Mimi terkekeh mendengarnya, "Benarkah? Kalau begitu kau harus menjaga dewi ini baik-baik oke." Ucap Mimi sambil menepuk kepala Q lembut, karena Q yang berperan sebagai backup kali ini.
"Baik kak." Jawab Q dengan tegas.
Mimi terkekeh melihatnya, Q memang satu angkatan di bawahnya dan satu tahun lebih muda darinya. Itu membuat Mimi gemas melihat polosnya agent muda ini.
Now, it's time to revenge, batin Mimi.
***
Kini Mimi sudah di dalam bar. Ia melihat Daniel sudah memasuki bar, ia disambut oleh seseorang. Karena pencahayaan yang minim, Mimi belum bisa mengidentifikasi secara pasti siapa yang menyambut Daniel.
Ia berjalan mendekati Daniel dan menghampiri seorang pria yang duduk dekat dengan Daniel. Ia berlagak seperti jalang untuk tidak menimbulkan kecurigaan.
"Apa kau sendiri tuan? Ingin kutemani?" Tanya Mimi pada lelaki yang ia hampiri. Dengan sesekali melirik ke belakang pria tersebut.
Namun, kini ia makin tak bisa melihat wajah orang yang berbicara dengan Daniel karena ia membelakangi Mimi.
Ketika Mimi ingin mendekat untuk mendengar pembicaraan mereka, tak disangkanya mereka langsung masuk ke ruang private.
"Cih." Mimi berdecak lidah kesal karena terlambat.
Ia pun pergi meninggalkan pria yang masih mabuk sendiri berbicara entah apa. Mimi memilih duduk didepan salah seorang bartender sambil menunggu Daniel keluar dari ruangannya.
Mimi tak bisa gegabah. Ia sedang dalam misi tim, jika melakukan dengan caranya yang biasa itu akan membahayakan tim nya.
"Got a problem, miss?" Tanya bartender yang memberikan minumannya.
"Nah, just a complicated." Jawab Mimi.
"So, you here for refreshing?" Tanya nya lagi.
"Well, something like that." Jawab Mimi. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.
"You want me to make you refresh?" Tawar bartender itu dengan mengedipkan matanya pada Mimi.
"Oh boy, trust me. You can't." Jawab Mimi tersenyum.
"Kau terlalu meremehkanku, miss. I'm Zack by the way." Ucap Zack sambil memberikan minuman pada Mimi.
"Lia." Jawab Mimi singkat. Ia bingung memilih nama yang harus dikatakannya.
'Punya terlalu banyak nama ternyata merepotkan.' Batin Mimi.
"Velvet, what are you doing there? Where is the target?" Suara Grey keluar dari earphone mininya.
"Mereka masuk ke dalam ruangan, apa kau menyuruhku bunuh diri mengikuti mereka kesana?" Jawab Mimi kesal. Ia tak suka diatur dalam melakukan sesuatu.
"Kau bilang apa, Lia?" Tanya Zack yang mendengar Mimi berbicara.
Mimi terkejut, karena ia tak sadar menjawab Grey dengan terlalu keras.
"No, nothing. Just a daydream." Jawab Mimi asal.
Tidak terdengar lagi suara Grey, sepertinya dia juga tidak mau ambil pusing.
Setelah beberapa lama basa-basi dengan Zack, Mimi melihat dari sudut matanya Daniel keluar dari ruangan tersebut.
Mimi belum berani menatapnya langsung karena itu akan terlihat mencurigakan. Ia masih belum mendapatkan penglihatan clear mengenai orang di depan Daniel.
Mimi memperhatikan dengan tetap berpura-pura memainkan minumannya. Mereka melewati Mimi.
Mimi menajamkan telinganya mendengar percakapan mereka. Namun apa yang di dengarnya, malah membuat dirinya menegang tak percaya.
"I'll do my best for that...
...Mr. Lucas." Terdengar suara Daniel mengatakannya.
Membuat Mimi terdiam tak berkutik, kini ia tak berani melakukan apa-apa. Ia takut jika itu benar Lucas dirinya akan dalam bahaya dan juga akan menyulitkan tim nya.
Mimi sedikit ragu jika itu benar-benar Lucas yang ia kenal atau bukan. Nama Lucas bukan cuma 1 di dunia ini, pikir Mimi.
"You must Daniel, because if you don't, you'll die."
Jleb, kini Mimi merasa habis di tusuk 2 kali. Itu suaranya, suara yang ia kenal, suara yang membisikkan kata cinta di telinganya. Seseorang yang ia tinggalkan di masa lalu.
Oh god, your world is too small for me. Batin Mimi.
TO BE CONTINUED..
JANGAN LUPA VOTA YA GUYS..
Thank you so much for you that have been voting.. My story goes to rank 559 in Romance because you all.. Love you guys..
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomansaMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...