Mimi berjalan perlahan keluar dari bayangan. Kini wajahnya berubah serius, tak ada keraguan sedikit pun.
"Long time no see, Luc. Right?" Mimi mengucapkan itu semua santai seakan bukan hal besar, padahal dalam hati ia mencoba menahan gemetar di tubuhnya.
Lucas yang melihat seseorang keluar menunjukkan diri sedikit jauh dari mereka membuatnya butuh memicingkan matanya sedikit.
Ketika ia mendengar suara Mimi, tubuhnya terdiam menahan diri untuk tidak segera berlari menciumnya.
"Yeah, it's been so long. Little miss." Balas Lucas tenang.
***
Tak ada yang bertindak.. kedua sisi sama-sama terdiam. Mimi tidak tahu harus mengatakan apa pada Lucas yang ia yakin sangat membencinya sejak kejadian itu.
Di sisi lain, Lucas juga tak ingin buru-buru. Ia membiarkan Mimi melakukan hal yang ingin dilakukannya. Namun ini, membuat suasana tegang menjadi canggung.
A dan Q yang mulai memulihkan kesadarannya pun ikut terdiam, melirik kedua belah sisi. Mereka yakin ada sesuatu diantara dua makhluk ini, pikirnya.
"Apa yang kau lakukan disana? Tidak ingin menyelamatkan mereka atau ingin langsung membunuhku?" Ucapan Lucas memecah keheningan.
"Kemarilah, bukankah situasi seperti ini yang kau mau? Aku sudah memberikannya padamu sesuai permintaan. Jadi apa yang kau tunggu?" Lanjut Lucas sambil tersenyum miring.
Kali ini ia tak akan melepaskan Mimi, meskipun itu artinya ia harus membawanya secara paksa.
Mimi masih terdiam di tempatnya. Ia tak tahu harus melakukan apa, jika ia kesana tak ada jaminan Lucas akan melepasnya. Dan lagi apa maksudnya senyuman itu, pikir Mimi.
Ia masih tidak tahu dimana Grey, karena tidak mungkin berbicara lewat earphone jika Lucas masih memegang earphone A.
Akhirnya ia tetap memilih diam, tak beranjak maupun merespon perkataan Lucas yang membuat Lucas memiringkan kepalanya.
"Baiklah, sepertinya kau butuh sedikit motivasi." Ucap Lucas setelah melihat Mimi hanya berdiam diri. Ia mengeluarkan pistol dari saku jasnya dan mengarahkannya pada A yang masih berlutut di depannya.
Mimi terkejut, apa Lucas benar-benar akan membunuh A hanya untuk membuatnya kesana. Ketika melihat wajah Lucas tersenyum puas, Mimi kembali pada kontrol dirinya.
"Heh, kau pikir itu bisa mempengaruhi ku? Biar kuberitahu sedikit Mr. Criminal aku seorang agent yang terbiasa menjalankan misi sendiri, karena aku tak pernah peduli pada rekanku." Jawab Mimi dengan wajah datar dan nada intimidasi.
Lucas terkekeh tak merasa terintimidasi. "Benarkah? Lalu kenapa kau keluar? Kau bisa saja tetap sembunyi jika memang tak peduli dengan nyawa mereka." Jawab Lucas yang membuat Mimi berdecak.
"Cih." Mimi kesal tak bisa mengelabui Lucas.
Akhirnya Mimi mengambil pistolnya dari belakang jaketnya. Ia mengarahkannya pada Lucas.
"Kill them, I'll kill you." Ujar Mimi tak mau kalah.
"Really? Apa kau bisa membunuhku,. Velvet?" Jawab Lucas dengan penekana dikata 'Velvet'.
"It's different now, Luc. I don't have any hesitation. Jangan berharap ini akan sama seperti sebelumnya." Balas Mimi tegas. Dalam hatinya ia berharap bisa menarik pelatuknya.
"Hard to get, as always Velvet. Fine then, buang senjatamu atau kau akan terluka." Sekarang nada bicara Lucas terdengar santai seperti dulu.
"Seakan kau bisa melukaiku." Ujar Mimi membalas senyum miring Lucas.
"Oh, I can't. But he can." Ucap Lucas bersamaan dengan Mimi merasakan ada benda dingin dan bulat menyetuh belakang kepalanya.
Pistol. Seseorang mengarahkan pistol di belakangnya. Mimi tak bisa melihat wajahnya karena Mimi membelakanginya.
"Play dirty huh? It's not cool, you know." Ujar Mimi dengan nada mengejek pada Lucas.
"Sama seperti kalian yang memata-matai kami, it's not dirty just a little tricky. Begini lebih menarik bukan?" Jawab Lucas santai. Ia tersenyum puas membayangkan bisa mendapatkan Mimi kembali.
'I got you, Velvet.' Batin Lucas.
TO BE CONTINUED..
Jangan Lupa vote ya guys, 5 vote hari ini aku double update..
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomanceMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...