Di sisi lain, Mimi merasa sulit mengambil nafas. Ia berdiri di samping tubuh pamannya yang sudah tak bernyawa.
Ia bahkan tak sempat mengucapkan terima kasih pada pamannya karena sudah merawatnya , ia belum meminta maaf karena sudah merepotkannya. Ia bahkan belum pernah memanggilnya dengan kata 'ayah'.
Mimi merasa sesak didadanya, ia kesulitan bernafas. Ia butuh melepaskan semuanya. Mimi menarik nafas satu-satu.
***
Lucas sedang berlari ke arah Mimi saat pria itu akan menembaknya. Namun ia terhenti ketika melihat orang yang dipanggil paman oleh Mimi sudah berada di depannya.
Lucas menatap nanar pada tubuh orang itu yang bercucuran darah. Sudah pasti ia sudah tak bernyawa.
Ia melihat Mimi menghampiri pamannya yang tergeletak diam.
Lucas merasa hatinya ngilu melihat keadaan Mimi sekarang, ia seperti kesulitan bernafas.
Lucas memberikan aba-aba pada Daniel yang masih di dalam mobil di belakangnya.
Ia sendiri menghampiri Mimi yang sudah terlihat sangat menyesakkan di dadanya. Ia tahu perasaan itu, perasaan menuntut untuk membunuh, untuk membalaskan dendam.
Mimi menatap tajam laki-laki yang menyebabkan ini semua. Dengan cepat Lucas menutup mata Mimi, menahan tubuhnya untuk bergerak maju.
Mimi masih mengambil nafas satu-satu. Lucas merasakan tubuh Mimi bergetar hebat di depannya.
"Ssshh,, kumohon tenang lah Velvet. Everything's gonna be fine." Ucap Lucas berusaha menenangkan Mimi.
Entah sihir apa yang Lucas gunakan, Mimi merasa ia tidak lagi kesulitan bernafas.
Merasa Mimi sudah sedikit tenang, Lucas membalik tubuh Mimi dan menciumnya lembut penuh perasaan. Mimi terhanyut, ia menangis dalam ciuman Lucas.
Mimi memeluk Lucas kuat. Seakan jika tidak, tubuhnya akan terjatuh. Semua ini terlalu menguras emosinya, Mimi lelah. Ia tak peduli lagi dengan apapun.
Lucas memberi sinyal pada Daniel.
Booom... Booom.. Boom..
Mimi melepas ciumannya, ia melihat kearah pasukan The Villianz yang sudah tak terlihat disana. Ia melihat besarnya kobaran api di belakangnya dan beberapa atap gedung di sekitarnya yang ikut terbakar.
"I got your revenge, Little Miss." Ucap Lucas dengan senyum puas di bibirnya melihat hasil karya nya.
Mimi tersenyum kearah Lucas. Ia tak peduli lagi dengan The Villianz, tempat mengabdinya sudah tidak ada disana. Tak ada alasan ia tinggal.
Seperti ketika ia melihat pamannya ketika menyelamatkannya dulu. Kini Mimi merasa Lucas menggantikan tempatnya.
Ia memeluk Lucas pelan. "Terima kasih." Ucapnya pelan.
"Everything for you, my dear." Ujar Lucas yang membawa flashback pada paman Mimi yang selalu mengatakan itu. Ia tersenyum mendengarnya.
Lucas membalas pelukan Mimi, akhirnya ia bisa mendapatkannya. Tak akan kulepaskan lagi, batin Lucas.
Setelah beberapa lama, Mimi melonggarkan pelukannya dan masih terdiam melihat jasad pamannya. Perpisahan dengan pamannya sangat buruk di ingatannya.
Lucas merangkul Mimi, dan mencium puncak kepalanya.
"Ayo pergi. Kita perlu mengurus pemakaman paman mu dengan baik."
Ucap Lucas."Kita? Apa hubunganmu dengannya?" Tanya Mimi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomanceMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...