Esok paginya, aku terbangun oleh suara alarm yang sangat menyebalkan. Setelah sholat subuh, aku mengeluarkan tas ransel kesayanganku dan memasukkan beberapa pasang baju serta perlengkapan menginap lainnya. Selesai mempack barang yang tidak terlalu banyak itu, aku berjalan menuju kamar mandi dan bersiap diri.
Setelah semua rapi, aku mencabut sambungan charger hp-ku dan memasukkan charger kedalam tas. Setelah memastikan semuanya sudah dimasukkan, aku berjalan keluar kamar menuju garasi. Setelah memasukkan tas kedalam bagasi, aku memanaskan mesin mobil.
Selama memanaskan mesin, aku kembali kedalam rumah dan menuju dapur. Berhubung hari ini adalah hari sabtu, jadinya bunda tidak membuat sarapan. Jadilah aku hanya memakan beberapa buah apel, sebelum akhirnya berangkat ke rumah Deby. Berhubung aku keluar jam 6 lewat, jalanan tidak terlalu padat. Selama perjalanan aku menghidupkan musik di radio mobil.
Tak sampai 1 jam aku sudah tiba di depan rumah Deby. Setelah memarkir mobilku disamping pagar rumahnya aku pun memencet bel yang tersedia didepan pagarnya.
"Boy.. gue didepan.." ucapku ketika telponku tersambung. Karena malas menunggu lama, akhirnya aku menelponnya
"Iyaa.. gue udah denger suara mobil lu tadi.. ini gue lagi jalan.." balasnya dan ketika itu juga pintu rumahnya terbuka dan menampakkan sosok wanita karir yang tomboy tetapi tidak mengurangi kecantikannya.
"Udah siap??" tanyaku ketika dia sudah berdiri di depanku
"Menurut lu??" tanyanya balik tanpa menjawab pertanyaanku
"Udah dong.. hehehe" jawabku dengan cengiran. Dengan wajah datarnya Deby berjalan melewatiku menuju kearah dimana mobilku terparkir
"Ayuk ah.. ntar keburu macet banget.." ajaknya ketika kami baru saja memasuki mobil. Dengan cekatan aku menghidupkan mobil dan kami langsung melaju menuju tujuan berikutnya
"Oh iya.. bilangin ke Ikun sama Pongki.. tunggu di lobby aja.. jadi nanti pas kita datang biar langsung naik aja.. gak perlu nunggu-nunggu lagi.." ucapku ketika kami baru memasuki jalan tol
"Oke.." ucapnya dan mengambil hpnya yang kemudian menelpon Rezka
Selama perjalanan menuju hotel, keadaan didalam mobil tidak bisa hening. Ada saja yang kami lakukan. Yang duet bernyanyi, yang saling mengejek, hingga berebut channel radio. Setelah melaju kurang lebih 1 jam di jalanan, akhirnya kami tiba di lobby hotel. Karena sebelumnya mereka sudah diberitahu, ketika kami tiba di lobby hotel, mereka sudah menunggu didepan dan tinggal memasukkan tas mereka kebagasi dan kami pun melaju ke tujuan akhir, yaitu Puncak
Berhubung belum ada yang sarapan, akhirnya kami memutuskan untuk sarapan di salah satu rumah makan begitu keluar dari hotel. Selama makan pun kami tidak bisa diam. Ada saja yang kami bicarakan. Mulai dari bisnis hingga kehidupan pribadi. Selesai sarapan, kami kembali meluncur menuju tujuan akhir.
Walaupun tujuan utama kami adalah Puncak. Namun begitu kami tiba di Bogor, kami mampir sebenar di Tajur, pusat berbelanja murah. Kami puas-puaskan berbelanja disana. Sambil belanja kami mencari konsep baru untuk bisnis cafe bersama kami. Selesai jalan-jalan di Bogor, selanjutnya kami menuju Bandung. Wisata kuliner dan belanja kembali terjadi. Kami mencoba hampir semua cafe yang ada di Bandung. Melihat konsep yang sedang trend dan menu-menu baru yang nantinya akan kami terapkan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Selesai makan malam, kami kembali melaju menuju cottage Rezka di Puncak. Walaupun terjebak macet dan kegiatan lainnya, akhirnya kami tiba disana jam 10 malam. Sesampainya kami disana, segera kami menurunkan barang bawaan dan barang belanjaan kami dan membawanya kedalam cottage. Tak ada habis-habisnya kami bercerita, saling meledek, bahkan saling menjahili satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Blues (END)
Romance"apakah dia akan menjadi cinta sejati sekaligus suamiku?" adalah apa yang aku pikirkan setelah menerima lamaran dadakannya malam itu, tapi semakin ku pikirkan semakin aku menjadi takut akan pernikahan. sanggupkah aku menjalani perjalanan menuju kes...