Mimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini.
Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
--Angelica Dara Vanseen-- Ciuman, sentuhan, pelukan, semua hal darinya membuat tubuh ku bergairah.
Dia mengajarkanku apa yang kubutuhkan dengan imbalan dari tubuhku.
Keadaan memaksaku untuk menerimanya pasrah, kupastikan ini tidak berlangsung lama.
Setelah terbiasa bergantung dengan saudara laki-laki ku, kini aku berdiri sendiri.
Jatuh kedalam neraka yang dihuni pria misterius dengan semua rahasianya.
--Randy Walsh-- Dia terlalu bebas, harinya terlalu menyenangkan hingga membuat orang lain akan iri dengannya.
Kini ia menangis atas duka pertama dalam hidupnya. Ia menepis tanganku ketika aku mencoba meringankan bebannya.
Aku menciumnya seperti laki-laki brengsek yang mengambil kesempatan dalam keterpurukannya.
Ia terjatuh dalam jebakanku. Menyerahkan dirinya pada seseorang sepertiku.
Matanya kelam dibutakan dendam atas dukanya.
*** Randy tiba-tiba merasa bersalah melihat Ara ketakutan, tapi ia tak bisa berbalik. Ia menggenggam erat dagu Ara dan menciumnya kasar. Randy merasakan bibir Ara yang gemetar namun mengabaikannya.
"Jadilah milikku. Dan akan kumusnahkan semua dendammu." Ujar Randy setelah sama-sama terengah di depan Ara yang menangis dalam diam.
Ara memeluk Randy kuat membenamkan kepalanya di dada bidang itu. "Ajari aku membalasnya."
Randy terkejut namun tetap memeluk erat tubuh Ara. Keputusan yang memutar balik seluruh kehidupannya pun dimulai, dalam genggaman seseorang dengan penuh rahasia di hadapannya.
