25 - Dating?

5K 234 5
                                    

"Apa kau masih bisa mengatakan itu, setelah membuat ini semua?" Ujar Mimi kesal menunjukkan lehernya yang memerah di beberapa tempat.

"Hehe, itu bonus hukuman karena sudah meninggalkanku waktu itu." Ujar Lucas sambil terkekeh.

Entah sejak kapan mereka kembali akrab seperti ini. Mimi lupa niat membunuhnya dan Lucas bersyukur bisa menjinakkan Mimi.

***

Mimi menatap tajam pada Lucas kesal karena mempermainkannya. Tapi ia tidak memungkiri dalam hati ia senang melihat Lucas tak membencinya.

"Belum puas melepas rindunya? Sini." Ujar Lucas melihat Mimi memandangnya, ia menarik Mimi kedalam pelukannya.

Mimi tidak menolak, ia sangat merindukan aroma pria ini. Selama sebulan ia memilih untuk tidur sedikit mungkin untuk mencegah membayangkan aroma ini.

Mimi hanya bisa tertidur ketika ia benar-benar lelah. Kini dalam dekapan pria ini, ia rasa dirinya bisa tertidur kapan saja.

Kemudian terdengar suara Sean membersihkan tenggorokannya. Niat Mimi membunuhnya memang sudah menurun, bukan berarti ia tidak akan membunuhnya.

Mimi mendorong tubuh Lucas untuk menjauhinya dan mengabaikan Sean. Ia segera berjalan menuju A dan Q sedang kan Lucas membantu Sean untuk berdiri.

Mimi segera memeriksa keadaan A dan Q.

"Kalian baik-baik saja? Berbaringlah. Aku akan memeriksanya." Ujar Mimi lembut yang langsung dianggukkan oleh A dan Q.

Mereka berbaring di hadapan Mimi dan dengan telaten Mimi memeriksa seluruh tubuh mereka. Ia sangat khawatir saat melihat bawahan Lucas menghajar mereka tadi.

Ia menekan tulang rusuk Q dan ia meringis, Mimi menduga tulangnya sedikit retak. Mimi mendelik pada Lucas yang baru saja ikut membaringkan Sean.

"Lihat apa yang kau lakukan pada mereka, issh." Ucap Mimi.

"Lihat apa yang kau lakukan padanya." Jawab Lucas meniru cara bicara Mimi.

Mimi melirik Sean sejenak.

"Itu belum seberapa untuk pengkhianat. Aku terlalu halus melakukannya." Ucap Mimi tanpa melihat Sean, ia sibuk mengurus A dan Q.

"Hey, kau tidak boleh terlalu kasar padanya. Jika bukan karna dia, kita tidak akan bertemu kau tahu?" Jawab Lucas membela Sean.

Mimi terdiam sejenak, apa yang dikatakan Lucas benar tapi tetap saja tangan Mimi masih gatal untuk merobek leher itu.

"Jika bukan karenanya, aku tidak perlu bertemu denganmu, tidak perlu merusak rekor keberhasilanku dan tidak perlu membunuhnya." Jawab Mimi sarkastis.

Lucas menarik tangan Mimi agar ia melihatnya.

"Apa segitu buruknya bertemu denganku? Padahal kau mendesah kuat ketika bersamaku." Ucap Lucas sambil tersenyum miring.

Mimi merasa panas di pipinya, ia malu di depan juniornya terlihat seperti ini. Ia pun memukul tangan Lucas.

"Apa kau bisa menjaga mulutmu?" Ujar Mimi.

"Bisa asal kau yang menjaganya." Jawab Lucas dengan senyum manisnya. Membuat Mimi bingung.

"Aku? Apa maksudmu?" Tanya Mimi.

"Seperti ini." Lucas segera menarik tengkuk Mimi dan mencium lembut bibirnya. Mimi membelalak tak percaya.

"Kau gila? Pasukanku melihatnya bodoh." Jawab Mimi sambil mendorong jauh Lucas.

Lucas terkekeh melihat Mimi yang malu-malu seperti ini.

"Biarlah mereka melihat, biar ada motivasi nyari pacar. Hahaha." Kata Lucas diiringi tawa. Ia tertawa lepas membuat Mimi tersenyum melihatnya.

"Apa kalian pacaran?" Terdengar suara Q yang membuat semua orang melihat kearahnya. A yang sedari memang penasaran menganga tak percaya Q berani mengatakannya di depan Lucas.

"Hell no." Jawab Mimi.
"Of course." Jawab Lucas.

TO BE CONTINUED..

Jangan lupa vote ya guys.. makin banyak vote, makin semangat updatenya..

Play With Me, Boys.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang