Kini Mimi melihat siapa yang menahan tangannya, seseorang yang ia kenal. Dengan wajah datar ia melepaskan tangan Mimi.
Mimi merasa ia lebih terkejut daripada saat Lucas menciumnya.
"G..Grey??" Ucap Mimi tak percaya. Grey memang sedang memakai topi, tapi Mimi bisa melihat jelas siapa itu.
"Ah, perkenalkan dia salah satu anak asuh ayahku. Sean Mcgrath. Atau yang lebih kau kenal agent Grey." Ucap Lucas yang menyempurnakan kebingungan Mimi.
"Kau double agent?" Tanya Mimi dengan tatapan datar, matanya menggelap.
***
Mimi kalut, ia kembali seperti saat melakukan misi individu nya. Sedetik mengetahui Grey adalah mata-mata dari mafia ia tak bisa memaafkannya.
Melihat Grey yang hanya tertunduk, Mimi tahu jawaban dari pertanyaannya. Dia pengkhianat.
Sekarang tak heran kenapa ia mengajak Mimi dalam misi track and report sederhana. Tak heran Lucas ada disini, Tak heran pula Lucas mengetahui tentang dirinya. Bahkan kemungkinan besar, penyebab kegagalan pertamanya adalah Grey sendiri.
Lucas memperhatikan Mimi dan memberi kode kepada Sean atau Grey untuk menjauh. Namun Mimi tak tinggal diam.
Ketika Sean melangkahkah kakinya untuk berbalik, Mimi dengan cepat menarik pisau di paha kirinya dan melemparnya kearah Sean dan tepat mengenai lengan kirinya.
Tak menunggu Sean merespon, Mimi menyerang cepat kearahnya dengan pisau ditangan kanannya. Sean terlambat merespon dan menggores panjang di dadanya. Darah bercucuran di dada Sean, namun Mimi tak menunjukkan tanda peduli sedikitpun.
Lucas memperhatikan kagum, ini pertama kalinya ia melihat Mimi serius dalam membunuh. Ia sendiri tak yakin bisa menyaingi kecepatan Mimi.
Ketika Mimi akan mengakhirinya dengan tusukan tajam di lehernya Lucas dengan cepat menembak pisau ditangan Mimi.
Mimi berhenti sejenak, pandangan beralih dari Sean yang hanya meringis sambil memegangi dinding untuk menumpu tubuhnya. Sayatan di dadanya tampak dalam terlihat dari darah yang sangat banyak di bajunya. Padahal ia memakai baju cukup tebal, namun Mimi merobeknya dengan sekali sayatan.
Mimi melihat kearah Lucas tetap dengan tatapan membunuhnya. Mimi yang sekarang tak bisa ditahan sebelum menyelesaikan mangsanya.
"That's enough. You're gonna kill him like that." Ucap Lucas berusaha menenangkan Mimi, sepertinya ini ide buruk membongkar identitas Grey, pikirnya.
"So what? That's exactly what I want to do now. So fuck off, you jerk." Jawab Mimi datar tak berekspresi.
Inilah Mimi sebagai agent yang sebenarnya, misinya hanya satu membunuh. Tak ada lagi bekas goyah di matanya, tak ada perasaan dalam setiap perkataannya.
Lucas tidak suka melihat Mimi yang seperti ini. Ini bukan Mimi yang ia kenal, ia menyukai Mimi yang imut, lugu dalam percintaan. Mimi yang menikmati pembunuhan lah yang ia cari bukan manusia tanpa perasaan seperti ini.
"Let him go, or they'll die." Ucap Lucas sambil menunjuk kearah A dan Q.
Tatapan Mimi sedikit melunak sekarang. Masalah ini tidak perlu melibatkan mereka berdua. Ia melirik Lucas kembali.
"Let them go, I'll let him go." Ujar Mimi, kini ia sedikit mulai kembali ke dirinya semula.
"Apa kau sedang bernegosiasi sekarang?" Tanya Lucas, melihat Mimi melunak.
"Huh, ini tidak akan menarik jika hanya seperti ini." Mimi menarik pisau yang masih menancap di lengan Sean tanpa sedikit pun ragu-ragu. Ia bahkan tak peduli Sean yang meringis kesakitan.
Ia melemparkan pisaunya kearah Lucas dan ia mengambil pisau di pinggang Sean.
"Tak usah libatkan mereka. Ayo lanjutkan, pertarungan yang tertunda dulu." Ujar Mimi memasang kuda-kudanya.
TO BE CONTINUED..

KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomanceMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...