8. Baik

11.4K 761 1
                                    

Pagi menjelang, setelah selesai memakai sepatu. Verga mengambil roti bakar yang sudah di buat Mamanya.

"Ma, Verga berangkat!"

Verga terhenti saat baru memakan satu gigitan roti bakar miliknya. Kenapa dia jadi ingat pada gadis itu?

Kacang.

Ternyata Mamanya membuat roti bakar kacang. Verga tersenyum kecil, berbalik ke dalam rumah menemui Mamanya.

"Eh, kok belum berangkat?"

"Ma, nanti teman aku datang. Dia suka sama kacang."

Lina tersenyum geli, jadi anaknya berlari dari luar hanya untuk memberitahukan hal ini padanya.

Dengan gemas, Lina mencubit pipi Verga. "Iya, Sayang. Nanti Mama bikinin kue kacang."

Verga tersenyum lebar. "Oke, aku berangkat Ma." Verga mencium tangan Lina.

Setelah Verga pergi, Lina tertawa. "Anak itu."

***

Susan menggosok matanya. Masih sangat mengantuk, tapi tidak mungkin kembali kerumah jika sekarang dirinya sudah berada di depan gerbang sekolah. Tadi malam ia sama sekali tidak bisa tidur, setelah berbincang singkat bersama Ayahnya, Brian mengajaknya menonton film The Doll.  Brian mengejeknya karena berteriak tidak jelas. Brian tidak tau jika Susan itu tidak suka boneka, apalagi yang modelnya seperti yang ada di film itu. Menyeramkan.

Tin!

Susan tersentak saat suara klakson motor mengagetkannya. Sambil mengelus dada Susan berjalan ke pinggir.

"Lo ngapain di depan gerbang? Kayak penunggu gerbang aja." Verga adalah orang yang tadi mengklakson Susan.

"Nggak." Jawab Susan ketus, sudah terlanjur kesal karena dikagetkan, walau salahnya juga sih berdiri di tengah gerbang.

"Main jalan aja." Verga mensejajarkan langkahnya dengan Susan. "Ngambek?"

Susan berdecak kesal. "Apaan sih?!"

"Sabar, lo kenapa? PMS?" Susan mendelik, tangannya melayang ke wajah Verga menabok pipi cowok itu agak kuat.

"Sakit oi!" Pekik Verga sambil memegang pipinya. "Lo kenapa sih?"

"Gue lagi bad mood ih! JANGAN GANGGU!" Susan meninggalkan Verga yang mengelus pipinya.

"Sarap tuh cewek." Gumamnya.

"Oh, jadi gara-gara cewek itu kamu minta putus sama aku? Padahal aku bela-belain buat putus dari Bara?" Zara bersedekap.

"Apaan sih lo?" Ketus Verga.

"Kamu putusin aku cuma buat cewek ganjen itu?"

Verga menatap tajam Zara. "Lo kali yang ganjen, udah tau punya pacar masih nempel ke gue." Verga tersenyum sinis. "Lo itu yang nggak bisa pertahankan perasan elo! Jangan salahkan orang lain!"

"Verga!" Zara berteriak karena cowok itu tidak mendengarkan apa yang diucapkannya malah berjalan meninggalkannya di depan gerbang.

***

"Pagi," sapa Bu Ratih.

"Pagi, Bu!"

"Hari ini kita akan belajar kelompok, dan juga ibu tidak bisa lama-lama masih ada urusan. Kalian pilih satu kelompok 4 orang, perempuan dua laki-laki dua. Supaya tidak bermain. Kalian ibu beri tugas untuk ke tempat bersejarah dan menceritakan sejarah dari tempat yang kalian kunjungi. Di kumpulkan minggu depan." Bu Ratih tersenyum. "Selamat pagi."

Setelah Bu Ratih keluar, Sheva duduk menghadap ke Susan. "Kita mau sama siapa?"

Susan tersenyum, jahil.

VersusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang