38 - Where is She?

3.7K 220 5
                                    

"Kau tidak akan menemaniku?" Tanya Mimi lagi. Lucas menatap Mimi sejenak, ada nada tak rela dari suara Mimi.

"Apa kau segitu inginnya bersamaku?" Balik Lucas bertanya.

"Hell, sudahlah. Aku mau tidur, mataku lelah memperhatikan angka dari tadi." Tukas Mimi meninggalkan Lucas.

Lucas sendiri hanya membiarkannya, dalam hati ia sedikit cemas mengenai ayahnya.

***

Mimi terlihat sudah siap dengan pakaian kasual serba hitamnya, ia pun melihat Lucas yang menggunakan tuxedo. Entah keberapa kalinya, pesona Lucas selalu mampu membuatnya terdiam, jatuh dalam pesonanya.

"Apa kau akan menemui ayahmu begitu?" Tanya Mimi.

"Hm." Jawab Lucas santai sambil memasang dasinya.

"Apa harus seformal ini hanya untuk menemui ayahmu?" Tanya Mimi lagi menghampiri Lucas membantunya memasang dasi.

"Setidaknya aku harus menunjukkan kredibilitas ku di depan ayahku." Jawab Lucas sambil menatap Mimi yang sibuk memasang dasinya.

"Hemm, nah siap." Ucap Mimi setelah selesai memasang dasi Lucas.

Lucas mencium dahi Mimi setelah Mimi memasangkan dasinya.

"Apa kau akan pergi seperti ini?" Tanya Lucas melihat penampilan Mimi yang mengingatkannya saat pertama kali bertemu Mimi.

"Memang kenapa? Apa ada yang aneh?" Tanya Mimi melihat pakaiannya.

Kemudian Lucas tersenyum dan mengelus lembut kepala Mimi.

"Tidak, kau hanya terlalu menarik di mataku hari ini." Ujar Lucas.

Mimi yang mendengarnya blushing.

"Jangan terlalu manis pagi-pagi. Entar aku overdosis nih." Ucap Mimi berusaha tenang dengan mengepalkan tangannya kearah Lucas.

"Pipimu terlalu merah untuk berpura-pura." Ucap Lucas sambil terkekeh meninggalkan Mimi menuju ke mobilnya yang sudah terparkir di depan rumahnya.

Tiba-tiba HP Lucas berbunyi menandakan sebuah pemberitahuan. Ia melihatnya, satu email baru saja masuk kedalam inbox nya.

Ia membuka email tersebut dan membaca

'Watch behind you.' Tertera disana.

Dengan segera ia melihat ke belakang dimana Mimi berjalan kearahnya berniat menyusulnya. Lucas langsung sadar titik merah di belakang Mimi, dengan segera ia berlari kearah Mimi.

Dalam persekian detik, ledakan besar datang dari dalam rumah Lucas sebelum ia sampai pada Mimi. Dorongan dari ledakan tersebut membuat Lucas dan Mimi terhempas ke belakang.

Lucas masih dapat melihat Mimi yang terbentur keras ke tanah sebelum ia sendiri kehilangan kesadarannya.

***

Lucas membuka matanya perlahan, membiarkan matanya terbiasa dengan cahaya disekitarnya.

Hal pertama yang dilihatnya adalah wajah ayahnya yang mengekspresikan kecemasannya.

Dengan segera Lucas berdecak lidah, ia sangat tidak ingin bertemu ayahnya disaat seperti ini.

Dilihatnya sekitar ruangan dan teringat sesuatu.

"Where's Velvet?" Ucapan pertama yang keluar dari mulut Lucas seketika ia bangun.

Ayahnya terdiam tak menjawab membuat Lucas mengerti jawaban dari pertanyaannya.

TO BE CONTINUED..

Jangan Lupa vote dan comment nya ya guys..

Kuusahain update, sebagai ucapan terima kasih udah baca ceritaku sampai bisa naik #96 in Romance..

Btw, sorry pendek..

Play With Me, Boys.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang