Bab 54

1.1K 101 8
                                    

'Dear Fario Dewantara,

Dengan pesan ini, aku ingin menyampaikan perasaanku sekaligus menantangmu dalam sebuah permainan petak umpet. Ku akui, perasaanku padamu sangat dalam dan tidak memiliki kesempatan untuk berpaling darimu. Inikah yang kamu inginkan sejak malam itu kamu melamarku secara random? Atau kamu memang berencana untuk mengkhianatiku diakhir cerita ini? Entahlah, tanpa tahu apa maksudmu aku terjatuh dalam jebakan manismu dan tidak bisa berkutik melepaskan diriku.

Banyak pertanyaan yang sangat ingin ku tanyakan padamu tapi aku takut akan jawabanmu. Siapa wanita itu? Kenapa kamu membiarkannya kembali ke kehidupanmu? Apa kamu merasa kalau rasa sukamu padaku tidak sedalam rasa cintamu padanya? Kenapa kamu memilihku saat itu? Kenapa kamu bersikap baik padaku? Kenapa kamu membuatku jatuh cinta padamu? Kenapa kamu marah ketika aku terluka? Kenapa kamu marah ketika tahu aku pernah memiliki rasa pada lelaki lain yang mungkin saat ini masih memikirkanku? Kenapa kamu seperti itu? Kenapa semua pertanyaan kenapa ini terus terngiang di otakku tanpa bisa ku utarakan? Kenapa aku merasakan cemburu padamu padahal aku tidak tahu apakah kamu akan menerima dan memberiku rasa yang sama?

Yaa kurasa kamu pun tahu kalau aku sudah jatuh cinta padamu entah sejak kapan. Mungkin saat kita jalan-jalan berdua ke Bandung waktu itu, atau mungkin lebih awal dari itu, ketika kamu menyusulku ke Sawahlunto dan menemaniku ke pernikahan salah satu sahabatku. Aku jatuh cinta padamu tanpa dasar, sehingga sikapmu siang itu atau bahkan saat kamu membawa wanita itu ke acara keluargamu sangat menyakitiku lebih dari pada saat Rama menyakitiku.

Karena itu, kuputuskan untuk pergi dari kehidupanmu. Karena sepertinya aku tidak cukup special dimatamu dan kehadiranku pun tidak berarti di hidupmu. Tapii.. jika kamu merasa aku cukup special dan cukup berarti bagi hidupmu, kamu merasa tidak bisa hidup tanpaku, merasa kalau pernikahan kita yang tinggal menghitung hari itu bukanlah sekedar permainan bagimu, find me.

Cari aku dengan segala cara yang kamu punya, tanpa melibatkan keluargaku atau teman-temanku. Karena mereka tidak akan membantumu. Batas waktunya adalah akhir minggu ini. Kalau kamu berhasil menemukanku, kamu menang dan aku kalah. Tapi kalau kamu gagal menemukanku dalam tenggat waktu itu berarti kamu kalah dan aku yang menang. Taruhannya adalah pernikahan kita. Kalau kamu menang, aku akan menikah denganmu seperti rencana awal kita dan itu menandakan kalau kamu benar-benar sayang dengan ku dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Tapi kalau kamu kalah dan aku menang, maka jangan berharap kamu akan melihatku didalam hidupanmu kedepannya, aku akan menghilang dari hidupmu dan meneruskan kehidupanku dengan rasa patah hati ini. Jangan khawatir aku sudah terbiasa dengan rasa pahit dan sakit ini berkatmu, jadi melalui hidup dengan rasa ini kurasa tidak masalah. Saat kamu kalah jangan pernah menyalahkan dirimu dan hiduplah bahagia dengan dia.

Sooo... lets start the game..

Truly loving you : Airin Hermawan'

Kukirimkan pesan singkat itu melalui fitur SMS yang sudah sangat jarang digunakan oleh orang-orang modern. Selesai mengirim pesan tersebut, dengan lincahnya aku memblock semua hal tentang dia. Instagram, WA, no telpon, Twitter, dan semua kontaknya dari hpku dan melanjutkan kegiatanku.

Selama didalam pesawat aku berencana untuk tidur dan memulihkan tenagaku, namun rencana hanyalah sebatas rencana. Aku sama sekali tidak bisa memejamkan mataku dan mengistirahatkan otakku. Pikiranku berkecamuk dan membuatku tetap terjaga yang membuatku lelah.

Sesampainya di bandara kami langsung menuju hotel untuk meletakkan barang-barang kami sebelum akhirnya menuju lokasi proyek untuk perkenalan singkat sekaligus briefing dengan pekerja disana. Selesai perkenalan & briefing, kami kembali ke hotel untuk istirahat sebelum akhirnya besok memulai pekerjaan. Malam ini aku kembali tidak bisa tidur dengan tenang. Disatu sisi aku penasaran dengan reaksi Mas Rio akan pesanku itu, namun disisi lainnya aku takut untuk mengetahui fakta kalau dia tidak mencariku seperti yang kuharapkan. Perang pikiran dengan hati ini menyebabkanku tidak bisa tertidur dengan lelap dan kerap membangunkanku, hingga akhirnya aku memutuskan untuk membuka laptop dan bekerja ataupun menonton untuk mengalihkan pikiran ini.

Keesokan harinya, aku mendapatkan chat dari teman-temanku yang menanyakan keberadaanku. Mencari aman aku tidak memberi tahu mereka dimana aku berada namun memberitahu mereka kalau aku akan tetap datang di hari pesta Icha dan Ojan akhir minggu nanti.

"Woiii lu dimana??" tanya Deby saat aku sedang istirahat di lokasi proyek

"Hatimu~" balasku sedikit main-main

"Seriuss woiii..." celetuk Rezka

"Seriusss... gue lagi kerjaa makanya gak di Jakarta.." balasku lagi

"Minggu gini kerja juga ke??" tanya Icha dengan logat khasnya

"Yoiii demi kelangsungan dompet.. wkwk" balasku diimbangi oleh stiker ketawa

"Tapi ke datang kan ke acara ku minggu ini??? Awas aja kalau ke gak datang.." ucap Icha dengan dibarengi stiker kesel

"Selowww... gue pasti datang kok... sayang seragamnya yang udah lu kasihh..."jawabku sebelum akhirnya focus kembali ke pekerjaan.

Selesai jam kerja, fokusku kembali menghilang digantikan oleh rasa khawatir dan penasaran yang semakin membunuhku. Rasa itu terus menggangguku hingga menyebabkanku tidak bisa tertidur dengan lelap dan berkualitas. Hal itu terus terjadi sampai hari terakhir inspeksi. Efek samping dari rasa itu adalah kurangnya kualitas tidurku yang menyebabkanku kurang waspada terhadap sekelilingku. Sehingga banyak luka-luka gores kecil muncul di badanku dan kurangnya asupan oksigen didalam darahku.

Aku mengantuk, tapi tidak bisa memejamkan mataku bahkan untuk sejenak. Setiap memejamkan mataku mimpi buruk itu kembali datang. Mimpi dimana Mas Rio lebih memilih wanita itu dan pergi meninggalkanku dengan patah hati yang sangat menyakitkan ini. Beberapa kali aku tetap memaksakan diri untuk tidur namun karena berulang kali gagal, akhirnya aku menyerah untuk tidur dan memaksakan badan serta otak ini untuk bekerja tanpa henti. Setidaknya ketika bekerja aku tidak perlu memikirkan apakah dia mencariku atau tidak.

つづく

My Wedding Blues (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang