Bab 47

980 73 6
                                    

"Sayangg... ayokk cepetan.." seru Mas Rio di Senin pagi ini.

"Iyaa sabarr.." balasku dari dapur. Sedikit aneh dengan panggilannya yang asing itu.

"Rinn buruan.. nanti siang jangan lupa control ke rumah sakit ya.." seru Bunda dari ruang depan, tempat yang sama dengan Mas Rio.

"Iyaa bun.. tenang aja.. udah buat janji juga dengan dokternya kok..." ucapku dan segera pamit ke kantor bersama Mas Rio.

"Mas.. sejak kapan manggil sayang??" tanyaku tidak bisa menahan rasa penasaran.

"Sejak hari ini... mau mulai biasain diri buat manggil kamu itu.." jawabnya santai

"Kenapa tiba-tiba?? Kemarin masih manggil nama deh.."

"Yaa pengen ajaa... udah lama sihh sebenarnya.. cuman baru berani sekarang..."

"Anehh.."

"Oh iya undangan udah siap.. tinggal di sebar.. gimana?? Mau nyebar bareng atau masing-masing?? Teruss jadwal pre wedd juga udah di kabari sama Tori, rencananya hari Jumat besok... pulang kerja langsung aku jemput dan kita langsung ke studionya Tori.. gimana??" tanyanya

"Hmmm.. bolehh.. untuk undangan kapan bisa mulai di sebar??"

"Besok.. mas bawa sekalian jemput kamu.. gimana??

"Okeeyy... Rin kerja dulu ya mas.." pamitku sebelum turun dan memasuki kantor.

"Rinnnn.. gue denger kemarin lu kecelakaan yaa.." seru Kak Putra begitu aku memasuki ruangan

"Gak usah teriak-teriak kakk... lagian tahu dari mana???" tanyaku setengah menutup telinga

"Beritanya hebohh di grup tahu gakkk... lu kemana aja dari kemarin??" balasnya dan langsung mendudukkanku di kursi terdekat. Disekelilingku sudah di penuhi oleh kerumunan yang kepo.

"Santaii brohh.. hari sabtu gue seharian di rumah.. hari minggu gw jalan.. jadi gak baca grup... maaf yaa.." ucapku mencoba meredakan amukan massa

"Teruss luka lu gimana?? Aman?? luka yang di proyek??" pertanyaan Dion kembali memacu adrenalin massa di sekitarku.

"Hahh??? Jelaskann Rin.." perintah Kak Putra tanpa bisa ku tolak

"Gak ada masalah kok kakk.. kecelakaan di proyek itu cuman kecelakaan kecil.. lukanya gak seberapa.. cuman goresan ajaa.. Tanya aja sama Dion dan Roy.. gak masalah kokk.. teruss kecelakaan selanjutnya itu kecelakaan motor.. kalau itu gue no comment, karena gue sendiri gak inget apa yang terjadi..." terangku sedikit menutupi kenyataannya, berusaha untuk tidak memperpanjang cerita. Aku sudah cukup lelah dengan semua kejadian ini.

"Yaudah kalau gitu, hari ini lu pulang cepet.. gue denger dari Rio juga lu mau control ke dokter kan??" Tanya Mba Yuli menutup mulut semua orang yang ingin protes terhadap sikap cuekku.

"Iya mbaa.. rencana pas makan siang memang mau izin bentar terus balik lagi.. tapi kalau dikasih izin sihhh gak usah balik lagi lah yaaa.." ucapku setengah bercanda

"Huhh.. udah mulai bisa bercanda.. berarti udah sehat.. yaudahh hari ini gue kasih keringanan.. besok mulai kerja full lagi yaa.. oh iyaa undangan kapan datang??" lanjut Mba Yuli yang di susul keriuhan lainnya.

"Besok insyaallah mba... gak usah ributt lah.."jawabku semakin membuat suasana riuh.

Suasana yang riuh tersebut terhenti ketika Pak Yusuf meminta kami untuk kembali focus pada pekerjaan masing-masing. Mulailah pagi yang ribet dan penuh dengan berkas-berkas tersebut. Di seling pekerjaan, Mba Yuli sempat beberapa kali menengok ke kubikelku untuk mencek keadaanku. Setiap dia melakukankannya aku hanya menjawab aku baik-baik saja, padahal sejak tadi aku tidak bisa focus pada pekerjaanku. Entah kenapa perkataan wanita ular itu terus terngiang di otakku tanpa bisa kucegah. Tanpa bisa dicegah otakku terus memikirkan kejadian-kejadian buruk lainnya yang mungkin terjadi.

Aku berusaha untuk tetap focus pada pekerjaanku dan menyelesaikan pekerjaanku untuk hari ini sebisaku agar tidak menumpuk besoknya. Saat mengerjakannya, aku mendapatkan sebuah pesan singkat dari nomer yang tidak kukenal. Penasaran aku membuka pesan tersebut dan menyesal telah membukanya.

'Hei Bitch.. hope you die soon, or ignore your engagement.. choose one' isi pesan tersebut dengan kalimat bercetak tebal dan berhuruf besar.

'Huhh.. mood gue ancur.. kenapa sihh nih cewek peduli banget sama hubungan gue dan Mas Rio?? Sebenarnya apa yang diincarnya??' pikirku sambil mengunci kembali hpku dan tiba-tiba keinginan untuk mencari tahu siapa dia muncul.

Kubuka aplikasi instagram di hpku dan mulai mencari namanya. Awalnya aku tidak tahu mau mencari kemana, namun entah kenapa instingku berkata untuk mencari di pertemanan Mas Rio. Langsung saja ku buka akun Mas Rio dan mencari nama wanita itu, dan benar saja aku langsung menemukan akun wanita itu. Sekali klik aku langsung beralih ke akun wanita itu yang ternyata di kunci. Kesal aku membanting hpku dan menimbulkan kericuhan sesaat.

つづく

My Wedding Blues (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang