31. Jawaban Yang Mencengangkan

7.3K 518 1
                                    

Karena kejadian tadi siang membuang Verga mendadak bisu, sampai sekarang. Bahkan sampai melupakan jika hari ini mereka harusnya belajar bersama.

Susan berada di taman dekat rumahnya, ini sudah pukul lima sore dan Susan belum ingin pergi dari tempatnya sekarang.

Lagipula dia ada janji dengan seseorang yang ia yakin tau tentang semua kejadian yang terjadi.

"Sori, macet." Susan menoleh, tersenyum kecil saat melihat Rizky yang mengenakan baju santai. "Jadi, ada apaan?" Rizky duduk di samping Susan yang menghela nafas pelan.

"Lo tau nggak kalo Sheva bakal punya Ayah baru." Susan melirik Rizky yang mengangguk pelan. "Dan lo tau nggak kalo calon Ayah baru Sheva pernah ada di rumah Verga?"

Rizky mengangguk paham. "Jadi lo udah tau?"

"Tau apa?" Susan sepenuhnya menatap Rizky yang menatap lurus dengan pandangan melayang. "Lo teman Verga dari lama, kan? Lo pasti tau sesuatu."

Rizky menatap Susan. "Percaya nggak kalo gue bilang Ayah Verga itu adalah calon suami Mamanya Sheva."

Susan mengerjab. "Apa?"

Rizky mengangguk. "Awalnya gue juga bingung, gimana bisa Om Irfan bisa kenal dengan Tante Ava, yang notabenya Mama Sheva. Dan ternyata Om Irfan itu mantan pacar Tante Ava waktu kuliah. Sayangnya Tante Ava di jodohkan dengan orang lain, dan akhirnya Om Irfan menikah dengan Tante Lina, dan hadirlah Verga. Gue tau cuma sampai di situ aja."

Susan mengigit bagian dalam pipinya. "Gue merasa ada yang aneh gitu, tapi nggak tau apa."

Rizky mengangkat bahu. "Sebaiknya kita tanya langsung, apalagi pernikahan orang tua Sheva di percepat."

"Apa?!" Susan melotot kaget. "Kapan?"

"Bulan depan. Sebelum ulangan kenaikan kelas."

Susan menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi kayu yang ia duduki, rasanya semua terlalu mengagetkan. "Oke, makasih. Gue cuma mau tau aja."

Rizky mengangkat bahu. "Kalau gue dapat info lagi gue bakal bilang ke elo." Rizky beranjak. "Bye."

Susan mengangguk, membiarkan Rizky bersama motornya menghilang dari taman.

***

Hari ini Susan berangkat bersama Brian. Alasanya karena Verga masih menghilang, bahkan Susan sempat ke rumah Verga tapi cowok itu tidak ada. Bahkan tidak ada lampu rumah cowok itu yang menyala, tidak ada orang di rumah Verga.

Susan menatap orang-orang yang tampak berbisik-bisik sambil menatapnya. Susan menatap dirinya sendiri, apa ada yang salah? Perasaan tidak ada yang salah. Rambutnya juga sudah ia rapikan sebelum masuk ke dalam sekolah.

Tiba di depan pintu Susan di kagetkan dengan Sheva yang menatapnya tajam dengan Rizky yang berada di belakang cewek itu. Menahan bahu Sheva.

"Gue nggak nyangka lo nusuk gue dari belakang." Nafas Sheva tampak memburu. "Gue kira lo teman gue!"

Susan mengerutkan kening bingung, tidak mengerti apa maksud Sheva. "Apa sih?"

Sheva tertawa sinis, menepis tangan Rizky yang hendak menahannya.

"Lo suka sama Rizky? Bilang, San! Bilang jangan nusuk gue dari belakang!"

"Lo ngomong apa sih? Gue nggak ngerti." Susan menatap jengah Sheva yang menuduhnya. "Gue nggak suka sama pacar lo. Buat apa gue suka sama Rizky."

"Dengar, kan? Aku nggak ada apa-apa sana Susan." Rizky menarik tangan Sheva yang hendak mendekat pada Susan yang masih berada di luar kelas.

"Omong kosong!" Sheva menepis tangan Rizky kasar. Dia menatap Rizky tajam. "Kita putus!"

VersusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang