"Where?" Tanya Mimi tertarik, mengingat ia belum tahu apa yang bisa ia lakukan disini.
Varrel mendekati Mimi, dan berbisik di telinganya.
"Somewhere" Ucapnya sambil menghembuskan nafasnya di telinga Mimi, membuat jantung Mimi berdetak lebih cepat dari biasanya.
***
Mimi ragu untuk menerima tawaran mereka. Ia bingung, apa tujuan mereka mengajak perempuan sepertinya.
Keempat laki-laki tersebut terlihat seperti contoh-contoh "Mr. Popular" nya kampus. Ia curiga pada mereka.
"Wait, kenapa kalian mengajakku? Apa tujuan kalian?" Tanya Mimi curiga. Sikap agent nya membuat dia memiliki kewaspadaan tinggi.
"Tentu saja kami mengajakmu. Kau sudah menarik perhatian kami, ditambah visualmu yang sangat mendukung." Ucap Evan.
"What? Kau bercanda? Bagaimana mungkin aku menarik perhatian, sepertinya aku sudah sangat tidak menarik sekarang." Ucap Mimi polosnya.
"Tidak menarik? Apanya? Wajahmu cantik, kulitmu mulus ditambah kau yang memakai pakaian yang sangat memamerkannya. Kau sudah lebih dari menarik. Kau tidak sadar, semua laki-laki akan menatap nafsu gadis sepertimu dan perempuan lain menatap iri padamu." Jelas Ricky panjang lebar.
Mimi kaget, jadi itu maksud tatapan orang-orang yang dari tadi memperhatikannya. Betapa bodohnya dia, berniat untuk tidak diperhatikan malah jadi pusat perhatian.
"So, will you come?" Tanya Ricky sekali lagi.
Mimi bingung, jika ia ikut maka ia akan makin dikenal. Tapi menghindar pun percuma.
"Oke, but if it's not suit my taste. I'll go, okay?" Jawab Mimi memutuskan.
"Okay, percayalah kau tak akan bosan." Ucap Evan bersemangat.
Ricky menarik lengan Mimi tapi ia langsung dipelototi oleh ketiga temannya yang lain.
"Ups, my mistake.hehe" Ricky segera melepaskan tangan Mimi dan berjalan keluar diikuti yang lain. Mimi membuntuti di belakangnya.
Mereka berempat berjalan di depan Mimi membicarakan sesuatu.
"Jadi, ketempat siapa?" Tanya Evan.
"Kita tidak tahu apa yang akan menarik perhatiannya. Tempat Varrel saja, kita bisa melakukan apa saja disana." Jawab Dave.
Yang lain mengangguk setuju, "oke kan?" Tanya Dave kepada Varrel meminta izin.
"Okay, gak masalah. Toh percuma buat ngga kepake." Jawab Varrel.
Mereka sepakat ketempat Varrel. Dan segera menuju mobil masing-masing. Varrel menyadari Mimi hanya diam saja dibelakang mereka. Ia pun mensejajarkan langkahnya dengan Mimi.
"Kenapa diam saja? Ditengah-tengah laki-laki seperti kami seharusnya kau tidak akan bisa diam. Emang lo nerd apa?" Tanya Varrel.
Mimi memutar bola matanya,
"First, aku diam karna aku ngga mau makin menarik perhatian orang-orang yang mengenal kalian. Second, gue bukan nerd jadi mending lo ngga usah banyak tanya. Bikin ga mood." Jawab Mimi."Ahahaha, kau menarik." Ucap Varrel.
Sekali lagi Mimi merasa de javu dengan perkataan Varrel yang mirip sekali dengan perkataan Lucas.
'Shit, what's wrong with me lately. To thinking about that guy.' Batin Mimi.
Banyak ia mendengar kata-kata orang yang sama tapi kenapa ketika terkait Lucas ia langsung mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
RomanceMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...