Bab 21

1.5K 64 0
                                    


Hari ini adalah hari pertama aku kembali bekerja di perusahaan setelah 2 minggu kemaren aku keluar kota. Tentu saja kalau sudah begitu banyak hal yang harus kuurus dan perbaiki. Hari ini dimulai dengan rapat mingguan di pagi hari. Untung saja aku tidak terlambat, kalau aku terlambat dihari ini bisa-bisa gajiku dipotong dan itu adalah neraka. Rapat mingguan ini berlangsung aman dan damai, tidak ada kendala berarti yang menyulitkan. Presentasi tentang tinjauan lapangan pun berhasil dengan sukses.

Selesai rapat pagi,kami kembali ke ruangan masing-masing untuk kembali kerutinitas sehari-hari. Saat jam makan siang, kembali aku diseret oleh Dito karena keasyikanku bekerja dan kami makan dengan anak-anak divisiku di kantin. Kami makan dengan heboh, bahkan lebih heboh dari meja anak divisi manajemen bahkan sekretaris yang isinya orang heboh. Banyak yang kami bicarakan, apalagi beberapa dari kami baru pulang dari perjalanan tugas. Sehingga banyak cerita lucu dan seram yang terjadi selama bertugas yang patut untuk diceritakan ulang. Kejadian seperti ini memang tidak terjadi setiap saat. Namun setiap kejadian seperti ini terjadi tidak ada satupun dari kami yang mengelak untuk mendengar apalagi mentertawakannya. Hal seperti inilah yang membuat divisi kami sangat dekat dan terasa seperti bersama keluarga.

Selesai makan siang yang menghebohkan kantin tersebut, kami kembali ke kegiatan kami, ada yang kembali keruangan, ada yang ke divisi lain, bahkan ada yang izin pulang duluan. Hingga akhirnya waktu pulang pun tiba. Dengan santai aku merapihkan kembali meja kantorku dan menyapa semua yang masih tinggal dikantor sebelum akhirnya aku berjalan menuju mobil tercinta.

Perjalanan pulang terasa sangat cepat dan setibanya di rumah tidak ada kejadian apapun yang luar biasa, semuanya berjalan seperti biasanya. Sampai rumah menyapa orang rumah, masuk kamar, rapih-rapih, mandi, turun kebawah, bantuin bunda masak, makan malam, nonton bentar, masuk kamar, bersiap tidur, tidur. Kegiatan sehari-hari yang bisa dibilang monoton. Tapi itulah kegiatanku kalau tidak ada hal spesial yang terjadi.

# # #

Pagi ini aku berangkat bareng Rio, karena dia dengan rajinnya menjemputku dan mau mengantarkanku ke kantor. Perjalanan yang dulu terasa mencekam, kini mulai membaik, dia mulai bercerita tentang kegiatannya hari ini, dan akupun demikian. Mungkin lebih tepatnya dia lebih banyak mendengar ceritaku. Aku menceritakan tentang keluargaku dan pekerjaan masing-masing. Sesampainya dikantor aku segera turun sebelum hal-hal aneh yang iya-iya terjadi. Setelah melambaikan tangan kearah pengemudi, Rio langsung melajukan mobilnya menuju kantornya sendiri.

Padahal kantor dia terletak berlawanan arah dengan kantorku tapi dia tetap ngotot untuk mengantarku pagi ini. Untunglah karena hal itu aku tidak terlambat pagi ini. Dengan santai aku menjalani rutinitas kerjaku dan tanpa terasa waktu kerjaku telah selesai. Kali ini aku berada di Jakarta selama 3 minggu yang kami rencanakan untuk memaksimalkan persiapan pernikahan kami nanti.

Sambil menunggu Rio menjemputku aku mendengarkan musik sambil memainkan game di lobi perusahaan. Tak lama kemudian Rio datang dengan pakaian lengkapnya, kemeja putih yang sangat pas di badannya tersebut diselimuti jas semi formal berwarna hitam yang membuatnya terlihat sangat tampan. Belum lagi dasi yang sengaja dilonggarkan itu mengantung santai dilehernya. Kali ini aku kembali bersyukur masih bisa hidup untuk melihat makhluk tuhan paling seksi ini. Melihatnya berjalan kearahku membuatku hampir meneteskan air liur dan membuatku seperti maniak. Tapi untungnya aku masih bisa mengatasi hal tersebut.

"Maaf lama nunggu ya??" tanyanya sambil mengacak rambutnya. Gosh.. bisakah dia berhenti bertindak seksi dan liar seperti itu.. jantungku tidak kuat menerimanya

"Oh.. gak kok.. aku juga baru keluar.." ucapku setengah bohong demi menutupi rasa grogi ini.

"Oke deh.. ayo pulang keburu malam.." ajaknya dan dengan seenak jidatnya dia menarik tanganku dan menggandengnya menuju mobilnya.

My Wedding Blues (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang