Membuat Mimi terdiam tak berkutik, kini ia tak berani melakukan apa-apa. Ia takut jika itu benar Lucas dirinya akan dalam bahaya dan juga akan menyulitkan tim nya.
Mimi sedikit ragu jika itu benar-benar Lucas yang ia kenal atau bukan. Nama Lucas bukan cuma 1 di dunia ini, pikir Mimi.
"You must Daniel, because if you don't, you'll die."
Jleb, kini Mimi merasa habis di tusuk 2 kali. Itu suaranya, suara yang ia kenal, suara yang membisikkan kata cinta di telinganya. Seseorang yang ia tinggalkan di masa lalu.
Oh god, your world is too small for me. Batin Mimi.
***
Otak Mimi terasa berhenti bekerja, ia bingung melakukan apa. Jika ia mengikuti mereka, ia akan langsung ketahuan oleh Lucas.
'I need backup, A follow the target. Q scout them by following A. They're too dangerous, Grey get ready if it turn to be gun battle.' Ucap Mimi tenang setelah menenangkan pikirannya.
"What happened? Do you know whose Daniel with?" Tanya Grey.
"Ya.... Lucas Sigrath. Calon penerus mafia kelas dunia." Jawab Mimi.
Ini bukan saatnya ragu, ia harus bertindak professional di saat seperti ini. Ia berdiri dari tempat duduknya dan mulai berjalan keluar bar mengikuti Daniel dan Lucas.
Ia mengganti pakaiannya di toilet sejenak untuk mengantisipasi tindakan Lucas. Karena A sudah mengikuti Daniel, jadi ia segera menuju koordinat A.
Ketika Mimi hampir sampai, disitu ia mendengar suara teriakan A. Mimi langsung menghentikan langkahnya dan mendekat ke dinding terdekat.
Keselamatan anggota memang penting, tapi ketuntasan misi adalah yang pertama bagi kami. Ia tak bisa mengambil resiko untuk mengejar A dan mengekspos dirinya sendiri.
Ia melihat posisi A belum berubah, artinya ia masih disana. Masalahnya ia masih hidup atau sudah matilah yang jadi pertanyaan.
Mimi berjalan mengendap-endap di dalam bayangan. Ia berpikir suasana ini terlalu sepi untuk kawasan di tengah kota, tapi ia memilih untuk mengabaikannya sekarang.
Saat itu terdengar suara Grey dari earphone nya.
"Velvet, A ketahuan. Mereka menangkapnya, cepatlah kesini. Bantu aku menyelamatkannya aku akan mengalihkan mereka." Ujar Grey.
Mimi tanpa pikir panjang segera menuju kesana. Ia melihat koordinat Grey memang dekat dengan A, mungkin ia melihat kejadiannya.
Setelah sampai, Mimi mengintip dari balik dinding untuk melihat situasi. Ia melihat Lucas sedang mengintrogasi A dengan tangan terikat dan berlutut.
'Q tak bisakah kau menembak mereka dengan sniper?' Tanya Mimi pada Q yang seharusnya bisa melakukan itu.
Namun, tak ada jawaban dari Q.
'Q.. jawab aku, Q apa yang terjadi padamu.' Ujar Mimi lagi, saat itu ia melihat Q diseret oleh bawahan Lucas dan melemparnya ke dekat A yang membuatnya tersungkur tak berdaya di tanah. Sepertinya mereka memukulinya terlalu kuat.
Mimi tak tega melihat juniornya seperti itu, ia tahu cara mudah menghentika ini semua tapi itu semua bukanlah pilihan.God you must be kidding me, batin Mimi.
Saat Mimi masih memikirkan itu tiba-tiba terdengar suara Lucas di earphone nya.
"Bagi kalian yang masih tersisa, jika kalian keluar sekarang mungkin aku akan sedikit mengampuni mereka berdua, jika tidak... you know the rest." Ucap Lucas tajam dan terdengar jelas di telinga Mimi.
Mimi bimbang sekarang, apakah ia benar-benar harus menghadapi Lucas lagi? Pikirnya.
Tapi ini bukan saatnya membawa urusan pribadi, nyawa timnya bergantung pada mereka. Ia melihat Grey tidak keluar, baguslah pikirnya.
Setidaknya ia bisa menjadi backup jika situasi berubah nanti.
Mimi berjalan perlahan keluar dari bayangan. Kini wajahnya berubah serius, tak ada keraguan sedikit pun.
"Long time no see, Luc. Right?" Mimi mengucapkan itu semua santai seakan bukan hal besar, padahal dalam hati ia mencoba menahan gemetar di tubuhnya.
Lucas yang melihat seseorang keluar menunjukkan diri sedikit jauh dari mereka membuatnya butuh memicingkan matanya sedikit.
Ketika ia mendengar suara Mimi, tubuhnya terdiam menahan diri untuk tidak segera berlari menciumnya.
"Yeah, it's been so long. Little miss." Balas Lucas tenang.
TO BE CONTINUED...
Jangan Lupa Vote ya guys.. kalo dapat 5 vote hari ini aku triple update..
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomanceMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...