43 - Get Ready

3.5K 201 9
                                    

Pria itu kemudian menampar Mimi kuat berulang-ulang. Darah segar mulai mengalir lagi dari mulutnya. Namun tak dihiraukan oleh pria itu.

"Kau akan menyesali ini, Velvet. Setelah ini, kau tak akan kubunuh. Aku akan menyiksamu perlahan dan semenyakitkan mungkin hingga kau berharap untuk tak pernah terlahir ke dunia ini. Salahkan arogansimu yang berlebihan. Disini bukan kau yang memegang kendali, tapi aku. Kau bukan siapa-siapa lagi. Tanpa ayahmu! Tanpa pacarmu! you're NOTHING." ucap pria itu sebelum meninggalkan Mimi yang sudah tertunduk tak sadarkan diri.

***
Lucas tertunduk dalam diam di dalam mobilnya. Ia membiarkan sopir melakukan tugasnya.

Dalam pikirannya sedang berhamburan rencana penyiksaan Lucas bagi siapa pun yang melakukan ini semua. Ia bahkan tak sadar mobilnya telah berhenti menandakan ia telah sampai ke tujuannya.

"Ehem, Tuan. Sudah sampai." Ucap sopir itu berhati-hati karena tekanan intimidasi dari Lucas sebelumnya.

Lucas mengangkat kepalanya dengan wajah datar. Tanpa basa-basi ia langsung keluar dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah.

Para pelayannya menunduk ketika Lucas lewat karena sudah mengetahui situasinya. Lucas tak ambil pusing segera menuju ke ruangan persenjataannya.

"SEAN!!." Teriak Lucas dari dalam ruangannya. Tak menunggu lama Sean (agent Grey) muncul, namun tak sendirian terlihat ayahnya pun ikut serta di belakang Sean.

"Apa yang kau lakukan disini?" Ujar Lucas sambil terus memeriksa persenjataannya.

"Ini rumahku, kau ingat? Dan lagi aku masih punya hati untuk membiarkanmu mati begitu saja karena kebodohanmu. Ini." Ujar Mr.Sigrath sambil melemparkan beberapa file diatas meja persenjataan Lucas.

"Apa ini?" Tanya Lucas hanya dengan melirik sejenak kepada ayahnya.

"Hal yang kau butuhkan sebelum menyelamatkan pacar dan adikmu." Ucap Mr. Sigrath sambil memberi tanda pada Sean yang segera dianggukkan olehnya. Mr. Sigrath sendiri kemudian berlalu meninggalkan ruangan itu.

Sean mengambil file tersebut dan membukanya tersusun.

"Ini adalah tempat Mimi dan Alicia di tahan. Tempat ini terletak di tengah landasan pesawat yang terlantar di pinggiran kota. Jadi ini adalah tempat yang sangat terbuka, sebaiknya lupakan strategi untuk menyelinap kedalam sana.

Tempat ini juga dijaga kisaran 200 orang. Kami belum tahu mereka terlatih atau tidak, tapi dengan jarak pandang yang luas, amatir pun bisa menggagalkan rencana kita." Jelas Sean.

Lucas pun mengamati dengan seksama penjelasan Sean, ia sangat percaya dengan bawahannya yang satu ini.

"Jadi, bagaimana kita masuk.?" Tanya Lucas sambil menatap Sean.

"Disini," Ucap Sean sambil menunjuk gerbang masuk bandara.

"Kau bercanda? Kau sebut itu strategi?" Ujar Lucas.

"Kami sudah memantau keadaan selama seminggu ini, Boss. Dan memang tidak ada jalan lain. Mereka memasang ranjau di sekitarnya membuat kita sulit untuk memberikan bantuan jika diperlukan." Jawab Sean

"Kalau begitu panggilkan orang-orang yang paling bisa diandalkan." Ujar Lucas.

"Aku yang akan menyusun strateginya." Lanjut Lucas.

***

Sean membawa 4 orang yang paling bisa diandalkan menurutnya, namun Lucas hanya mengambil 2 orang diantaranya. Sehingga mereka menjadi ber-4 ditambah dirinya.

Lucas memberitahu tugas dari masing-masing mereka. Sebenarnya ini tidak bisa dikatakan sebagai strategi mengingat Lucas hanya memberi perintah yaitu, Selamatkan Mimi dan Alicia.

Apapun situasinya nanti, Mimi dan Alicia adalah prioritasnya. Ia menjelaskan kemungkinan bahwa musuh mempunyai dendam tersendiri dengannya melihat bukan Ayahnya yang diserang tapi dia.

Lucas awalnya ragu memikirkan kemungkinan lain terkait musuhnya. Itulah kenapa ia tidak mengucapkan apa-apa mengenai hal besar yang berada di genggamannya. Ia takut salah satu dari bawahannya adalah mata-mata musuh.

Tepat ketika Lucas selesai menyampaikan niatnya. Pelayannya muncul dengan Telepon rumah di tangannya. Lucas sedikit menduga siapa yang ada di seberang sana.

"Hey, Long time no see. How'd you felt with my big present? Suprising right?" Lucas mendengar suara yang sedikit familiar di telinganya.

"Who are you?" Ucap Lucas langsung.

"You don't remember? We met in Vietnam before and you give me a big surprise as well." Ujar seseorang di seberang sana.

Dengan cepat memori Lucas mendapat bayangan siapa yang melakukan ini semua padanya. Ia menarik nafas perlahan mencoba untuk tidak melempar Telepon di tangannya.

"What do you want?" Balas Lucas, entah kenapa ia tak bisa membayangkan apa yang sudah dilakukan mereka pada Mimi mengingat ia sudah mengkhianati mereka dan hampir membunuh mereka akibat perbuatannya.

"You know exactly what I want, Mr Sigrath. Bring it here in two hours and.. Come alone." Ucap pria itu kemudian memutuskan sambungan sepihak.

Lucas terdiam, pikirannya kacau memikirkan keadaan Mimi. Sean yang melihatnya pun dapat merasakan nafsu membunuh di sekitar Boss nya.

"Get everything ready in 10 minutes." Ujar Lucas memberi perintah yang langsung ditanggapi oleh Sean.

TO BE CONTINUED..

Jangan lupa vote ya guys.. Pliss tinggalkan jejak sekalian.

Play With Me, Boys.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang