Mimi merasa kurang puas dengan jawaban Lucas. Ketika ia akan bertanya seseorang memanggil namanya.
"Mimi..?"
Mimi menoleh, "Kau..?"
***
"Kau? Kenapa kalian disini?" Tanya Mimi kepada orang yang memanggilnya.
"Justru aku yang seharusnya bertanya begitu? Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?" Kata Varrel.
Ya, yang memanggil Mimi adalah Varrel beserta teman-temannya. Mereka terlihat bingung melihat Mimi disini.
"Bagaimana bisa kau disini?" Kini Evan yang bertanya, mereka semua terlihat tidak percaya dengan keberadaan Mimi disini.
Mimi yang tidak tahu apa-apa hanya menatap bingung. Apakah ada yang salah seorang perempuan menghadiri pesta? Pikir Mimi.
Lucas segera merangkul pinggang Mimi dengan mesra nya.
"Dia datang sebagai pasanganku. Ada masalah?" Ucap Lucas dengan tatapan mengintimidasi pada mereke berempat.
Mimi mulai merasa aneh dengan atmosfer ini. Ia seperti satu-satunya orang luar yang tak mengerti keadaan.
"Cih." Varrel menggertakkan giginya.
"Kalau begitu, aku pinjam sebentar pasanganmu." Ucal Varrel yang menarik lengan Mimi kasar untuk mengikutinya.
Lucas membiarkannya, tapi ia tidak pernah melepaskan tatapannya pada mereka.
"Apa kau gila?" Suara Varrel meninggi, Varrel benar-benar marah sekarang. Entah kenapa ada aura menakutkan dari Varrel. Mimi merasa seperti saat menghadapi seorang kriminal.
"Mimi, apa hubunganmu sebenarnya dengan pria tadi?" Mimi melirik Ricky.
"Aku hanya pasangannya untuk malam ini. Kalian tidak perlu berwajah mengerikan seperti itu. Memangnya ada apa? Bukankah ini biasa?" Jawab Mimi polos tak mengerti keadaan.
"Apa kau tahu ini acara apa? Atau,.. apa kau bahkan tahu siapa pria tadi?" Tanya Varrel terus menatap tajam kearah Mimi.
Mimi memang tidak tahu apa-apa. Ia tidak tahu ini pesta apa dan ia tak juga tahu siapa Lucas.
Mimi hanya terdiam.
Varrel melihatnya dan menghela nafas, tebakannya benar. Mimi tidak tahu apa-apa.
"Bagaimana bisa kau tidak tahu dengan siapa kau pergi? Apa kau terbiasa menerima ajakan pria asing untuk ke pesta?" Varrel menekankan suaranya pada setiap katanya.
Mimi terlihat makin bingung,
"Aku sudah bertemu dengannya beberapa kali. Dan ini hanya sebatas pasangan semalam." Ia menjawab dengan sangat pelan. Ia takut melihat Varrel, ia tak membawa senjatanya kali ini. Ia merasa tak punya pertahanan diri.
Varrel menghela nafas sejenak. Ia benar-benar harus menahan marahnya sekarang.
"Mi, dengar baik-baik ya. Aku tidak ingin kau salah merespon. Pesta ini dibuat bukan untuk orang-orang sepertimu. Sekali kau masuk, kau tak akan bisa keluar lagi." Varrel mengatakannya lembut sambil meraih tangan Mimi.
"Kau akan dikenal sebagai salah satu kriminal dunia. Ini tempat berkumpul para para kriminal, Mimi." Varrel berhenti sejenak.
Mimi sedikit terkejut mendengarnya, sekarang ia perhatikan memang banyak wajah yang pernah ia lihat. Dan itu adalah di daftar buron The Villianz.
"Dan pria itu, kau datang dengan pilihan terburuk. Dia adalah penerus keluarga Sigrath. Keluarga pemimpin Mafia terbesar di dunia. Dia punya banyak musuh, Mi. Kau datang dengannya akan membuatmu menjadi incaran dunia." Lanjut Varrel.
Mimi memperhatikan wajah Varrel, ia tulus mengkhawatirkannya. Mimi melihat juga wajah tiga temannya yang membuat ekspresi yang sama.
"Jangan membuat wajah seperti itu, boys. Kenapa kalian seperti menganggap aku akan mati sebentar lagi?" Ucap Mimi mencairkan suasana yang sedikit kaku ini.
"Ini bukan permainan Mimi. Kau bisa..." ucapan Varrel terhenti.
Mimi menyentuh rahang Varrel mengelusnya lembut.
"Biarkan aku mengurusnya. Aku bukan wanita lemah seperti yang kalian pikir. Aku akan baik-baik saja." Ucap Mimi.
Ia pun meninggalkan Varrel dan lainnya menuju Lucas. Kini ia tahu siapa dia, Mimi tahu persis keluarga Sigrath tapi ia tidak menyangka bahwa Lucas lah penerusnya.
Lucas melihat Mimi berjalan kearahnya. Ia tersenyum manis kepada Mimi. Tapi tak dibalas Mimi.
Ketika Mimi sampai tepat di depan Lucas, ia langsung menyampaikan keinginannya.
"Aku ingin pulang. Antarkan aku." Ucap Mimi.
"Kenapa acaranya belum selesai?" Tanya Lucas, ia merasakan perbedaan dari suara Mimi kepadanya. Sebenarnya ia sudah menduga, pasti Mimi sudah tahu tentangnya.
"Kalau kau tidak mau, aku bisa pulang sendiri." Ucap Mimi sambil melalui Lucas.
Mimi merasakan tangannya ditahan, ia mengira itu Lucas tapi ternyata Varrel.
"Biar aku yang mengantarmu." Kata Varrel sambil melihat Lucas tajam. Kemudia menarik Mimi keluar.
Lucas sebenarnya akan menggapai lengan Mimi pula namun kalah cepat dengan Varrel. Ia pun mengejar mereka berdua. Tak mungkin ia membiarkan Mimi dibawa bocah itu.
Setelah keluar dari daerah pesta, Lucas berhasil menyusul Mimi dan Varrel. Ia menarik Mimi kesisinya.
"Dia pergi denganku begitu pula ia akan pulang." Ucap Lucas dingin kepada Varrel. Varrel menatap tajam kearah tangan Lucas dan Mimi.
Mimi kaget ditarik oleh Lucas, sebenarnya ia berniat menjauhi Lucas. Ia takut ini akan menjadi serius. Bagaimana tidak, hanya mencium aroma tubuhnya saja sudah menaikkan gairah nya.
Mimi melepaskan dirinya dari Lucas. Ia tak ingin Lucas menyadari perasaannya ini.
"Aku pulang sendiri." Ucap Mimi meninggalkan dua pria yang saling mencoba membunuh dengan tatapan mata.
Serentak mereka berdua mencegah Mimi.
"Kau tidak akan kemana-mana tanpaku." Ucap Lucas.
"Kau tidak boleh kemana-mana sendirian sekarang." Ucap Varrel.
Masing-masing memegang tangan Mimi. Kini ia merasa jengah dengan keadaan seperti drama-drama ini.
"Kau tidak akan aman setelah dikenal sebagai pasanganku." Lanjut Lucas mengabaikan Varrel.
"Kau tahu itu, dan masih mengajaknya kesini? Apa kau gila? Kau lupa statusmu?" Varrel geram dengan Lucas.
"Mimi kau akan lebih aman bersamaku." Lanjut Varrel."Seakan-akan kau lebih baik daripada aku, bocah. Anak-anak yang mencoba menjadi orang dewasa dan menggunakan jasa mafia untuk perusahaan keluarga? Kau bahkan tidak bisa apa-apa melawanku, bocah." Balas Lucas.
"Lalu kau bangga jadi orang TUA?" Ledek Varrel.
Lucas merasa urat nadinya sebentar lagi akan meledak tapi ditahannya.
"Heh, kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang gadis ini dan kau ingin menjaganya?" Lucas bangga mengetahui identitas Mimi.
Varrel bingung, ia tidak mengerti maksud Lucas. Mimi mendelik kearah Lucas. Ia takut Lucas akan membeberkan identitasnya.
"Stop it, boys." Ucap Mimi lantang. Ia tidak ingin perdebatan ini makin berlanjut.
"Jika kau ingin kami berhenti, pilihlah. Siapa yang akan kau pilih?" Ujar Lucas, ia yakin ialah yang akan dipilih.
"Tidak, bagaimanapun kau tidak akan bisa hidup nyaman bersamanya. Biarkan aku mengantarmu." Tukas Varrel.
"So, which one will you choose??" Ucap Lucas, mengabaikan Varrel lagi.
TO BE CONTINUED...
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomantizmMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...