29 - Play?

7.5K 219 1
                                    

"Kau milikku sekarang, jangan mencoba menolaknya." Lanjut Lucas dengan mencium dahi Mimi.

Mimi menikmati setiap sensasi sentuhan Lucas.

"Ya sudah ayo, dengan ini urusan dengan The Villianz selesai." Kata Lucas sambil membukakan pintu mobil untuk Mimi.

Mimi masuk, kini ia bisa bernafas lega bersama Lucas. Ia tersenyum kearah Lucas yang duduk di kursi pengemudi. Itu senyuman termanis yang pernah Lucas dapat daru Mimi.

***

Mimi membuka matanya perlahan. Mencoba membiasakan diri dengan cahaya di sekitarnya.

"You took your time with your sleep."

Mimi melihat Lucas sedang duduk di sofa di depannya. Mimi tersenyum mendengarnya, ia menggeliat malu masuk kembali kedalam selimutnya.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Mimi dengan hanya menyembulkan matanya dari balik selimut.

"Sudah lewat tengah hari. Apa kau masih akan tetap disana?" Jawab Lucas.

Mimi tersenyum, "Kemarilah." Ujar Mimi lembut.

Lucas pun menurutinya patuh, ia duduk di tepi ranjang.

"Kenapa?" Tanya Lucas.

Mimi memeluk Lucas, memaksanya ikut tertidur bersamanya.

"Satu bulan ini, jumlah waktu tidurku tidak sampai hitungan 2 hari. Aku tidak bisa tidur sepertinya jika kau tidak di sampingku." Jawab Mimi terang-terangan dengan mata terpejam. Ia menikmati aroma Lucas di penciumannya.

Lucas tersenyum, ia senang Mimi sudah mengatakan keinginannya terang-terangan.

"Tidurlah kalau begitu, aku akan menemanimu. Selalu." Ucap Lucas lembut dengan membenamkan kepala Mimi di dadanya.

Ini semua seperti mimpi. Kemarin ia masih di tengah-tengah masalah dengan The Villianz yang menyulitkan hubungan mereka bahkan menyebabkan kematian pamannya.

Membayangkan itu semua, Mimi kembali membuka matanya dan mendongak keatas melihat Lucas yang setia menatapnya.

Lucas menaikkan alisnya melihat ekspresi Mimi. Kemudian Mimi maju mencium bibir Lucas, lembut dan manis. Itulah yang dirasakan Lucas di bibir Mimi.

Lucas membalas ciuman Mimi, sementara Mimi sudah berada diatas Lucas. Mimi menahan tangan Lucas dan melepas ciumannya.

"Kau menjadi agresif sekarang, tapi aku makin menyukainya." Ujar Lucas yang pasrah di hadapan Mimi.

"Hehe, let's play with me, Lucas." Ujar Mimi sambil mengelus dada Lucas sensasional.

"Apa kau segitu merindukannya?" Tanya Lucas menahan nafas dari sentuhan Mimi.

"Jika kau mendesah, artinya kalah." Ucap Mimi tersenyum miring dan mengabaikan pertanyaan Lucas.

"Kalau begitu, kita mulai." Lanjut Mimi.

Lucas hanya diam, ia tak yakin bisa menahan desahnya dengan sentuhan Mimi yang terlalu membangkitkan gairahnya.

JANGAN BACA BAGIAN INI JIKA TIDAK MENYUKAI KONTEN DEWASA.!!! SILAHKAN SKIP HINGGA MENEMUKAN TANDA MERAH SELANJUTNYA.

Mimi mulai mencium bibir Lucas sementara tangannya menjelajahi tubuh Lucas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mimi mulai mencium bibir Lucas sementara tangannya menjelajahi tubuh Lucas. Sementara ciuman Mimi turun ke leher Lucas, ia juga membuka baju Lucas bertahap dan memainkan jarinya di sana.

Wajah Lucas memerah, menahan nafas. Juniornya dibawah sana terasa sakit yang menyesakkan.

Melihat itu, Mimi dengan kuat menyentuh junior Lucas dan meremasnya kuat. Membuat pertahanan Lucas runtuh.

Desahan Lucas terdengar sangat seksi di telinga Mimi membuat ia sumringah. Dengan cepat ia berdiri menjauhi Lucas.

"Kau kalah. Itu balasan karena sering mempermainkanku seenaknya." Ucap Mimi sambil tersenyum mengejek.

Lucas menganga melihat Mimi menghentikan permainannya disaat ia sudah seperti ini. Ia melihat Mimi berjalan menuju kamar mandi tanpa peduli.

Dengan cepat Lucas mengejar Mimi dan mengangkatnya ala bridal style. Dan menurunkannya keras kembali diatas ranjangnya.

"Selamat Velvet, kau menang. Ini hadiahmu dariku sebagai gantinya." Ucap Lucas dengan senyum evil terukir di bibirnya.

Mimi sendiri merinding melihatnya. Dan kemudian Lucas menjelajahi tubuh Mimi.

"Hey.. hey.. aku tidak.. Nnngh.. butuh hadiahmu." Ucap Mimi terputus desahannya ketika Lucas menghisap lehernya kuat.

Lucas mengabaikannya, ia makin menaikkan gairah Mimi hingga ia mendesah sangat kuat tak bisa lagi menolak.

Mimi menarik nafas kuat, ia kesal Lucas hanya melakukannya setengah-setengah. Well, meskipun itu juga yang ia lakukan tadi.

Lucas menarik rahang Lucas dan membisikkan di telinganya.

'Fuck me hard, Lucas.' Ucapnya.

Membuat Lucas langsung tersenyum dan mencium Mimi kuat dengan nafsu. Ia tergesa-gesa melepaskan baju Mimi dan Mimi pun melepaskan baju Lucas.

Tanpa menunggu lagi, Lucas segera memasukkan junior nya yang sudah sedari tadi berdiri gagah di bawah sana.

Dengan sekali hentakan ia memasukkan seluruhnya kedalam. Membuat Mimi mendesah kuat.

***

Mimi masih memainkan tangannya di dada Lucas setelah semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mimi masih memainkan tangannya di dada Lucas setelah semuanya.

Ia bahkan lupa bahwa ia belum makan sedikitpun hari ini. Dan kini perutnya terasa meminta-minta untuk diisi.

"Apa ada makanan disini?" Ujar Mimi sembari bangkit memunguti pakaiannya kembali.

"Mungkin ada. Kau ingin makan? Biar kupanggilkan saja chef nya." Jawab Lucas ikut memakai pakaiannya lagi.

"Tidak perlu, untuk apa memanggil orang tengah malam begini. Aku hanya akan melihat apa yang ada di dapurmu dan memasak seadanya saja." Tukas Mimi dan keluar dari kamar.

"Kau yakin?" Ucap Lucas mengikuti Mimi.

Mimi berhenti sejenak, "Dimana dapurmu?" Tanya Mimi bingung, melihat sekitar. Rumah ini terlalu besar.

Lucas terkekeh melihat ekspresi Mimi yang seperti itu. "Ikut aku."

Mimi membuntuti Lucas dari belakang, dilihatnya tak ada orang disini.

TO BE CONTINUED..

Sorry baru update.. kuota ku kemarin habis..

Play With Me, Boys.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang