Kini Mimi terkekeh, "oh ya? Kenapa tidak kalian coba?" Ucap Mimi menantang.
"Kau yakin?" Kini Varrel menatap Mimi tak percaya, apa gadis ini mengundang mereka? Pikirnya.
"Jika kalian ingin salah satu sendimu salah tempat, silahkan." Lanjut Mimi dengan senyum miring dan suara rendahnya.
Ucapan Mimi menciutkan niat mereka. Memang mungkin ada kesempatan untuk menjatuhkan Mimi saat mereka berempat, tapi tentu mereka tetap tak ingin bagi-bagi untuk selanjutnya.
'Dia menguasai kami dengan cara yang terlalu kejam bagi nafsu kami..' Pikir Mereka lagi.
***
Mimi bersenang-senang menggoda keempat pria ini. Ia bahkan dengan sengaja berenang dan menyenggol pelan junior Varrel.
"Sshhhh.." ringis Varrel. Ia sudah tak bisa menahannya lagi. Saat ia akan menggapai Mimi, Mimi sudah keluar dari yang tak bisa dicapainya lagi. Varrel merasa frustasi.
Ia pun ikut keluar dari naik dan mengambil handuk untuk mengeringkan rambutnya. Ia merasa butuh pelampiasan segera. Dilihatnya jam sudah cukup untuk club buka.
Ia melempar handuk ke arah Mimi yang ditangkap oleh Mimi sigap.
"Cepat ganti baju, setelah ini kita ke tempat tujuanmu." Ucapnya sambil berlalu, ia butuh sedikit air dingin untuk menenangkan juniornya.
Melihat tubuh Mimi yang basah cukup membuatnya untuk kembali bergairah.
Mimi tersenyum puas melihat Varrel frustasi. Ia pun melihat ketiga temannya yang lain sudah masuk ke ruang bilas. Ia kembali sendirian lagi membuatnya dapat melihat pantulan tubuhnya dari kaca rumah Varrel yang memang hanya dilapisi kaca.
Ia melihat betapa bagusnya bentuk tubuhnya, untungnya ia sudah menutup lukanya dengan peralatan dari The Villianz yang mengikat kencang lukanya sehingga hanya terlihat seperti kain tipis jika dilihat dari dekat. Sebenarnya ini untuk membantu penyamaran dalam misi tapi ya sudah lah, pikirnya.
Ia pun melenggang kearah kamar mandi membilas tubuhnya dan kembali memakai pakaiannya. Ketika ia keluar, ia melihat keempat prianya sudah berganti pakaian. Dan mereka terlihat.. hot.
Biasanya mereka hanya memakai pakaian kasual yang cukup menuai pesona, tapi kali ini mereka terlihat seperti badass boys sesuai tipenya. Ia pun terkekeh karena pikirannya.
"Apa ada yang lucu? Kenapa kau tertawa?" Tanya Varrel, yang hanya dijawab gelengan oleh Mimi.
"You guys look hot tonight." Ucap Mimi dengan senyum menggoda.
"Tentu saja, tidak mungkin kami mau kalah denganmu." Jawab Evan.
Mimi terkekeh lagi mendengarnya. "Ya, kalian memang harus begitu jika ingin berdiri di sampingku. Kalau tidak, nanti kalian tidak kelihatan." Mimi kembali meremehkan mereka.
Mimi pun melangkah pergi yang diikuti Varrel dan lainnya.
***
Setibanya di Club, mereka mengambil tempat duduk dan Mimi ditengah-tengah mereka. Membuat para wanita jalang, melihat Mimi iri membawa 4 laki-laki tampan bersamanya.
Mimi tersenyum miring pada mereka. Ia pun mulai meneguk minumannya yang langsung terasa panas di tenggorokan nya. Ia memang sudah pernah minum, tapi itu hanya segelas dua gelas.
Ia melihat para wanita jalang mulai menghampiri keempat pria disisinya. Ia membiarkannya, karena memang mereka mungkin membutuhkannya. Mengingat bagaimana mereka menahan godaan Mimi selama berenang tadi.
Melihat aku sendiri, laki-laki lain pun mulai menggodaku yang kuabaikan tentunya. Ia memang ingin bersenang-senang tapi bukan seperti itu.
Ia melihat keempat pria disampingnya sudah sibuk meladeni jalangnya masing-masing. Entah kenapa di tengah hiruk pikuk ini, Mimi merasa sendiri lagi. Keributan seperti ini tak membantunya menghilangkan pikirannya tentang Lucas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomanceMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...