42 -Nothing

3K 213 5
                                    

Mimi mendongak untuk melihat wajahnya, makin lama ia rasa bencinya makin dalam pada pria ini.

"Sungguh sangat disayangkan orang bertalenta sepertimu untuk dibunuh. Apa kau mau bergabung kembali? Aku akan menerimamu dengan senang hati." Lanjut pria itu.

"Cih, setelah membunuhnya. Kini kau bersimpati padaku? Ngga butuh." Ujar Mimi sambil membuang ludahnya.

***

Mimi melihat pria itu dari ujung matanya. Sungguh menjijikkan rasanya ia harus melihat keatas untuk itu.

"Kau terlalu lunak untuk menjadi seorang agent, Velvet. Meskipun kau termasuk pasukan elit kau tidak pernah tahu apa-apa kan?" Lanjut pria itu.

Mimi berpikir sejenak, apa maksud dari perkataannya.

Melihat Mimi yang terdiam, pria itu tersenyum miring. Ia pun mengangkat dagu Mimi agar menatapnya.

"Ckck, jadi benar kau tidak tahu apa-apa?" Tanya pria tersebut.

"Tahu apa maksudmu?" Tanya Mimi balik kepada pria itu.

"Aku bahkan yakin kau tidak tahu tugas The Villianz yang sebenarnya bukan? Kau menjadi agent semata-mata hanya untuk melakukan tugasmu. Aku tidak mengerti alasan ayahmu menyembunyikan semua itu darimu sementara kau tetap melakukan tugas yang bisa saja merenggut nyawamu tanpa tahu apa-apa." Jelas pria tersebut.

"Kubilang, apa maksudmu, brengsek." Jawab Mimi geram mendengar penjelasan tak berarti dari pria itu.

"Agar kau lebih mengerti, apa kau tahu alasan The Villianz mengincar Lucas, pacarmu, pada awalnya?" Ujar pria tersebut.

Kini Mimi terdiam seluruhnya. Ia tak pernah berpikir mengenai hal itu, ia tahu Lucas buronan dunia tapi untuk organisasi sebesar The Villianz, ia masih jauh dari jangkauan mereka.

 "Ahahaha, apa kau sadar betapa polosnya wajahmu sekarang, Velvet? Dengan wajah seperti itu tak akan ada yang mengira bahwa kau adalah seorang agent." Ucap Pria itu melihat Mimi terdiam berpikir.

"Cih." Decak Mimi tak senang melihat wajah pria itu senang.

"Agar kau tak penasaran, biar kuberi tahu. Pacarmu memegang bukti satu-satunya untuk sisi gelap terbesar yang pernah ada di Indonesia yang tidak boleh diketahui publik. Well, bukan hanya Indonesia, ia menjadi kunci kehancuran beberapa negara besar di dunia. Itulah kenapa tak ada yang berani menyentuhnya selama ini. Karena secara tidak langsung ia telah menjadi orang yang paling diincar sekaligus orang yang paling dilindungi."

Sekarang Mimi tahu kenapa Lucas sering mengajaknya ke pesta besar di berbagai negara tanpa takut ketika bertemu para pejabat negri itu. Dia sengaja memamerkan bahwa tak ada lagi yang perlu ditakutkan ketika bersamanya. 

Memikirkan itu, Mimi tersenyum kecil. Ia baru sadar arti senyum sombong Lucas di setiap pesta yang dihadirinya. 

"Apa yang membuat kau tersenyum? Kau masih berpikir pacarmu akan selamat setelah ini?" Lanjut pria itu.

"Lebih tepatnya, apa kau yakin bisa selamat setelah melakukan semua ini? Kau sudah membuat pilihan yang salah untuk menggangunya. Seharusnya kau diam saja, dengan begitu setidaknya hidupmu bisa sedikit lebih lama." Mimi tersenyum miring, ia tak yakin dengan perkataannya tapi ia percaya Lucas bisa melakukannya.

Pria itu kemudian menampar Mimi kuat berulang-ulang. Darah segar mulai mengalir lagi dari mulutnya. Namun tak dihiraukan oleh pria itu.

"Kau akan menyesali ini, Velvet. Setelah ini, kau tak akan kubunuh. Aku akan menyiksamu perlahan dan semenyakitkan mungkin hingga kau berharap untuk tak pernah terlahir ke dunia ini. Salahkan arogansimu yang berlebihan. Disini bukan kau yang memegang kendali, tapi aku. Kau bukan siapa-siapa lagi. Tanpa ayahmu! Tanpa pacarmu! you're NOTHING." ucap pria itu sebelum meninggalkan Mimi yang sudah tertunduk tak sadarkan diri.


TO BE CONTINUED..

Iya deh lanjuttt... tapi tetep rajin vote nya ya.. ranking nya udah turun nah T_T

BTW, beberapa part selanjutnya aku private ya.. 

Tapi BIG THANKS buat pembaca setia.. makasih udah mau baca ceritaku.

Play With Me, Boys.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang