"Bisakah dia menerima antibiotiknya disini?" Tanya Mimi kepada suster tersebut.
Awalnya suster itu ragu, tapi melihat Lucas yang menatapnya tajam ia akhirnya menyetujuinya, "Baiklah Mr. Sigrath. Anda bisa ikut bergabung dengan Ms. Huston." Tanpa menunggu lama, Lucas segera naik ke tempat tidur Mimi.
Suster itupun pergi setelah menyelesaikan pekerjaannya.
"Luc, apa yang terjadi setelah aku tak sadarkan diri waktu itu?" Tanya Mimi sambil memiringkan tubuhnya kearah Lucas.
"Hm, banyak hal yang terjadi setelah itu." Jawab Lucas. Ia melihat Mimi menatapnya menuntut jawaban lebih. Lucas menghela nafasnya.
"Setelah aku mengatakan 'itu', ia berencana menembakmu karena menganggapmu tak berguna lagi. Tapi beruntungnya, salah satu temanmu ikut membantu. Ia menembakkan Sniper dari atas mobil. Dan kemudian kau tak sadarkan diri. Anggota yang lain masih tidak mau menyerah, akhirnya kembali terjadi baku tembak. Well karena mereka kalah jumlah, otomatis itu berlalu cepat. Bisa dibilang tidak ada yang selamat dari pihak musuh. hm, begitulah ringkasnya." Jelas Lucas.
'berarti Silver juga tidak ..' Batin Mimi.
"Kalau begitu apa yang terjadi dengan The Villianz? Petingginya hilang, bagaimana mereka akan melanjutkan operasinya?" Tanya Mimi lagi, tiba-tiba ia teringat dengan The Villianz.
"Well, who knows." Jawab Lucas.
"Luc, sepertinya obatnya mulai bereaksi, mataku mulai berat." Ujar Mimi.
"Tidurlah. Aku akan selalu disini." Balas Lucas sambil mendekap Mimi lebih dekat dan mencium puncak kepala Mimi.
Mimi tersenyum senang diperlakukan seperti itu oleh Lucas. Ia pun terlelap dalam hitungan detik. Lucas tetap memperhatikan wajah Mimi yang terlelap di dekapannya. Terasa begitu lama sejak ia tidur disisi Mimi.
Kemudian suara pintu kembali terdengar dan Varrel muncul dari balik pintu. Matanya sendu.
"Kau tidak menceritakan semuanya." Ujar Varrel.
"Untuk sekarang, hanya itu yang perlu ia tahu." Balas Lucas sambil merapikan rambut Mimi.
TO BE CONTINUED..
Jangan Lupa Baca cerita baruku ya.. ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomanceMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...