"Rin.. bangun yuk... udah pagi loh.." suara lembut itu menggelitik indra pendengaranku.
"Bentar lagi bun.. masih ngantuk.." gumamku pelan.
"Rinn.. sayang.. bangun dong.. kalau kamu gak bangun mas juga gak bisa bangun nih.." bisiknya tepat di telingaku dengan suara beratnya seperti menggodaku.
"Mas??" tanyaku kaget dan langsung duduk begitu saja. Dasar darah rendah, begitu duduk langsung pusing dan hampir jatuh lagi kalau tangan ini tidak menyangga badanku dengan cepat.
"Kamu gak apa-apa??" tanyanya panik langsung memeluk tubuhku
"Aman.. udah biasa.." jawabku santai dan kemudian langsung sadar akan situasi yang sebenarnya
"Kenapa mas tidur diatas?? Kemaren katanya tidur dibawah..." protesku setelah menjauhkan diriku darinya
"Ternyata lebih dingin dari dugaan.. jadi mas naik aja.. tapi yang meluk mas duluan kamu loh.." balasnya.
"Serius? Rin pikir Kei tiba-tiba muncul.. ternyata mas toh.. maaf yak.." ucapku ringan lalu kabur ke kamar mandi. Didalam kamar mandi aku membasuh wajahku yang setengah merah karena malu.
"Selesai sarapan kita langsung check out ya Rin.. kita jalan lagi.." seru Rio dari luar kamar mandi
"Kita mau kemana lagi?" tanyaku setelah membuka pintu kamar mandi
"Udah kamu siap-siap aja dulu.. biasanya cewek itu kalau mandi lama kan.." ucapnya sambil melemparkan handuk dan baju gantiku
"Ihss.. siapa bilang aku lama mandi.." gerutuku sambil menangkap lemparannya dan langsung kembali masuk kamar mandi.
Selesai mandi dan berpakaian lengkap aku keluar dari kamar mandi dan menemukan Rio sedang tidur-tiduran diatas tempat tidur. Dengan iseng aku melemparkan handukku kearah wajahnya dan berlalu begitu saja. Dia lalu bangkit dari tidurannya sambil mendumel dan mengacak rambutku lalu berjalan masuk kekamar mandi. Tak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi menggunakan baju yang sama denganku. Ya dia bukannya hanya membeli kaos couple tetapi juga membeli kemeja couple yang sekarang lagi kami pakai. Sebenarnya bisa saja aku memakai kemeja gantiku yang telah kusiapkan di ransel namun aku yakin dia tidak akan suka. Lagi pula dia tidak akan keluar dengan kemeja polos seperti itu saja. Didalam kemejanya dia menggunakan kaos oblong yang juga dibelinya kemaren. Ketika melihat penampilannya pagi ini, tidak akan terbayangkan kalau dia adalah orang yang sama dengan Fario Dewantara sang CEO perusahaan terkenal yang biasanya tegas dan keras itu. Penampilannya pagi ini sangat simple dan membuatnya terlihat lebih tampan dari sebelumnya.
Selesai bersiap-siap dan merapihkan belanjaan kami, kami keluar kamar dan sarapan di hotel tersebut. Selesai sarapan Rio langsung melajukan mobilnya menuju tujuan berikutnya. Untunglah pagi ini cuacanya cerah sehingga suhu udara tidak sedingin tadi malam. Walaupun tak banyak berbicara didalam mobil setidaknya suasana didalamnya sudah terasa sangat nyaman. Siaran radio dan obrolan-obrolan ringan menjadi sumber suara didalam mobil ini.
Sekitar 1 jam-an dari keberangkatan, kami telah tiba di sebuah ladang yang luas. Didepannya terdapat plang nama bertuliskan De Ranch. Sebelum turun saja aku sudah exited untuk memasuki tempat wisata ini. Menurut hasil googling yang baru saja kulakukan tempat ini sangat menarik. Setelah mobil terparkir, seperti biasa aku hanya disuruh membawa kamera sedangkan ranselku dibawa oleh Rio. Kami berjalan berdampingan menuju pintu masuk dan membayar tiket masuk. Setelah memasuki area, kami dibimbing menuju ruang ganti untuk berganti kostum menjadi seperti cowboy. Setelah keluar dengan mengenakan kostum terbaru kami, pesona Rio semakin menakjubkan. Apakah benar dia Rio yang selama ini menemaniku? Kurasa dia lebih tampan dengan kostum cowboy ini.
Kami bermain sepuas hati disini. Karena selain Rio tidak mendapatkan telpon dari siapapun yang berarti dia menjadi milikku seorang hari ini, arena bermain disini juga sangat menyenangkan. Kami mencoba beberapa kegiatan yang ada disini seperti berkuda, fun boat, flying fox, sepeda track, archery, dan riding out. Semua kegiatan sangat menyenangkan. Saat menunggang kuda yang memang disiapkan disini, aku awalnya sedikit ragu karena memang keseimbanganku sangatlah kacau, namun berkat bantuan dari Rio dan pawang kudanya aku berhasil menunggang kuda sendiri sebanyak 1 putaran. Selesai berkuda, Rio memutuskan untuk mencoba kegiatan lain yaitu fun boat. Selesai dengan fun boat, kami mencoba flying foxnya dan menyewa sepeda untuk mengelilingi arena.
Setelah lelah mencoba kegiatan tersebut kami memutuskan untuk istirahat disalah satu restaurant yang disediakan disini. Kami menikmati beragam kuliner seperti batagor, siomay, dan sosis bakar khas De'Ranch. Selesai menikmati santapan, kami melanjutkan ke kegiatan kami selanjutnya. Kini Rio menantangku untuk mencoba Archery atau kegiatan memanah. Awalnya kutolak, karena aku sama sekali belum pernah memegang panah maupun busur. Tapi berkat paksaan dari Rio, disinilah kami berada tempat archery. Setelah membayar untuk 10 anak panah, kami mengambil tempat. Awalnya aku hanya melihat bagaimana Rio melakukannya dan kemudian aku mencobanya. Dari 10 anak panah yang diberikan, yang berhasil terbang lurus hanya 2 dan itupun tidak mengenai target sama sekali. Payah sekali diriku ini.
Setelah selesai mentertawakan kepayahanku, kami beralih ke tempat kegiatan lainnya. Kali ini Rio mengajakku untuk menunggangi kuda keluar dari De'Ranch. Aku sih iya iya aja, soalnya untuk berkuda setidaknya basic-nya aku sudah mengerti dan paham sehingga tidak mungkin untuk mempermalukan diriku sendiri di sini. Setelah membayar biaya penyewaannya, kami mulai menunggangi kuda tersebut ke jalur yang telah disediakan. Selama 60 menit batas waktu yang diberikan aku dapat menungganginya dengan aman, walaupun beberapa kali kudaku ngambek gak mau jalan dan harus dibimbing oleh pawangnya. Benar-benar deh aku gak jago untuk masalah seperti ini.
Selesai berkuda dan menikmati waktu di De'Ranch, kami memutuskan untuk makan siang di floating market. Disini pun banyak foto yang kuabadikan. Kalau saat di De'Ranch kebanyakan foto individu kami berdua yang terpotret baik candid maupun berpose, di floating market ini kami lebih banyak selfie berdua. Aku merasa lebih dekat dengan Rio melalu perjalanan ini. Selesai makan siang kami melaju menuju tujuan terakhir kami hari ini yaitu Kebun Begonia.
Di Kebun Begonia memang hanya menyajikan pemandangan kebun bunga yang berisi banyak sekali bunga tetapi yang mendominasi adalah bunga Balinea, bunga khas pulau Bali. Setelah membayar tiket masuk kami langsung menikmati pemandangan penuh bunga tersebut. Kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam hanya untuk memotret pemandangan dan kegiatan kami disini. Setelah lelah bermain kami memutuskan untuk pulang kembali ke Jakarta.
"Udah puas mainnya??" tanya Rio saat kami berada diperjalanan pulang
"Puas banget.. makasih ya mas.." jawabku dengan wajah penuh senyuman. Liburan kali ini benar-benar membuatku puas.
"Kalau ada foto yang bagus cetak aja.. kita buat album jalan-jalan.." sarannya saat aku melihat-lihat hasil jepretan 2 hari ini.
"Oke.." sahutku masih melihat-lihat hasilnya.
Tidak ada foto yang jelek liburan kali ini. Semua fotonya terlihat bagus dan menakjubkan. Entah kenapa aku merasa seperti dapat menemukan banyak moment yang pas untuk kuabadikan. Setelah puas melihat-lihat hasil poto tersebut aku meletakkan kamera yang sudah berada didalam tasnya tersebut ke kursi belakang dan menemani Rio menyetir. Tidak mungkin kutinggal tidur atau kucuekin saja dia disaat dia sedang menyetir seperti ini. Tak lama kemudian kami tiba di rest area sebelum pintu tol Jakarta. Kami memutuskan untuk mengisi bensin dan makan malam disini. Semua berlalu begitu cepat. Perjalanan pulang kali ini berlalu begitu cepat. Tahu-tahu saja kami sudah tiba didepan gerbang rumahku. Padahal tadi kami baru selesai makan malam. Ketika melihat jam di daskboard mobil barulah kusadari kalau sekarang sudah jam 9 malam dan itu cukup larut untuk pulang kerumah.
Setelah berpamitan dengan keluargaku yang ternyata sudah pulang, Rio pamit pulang padaku karena besok dia harus menghadiri rapat di pagi hari. Setelah berjanji akan menjemputku besok pagi dijam biasa dia berlalu pulang. Sedangkan aku langsung memasuki rumah dan meletakkan oleh-oleh yang kubeli di dua tempat terakhir didapur dan memasukkannya kekulkas, lalu menaruh baju kotorku ke kamar cuci dan berkumpul bersama keluargaku yang sudah menungguku untuk bercerita. Setelah menceritakan garis besar perjalanan liburanku selama 2 hari ini, aku kembali kekamar dan tertidur.
つづく
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Blues (END)
Romance"apakah dia akan menjadi cinta sejati sekaligus suamiku?" adalah apa yang aku pikirkan setelah menerima lamaran dadakannya malam itu, tapi semakin ku pikirkan semakin aku menjadi takut akan pernikahan. sanggupkah aku menjalani perjalanan menuju kes...