Hari ini rencananya adalah mencari catering makanan untuk acara nanti, namun sepertinya hal tersebut bisa dilakukan oleh Mas Rio seorang diri. Pagi hari ketika menjemputku, Mas Rio ikut mengantarkan Rei ke sekolahnya yang cukup membuat Rei menyukainya. Menurut Rei, Mas Rio termasuk kedalam golongan gentleman yang sangat dikagumi olehnya.
"Nanti nyari kateringnya mas aja yaa.. soalnya kan kamu harus kembali ke butik untuk fitting baju.. maaf mas gak bisa nemenin kamu di butik.. tapi pulang kantor nanti mas anterin kamu dulu ke butik baru ke catering yang di saranin oleh Tori.. gimana?" Tanya Mas Rio ketika mengantarku ke kantor.
"Owhh.. oke dehh kalau gituu... sampai ketemu sore nanti yaa.." jawabku dan kami berpisah.
Kegiatan hari ini kugunakan untuk menyusun ulang hati dan pikiranku. Aku tidak bisa lagi membohongi diri dengan perasaan sendiri. Aku jatuh cinta. Itu adalah hal paling pasti yang bisa kukatakan pada diriku sendiri. Sedangkan mengenai sikap Mas Rio kemarin itu entahlah, aku memang sudah memaafkannya tapi aku menolak untuk melupakan wajah wanita kurang ajar itu. Aku memiliki firasat kalau dia akan menjadi semacam masalah untuk masa depanku.
Sorenya Mas Rio kembali menjemputku dan sesuai rencana dia mengantarku ke butik lalu langsung pergi menuju tempat catering yang disarankan oleh Tori sebelumnya. Kegiatan fitting baju ini berjalan cukup lancar, karena memang tidak terlalu menuntut banyak perhatian dan tanpa lama-lama selesai begitu saja.
"Auntyy.. kenapa gak jemput Rei dulu? Jadinya Rei pulang sama om Egi kann.." ucap Rei di seberang telpon ketika aku bersiap untuk pulang.
"Maaf Rei.. tapi Aunty lagi ada kegiatan lain, jadinya gak sempet jemput kamu.. besok Aunty jemput yaaa.." balasku dan dia kembali mengeluarkan jurus-jurus andalannya ketika sedang kesal.
Butuh waktu cukup lama untuk menyenangkan kembali hati Rei dan bertepatan dengan kembalinya keceriaan Rei, Mas Rio menjemput.
# # #
"Rin.. untuk proyek minggu depan lu udah dapet jadwalnya kan?" Tanya Dhani ketika aku sedang mengetikkan kerjaan ku.
"Yang di Jakarta kan? Kalau gak salah gue tukeran jadwal sama Dito.." jawabku sambil mengingat-ingat jadwal kerjaku.
"Ohh.. berarti lu sama timnya Dion dong?? Gue kira kita satu tim lagi.." ucap Dhani
"Sepertinya sih gitu.. bentar gue liat dulu jadwalnya.." sahutku kemudian melihat jadwal proyek sekaligus tim yang bertanggung jawab.
"Benerkan.. lu bareng timnya Dion.." ucap Dhani tepat dibelakangku. Sepertinya dia ikutan melihat jadwal tersebut.
"Weh.. kalian mau makan siang bareng gak??" Tanya Yudha saat kami sudah mengobrolkan hal lainnya.
"Bolehh.." sahut kami berdua dan melangkah menuju kantin yang berada di luar gedung.
Kami mengobrolkan banyak hal mengenai kerjaan minggu ini dan minggu depan. Selesai makan siang kami kembali ke kantor. Entah sedang sial atau beruntung, aku mendapatkan revisi untuk laporanku minggu ini. Alhasil aku terlambat pulang. Biasanya Mas Rio akan berisik kalau aku tidak memberitahunya kegiatanku seharian ini. Tapi entah kenapa sejak siang tadi dia tidak ada menghubungiku sama sekali. Bahkan pesanku sejak tadi siang tidak dibalasnya.
"Ihss.. ini orang kemana sih?? Dari tadi gak ada kabar.." dumelku ketika berjalan menuju lobi.
"Napa lu Rin??" Tanya Yuda yang ikutan turun bersamaku
"Au nihh.. dihubungi dari tadi gak ada balesan.. giliran gue yang ngilang aja dicariin.." jawabku masih mendumel.
"Mungkin dia lagi sibuk kali...makanya gak sempet ngubungi lu.." balas Yuda mencoba untuk menenangkan diriku yang mulai kesal.
"Mungkin aja sihh.. tapi gak biasa-biasanya nih orang kayak gini.. biasanya juga dia yang gak bisa nahan buat ngasih kabar kok.. ampe annoying banget.." dumelku yang mendapat kekehan ringan dari Yuda
"Yaudah.. terus gimana sekarang? Pulang sama siapa lu??" Tanya Yuda ketika kamu sudah tiba di lobi.
"Naik taksi palingan.. tapi pulang jam segini sama aja bunuh diri cuy.." jawabku sambil melirik jam di tangan
"Iya juga sih.. yaudah gimana kalau kita melipir dulu ke mall terdekat.. sekalian makan malam.. gue udah lapar nih.. gara-gara banyak revisi.." ajak Yuda yang langsung kusetujui.
"Weh.. kalian mau kemana??" Tanya Dion yang bertemu dengan kami di parkiran
"Ke mall deket sini.. yang beda arah pulang.. biar gak kena macet.." jawab Yuda saat aku membuka pintu mobil.
"Wehh... ikut dongg.. gue juga lagi males pulang nihh.. macet gila kalau jam segini.." ucap Dion yang langsung kami setujui.
"Yaudah.. lu ikutin aja dari belakang yaa... kalau ketinggalan langsung aja ke mall GG.." ucap Yuda dan kami langsung melaju menuju mall tersebut.
つづく
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Blues (END)
Romance"apakah dia akan menjadi cinta sejati sekaligus suamiku?" adalah apa yang aku pikirkan setelah menerima lamaran dadakannya malam itu, tapi semakin ku pikirkan semakin aku menjadi takut akan pernikahan. sanggupkah aku menjalani perjalanan menuju kes...