7. Raja PHO

11.7K 817 4
                                    

Verga memasuki rumahnya yang nampak masih sepi.

"Ma?" Panggil Verga.

Lina, Mama Verga menyahut dari belakang rumah. Wanita di akhir tiga puluh itu sedang berkebun. Memetik cabai yang berwarna merah.

"Sudah pulang? Mama kira kamu sampai malam di sana." Lina masih sibuk memetik cabai berwarna merah terang itu.

"Nggak jadi, tadi aku cuma datang aja ke sana." Verga ikut memetik cabai dan beberapa tomat yang warnanya sudah memerah. Mamanya memang sangat suka berkebun, halaman belakang rumahnya dijadikan kebun kecil. Ada pohon cabai, tomat, seledri, sawi, kangkung dan masih banyak lagi.

"Ajak ke rumah dong."

"Nanti Ma. Dia nanti datang ke rumah buat latihan basket." Verga meletakan tomat dan cabai yang masih segar itu ke keranjang.

"Cantik nggak?"

"Namanya juga perempuan pasti cantik Ma." Ucap Verga malas. "Mama juga cantik."

Lina tertawa pelan. "Kamu nggak usah gombal ke Mama. Nggak mempan, Mama bukan cewek yang sering kamu PHP-in."

"Aku nggak pernah PHP sama cewek Ma."

"Kamu emang nggak PHP, cuma kasih harapan doang ke cewek, terus di tinggal." Lina membawa keranjang yang sudah dipenuhi beragam sayur itu ke dalam. Mencucinya di wastafel.

"Itu sama, Ma." Verga bersandar di meja, menatap Mamanya yang mencuci tomat dan cabai.

"Iya, iya. Kalau dia mau datang bilang ke Mama. Biar Mama masak." Lina mengelap tangannya dengan serbet.

"Iya Mama ku." Ucap Verga gemas. "Aku ke kamar dulu, Ma." Setelah Lina mengangguk.

Kamar Verga berwarna biru tua dengan langit-langit berwarna putih, ada lampu gantung kecil. Kasur king, meja belajar, ruang tamu kecil, bahkan dia mempunyai Walk in closet.

Verga melempar tasnya ke atas sofa, merebahkan dirinya disamping tas.

Drtt...Drtt...Drtt...

Zara :

Sayang, kamu kenapa cuek banget sih?

Verga mendengus setelah membaca pesan singkat itu. Cuek? Bahkan dirinya tidak pernah peduli pada Zara.

Zara sekarang memang berstatus pacar Verga, tapi itu hanya di depan. Sebenarnya Verga hanya ingin mempermainkan cewek itu. Apalagi saat itu cewek berparas cantik itu berpacaran dengan Bara. Dan Verga suka merebut pacar orang. Katakan saja dia brengsek tapi, Verga tidak peduli.

Me :

Gue pengen putus. Dan julukan lo cewek boneka.

Send.

Setelah pesan itu terkirim Verga segera beranjak dari posisinya. Mengambil handuk yang tergantung di pintu lemarinya, kemudian bergegas mandi.

Raja PHO?

Verga ingin tertawa karena julukan itu. Siapa yang membuat julukan itu? Apa Verga sejahat itu? Tidak. Bukan sengaja atau hanya ingin meningkatkan popularitas dengan mengambil pacar orang, tapi entahlah.. Rasanya menyenangkan mengambil milik orang lain. Rasanya bahagia. Katakan saja Verga itu aneh atau apa tapi itu nyatanya.

Jujur dari semua mantan Verga tidak ada satupun yang serius. Verga hanya menjadikan mereka kesenangan. Pernah Verga serius tapi semua hancur. Hancur yang membuat Verga seperti ini. Gadis itu, gadis itu. Hanya gadis itu yang bisa. Verga tidak yakin ada yang bisa memuat jantungnya berdetak tidak karuan selain gadis itu. Hanya gadis itu yang bisa.

VersusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang