"Oh, I can't. But he can." Ucap Lucas bersamaan dengan Mimi merasakan ada benda dingin dan bulat menyetuh belakang kepalanya.
Pistol. Seseorang mengarahkan pistol di belakangnya. Mimi tak bisa melihat wajahnya karena Mimi membelakanginya.
"Play dirty huh? It's not cool, you know." Ujar Mimi dengan nada mengejek pada Lucas.
"Sama seperti kalian yang memata-matai kami, it's not dirty just a little tricky. Begini lebih menarik bukan?" Jawab Lucas santai. Ia tersenyum puas membayangkan bisa mendapatkan Mimi kembali.
'I got you, Velvet.' Batin Lucas.
***
Melihat senyum Lucas yang begitu menyebalkan dimata Mimi membuatnya memutar bola matanya.
Disaat seperti inilah otak Mimi bekerja terlalu cepat, ia sudah membuat rencana tindakan selanjutnya. Dengan perlahan, ia menjatuhkan pistolnya sesuai perintah Lucas sebelumnya.
Ia melihat Lucas sedikit menurunkan kewaspadaannya. Ia melirik sedikit kearah bawahannya dan Daniel, mereka berbicara entah apa yang tidak terdengar oleh Mimi.
Kemudian ia melihat, Daniel masuk ke dalam mobil yang di parkir di dekat bangunan sebelahnya. Dan bawahan Lucas mulai memegangi A dan Q menyeretnya ke sudut jalan.
Lucas pun berjalan pelan menuju Mimi. Mimi yang melihat itu merasa sedikit gugup membayangkan apa yang akan dilakukan Lucas padanya.
Ia sangat berharap sekarang Grey muncul memberikan bantuan. Mereka berdua mungkin cukup untuk mengalahkan Lucas.
Suara langkah kaki Lucas secara perlahan memberikan aura intimidasi kepada Mimi.
Mimi mulai gelisah seiring Lucas makin mendekat padanya. Dengan cepat Mimi melakukan hal yang sama ketika rumahnya di Inggris di sergap dulu.
Ia menendang ke belakang untuk menjatuhkan pistolnya. Tapi Mimi tak merasa menyentuh apa pun. Sebaliknya, ia merasa kakinya ditahan dan di tarik memutar membuatnya terjatuh memutar dengan punggungnya.
Mimi merasa ia jatuh terlalu kuat hingga punggungnya terasa sangat sakit sekarang. Ia bahkan tidak sempat melihat siapa yang menjatuhkannya.
Tangannya kemudian ditarik membuatnya otomatis berdiri dengan kedua tangan ditahan di belakang. Ia sedikit meringis merasakan punggungnya di sentakan.
"Ckckck, bawahanku saja tak bisa kau bunuh, bagaimana kau akan membunuhku?" Ucap Lucas yang sudah di depannya.
Mimi membuang mukanya sebelum melihat wajah Lucas. Ia takut itu akan menganggu kontrol emosinya.
Lucas tak tinggal diam, ia menarik dagu Mimi ke arahnya dan membuat mata mereka bertemu.
Seketika itu, harum aroma tubuh Lucas segera menyeruak di indra penciuman Mimi yang membuatnya merasa pertahanan emosi akan lepas kapan saja.
Mimi merasa wajah Lucas terlalu dekat dengannya. Ia bahkan bisa merasakan hembusan nafas Lucas di wajahnya. Ia melihat kini ada lingkaran hitam terlihat dimata Lucas membuat Mimi ingin mengusapnya.
Dalam sekejap Lucas menarik dagunya mempertemukan bibirnya dengan bibir Mimi. Spontan membuat Mimi membelalakan matanya.
Bukan hanya Mimi, A dan Q yang melihat itu semua ikut menganga tak percaya senior kebanggannya dicium seorang bintang kriminal.
Mimi belum membalas ciuman Lucas , hingga ia memaksa membuka bibir Mimi dan melesakkan lidahnya menyatu dengan Mimi. Lucas menahan kepala Mimi agar tidak menjauh.
Mimi merasa tangannya sudah bebas, ia mengambil kesempatan mengambil pisau di paha kanannya dan berniat menusuk Lucas.
Namun, tangannya ditahan oleh seseorang. Lucas kemudian melepas ciumannya membuat Mimi menarik nafas dalam.
Kini Mimi melihat siapa yang menahan tangannya, seseorang yang ia kenal. Dengan wajah datar ia melepaskan tangan Mimi.
Mimi merasa ia lebih terkejut daripada saat Lucas menciumnya.
"G..Grey??" Ucap Mimi tak percaya. Grey memang sedang memakai topi, tapi Mimi bisa melihat jelas siapa itu.
"Ah, perkenalkan dia salah satu anak asuh ayahku. Sean Mcgrath. Atau yang lebih kau kenal agent Grey." Ucap Lucas yang menyempurnakan kebingungan Mimi.
"Kau double agent?" Tanya Mimi dengan tatapan datar, matanya menggelap.
TO BE CONTINUED..
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomanceMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...