"Stop it, boys." Ucap Mimi lantang. Ia tidak ingin perdebatan ini makin berlanjut.
"Jika kau ingin kami berhenti, pilihlah. Siapa yang akan kau pilih?" Ujar Lucas, ia yakin ialah yang akan dipilih.
"Tidak, bagaimanapun kau tidak akan bisa hidup nyaman bersamanya. Biarkan aku mengantarmu." Tukas Varrel.
"So, which one will you choose??" Ucap Lucas, mengabaikan Varrel lagi.
***
"No one." Jawab Mimi cepat. Ia sendiri tak yakin akan memilih siapa. Tapi ia juga bingung bagaimana ia akan pulang.
"Berikan aku kuncinya." Ia berniat pulang sendiri menggunakan mobil salah satu dari mereka.
Dua pria tersebut tak bergeming. Tidak menyetujui permintaan Mimi.
Mimi sadar mereka tak akan memberikannya kunci. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dari tas kecil yang ia bawa.
Mimi menekan sebuah nomor dan memanggilnya. Setelah terdengar beberapa kali dering, "Jemput aku." Ucap Mimi pada orang di seberang telfonnya.
Setelah itu ia mengacuhkan kedua pria yang sedari tadi hanya diam.
Varrel menahan tangan Mimi lagi. Ia merasa gelisah jika meninggalkan perempuan ini sendirian.
"Dengarkan aku sekali ini saja Mimi. Biarkan aku mengantarmu." Ucap Varrel di telinga Mimi, suaranya memohon. Jantung Mimi seakan tersentuh mendengar suaranya seperti itu.
Lucas tak tahan melihat Mimi yang goyah seperti itu. Ia mengambil langkah besar kearah Mimi. Tanpa aba-aba ia menarik kepala Mimi kearahnya dan mempertemukan kedua bibir mereka.
Mimi terkejut dengan tindakan Lucas. Tidak seperti sebelumnya, kali ini ciuman Lucas penuh nafsu. Mimi melihat Varrel yang menatap mereka tak percaya dari sudut matanya.
Mimi berusaha mendorong tubuh Lucas tapi kekuatan Lucas bukan tandingannya. Lucas makin bergairah mencium Mimi dan sekali-sekali menggigit bibirnya. Mimi terdengar sedikit mendesah saat Lucas melakukan itu.
Beberapa saat kemudian, Lucas mlepaskan ciumannya. Mereka berdua terengah-engah mengambil nafas.
Mimi melihat tatapan Varrel menggelap. Kaki Mimi sudah tak kuat menahan tubuhnya. Sesaat sebelum jatuh, Varrel menangkap tubuhnya dan mencium Mimi.
Mimi merasakan perbedaan ciuman mereka, Varrel menciumnya dengan perlahan memberikan waktu untuk mengambil nafas disela-sela ciumannya.
Kini Lucas yang menatap mereka berdua tak percaya. Namun, tak seperti Varrel, Lucas segera menarik Varrel menjauh dari Mimi.
Kini Mimi benar-benar terjatuh tanpa ada yang menopangnya. Wajah Mimi memerah, entah kenapa Mimi merasa sekujur tubuhnya panas.
Kedua pria tersebut melihat kearah Mimi setelah mendengar suara Mimi terjatuh. Seketika mereka berdua meneguk ludah bersamaan.
Mimi terlihat sangat merangsang sekarang, karena ia menarik nafas terlalu dalam ia terdengar seperti mendesah. Ditambah dress nya yang entah sejak kapan sedikit melorot dan memperlihatkan belahan dadanya.
Kemudian mereka saling pandang, dan mengetahui mereka memikirkan hal sama terhadap Mimi.
Lucas kesal membayangkan Varrel menelanjangi Mimi di matanya. Begith pula sebaliknya.
"Apa yang kau pikirkan, brengsek." Ucap Lucas menarik kerah Varrel.
"Justru itu yang harusnya kukatakan, pak tua mesum." Balas Varrel ikut menarik kerah Lucas.
***
Mimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini.
Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan siap membunuh satu sama lain.
Lucas yang pertama bergerak, ia menarik lengan Mimi ke arahnya dan menggoda telinganya dengan bibirnya, Mimi mengerang sedikit merasa geli.
Varrel tak tinggal diam, ia pun maju melakukan hal yang sama di telinga Mimi yang lainnya.
Mimi mulai gelisah tak tahan dengan perilaku dua pria ini mencoba memberontak."Lepaskan aku, kalian brengsek." Ucap Mimi geram.
"Kau tak bisa kemana-mana. Bukankah kau menikmatinya? Lepaskan pria itu, aku bisa membuatmu puas sendirian." Ucap Lucas menahan tangan Mimi yang mencoba melepaskan diri.
"Kau tak akan bisa melakukannya dengan punyamu yang kecil itu. Biarkan aku yang memuaskanmu, Mi." Balas Varrel.
Mereka kembali saling menatap tajam. Mimi mulai kehilangan kesabaran nya. Secara bersamaan ia memukul perut Varrel dengan tangan nya yang bebas dan menendang selangkangan Lucas.
Mereka berdua melepaskan Mimi sambil memegangi bagian yang diserang Mimi.
"Kalian ingin memuaskanku? Keep on dreaming guys." Ucap Mimi sambil menatap remeh dua pria yang masih meringis.
"Jangan membuatku memaksamu Mimi." Ucap mereka bersamaan, dan kembali saling tatap tak suka.
Mimi terkekeh dibuatnya. "Wow, kalian seperti sudah jadi soulmate, kenapa tidak langsung check-in?" canda Mimi sambil menahan tawa.
"But let's see who's the one will get me pleasure." tantang Mimi kepada mereka berdua.
"You will regret this."
"Don't regret it later."
Ucap mereka bersamaan.Mimi pun tersenyum miring.
TO BE CONTINUED..
![](https://img.wattpad.com/cover/114802608-288-k141108.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomansaMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...