Selama perjalanan aku berusaha untuk tidak memikirkan perubahan suasana hati Rio yang masih belum bisa kutebak. Sesekali dia sangat lembut dan manis sehingga membuatku terlena dan jatuh dalam perangkapnya. Namun disisi lain dia bisa sangat dingin dan begitu tidak berperasaan seperti belakangan ini yang membuatku bingung dan sedih. Tapi kucoba untuk tetap berpikir positif tentang hal ini. Mungkin saja dia lagi banyak kerjaan dan membuatnya stres dan banyak alasan lainnya yang dapat membuatnya bersikap dingin seperti ini.
Setibanya di sekolah Rei aku melihat segelintir anak berlarian dilapangan sekolah. Suasana sekolah sudah mulai sepi menandakan kalau aku terlambat menjemput Rei. Dengan sedikit cemas aku berjalan menyisiri lorong kelas untuk mencarinya. Untung saja aku segera menemukannya sedang duduk termenung di depan kelasnya. Dia duduk diatas undakan yang sepertinya dimaksudkan sebagai bangku yang terlapisi oleh semen.
"Hei jagoan.. sory ya aunty telat jemput.." ucapku ketika sudah berada disampingnya. Kini aku pun berposisi sama dengannya.
"Lama.. hampir aja aku pulang bareng temen yang lain.. tapi aku baru ingat aku belom hapal jalan ke rumah.." ucapnya dengan wajah cemberutnya
"Maaf deh.. tadi aunty ada urusan sama calon om kamu.. jadinya telat deh jemput kamunya.." balasku kembali meminta maaf sambil menggandeng tangannya dan berjalan menuju mobil
"Kenapa gak jemput bareng dia aja??" tanyanya ketika kami sudah sampai didepan pintu mobil
"Dia lagi sibuk.. tadi aja buru-buru gitu.." jawabku sambil menutup pintunya
"Yah.. kok gitu sih.. atau jangan-jangan dia selingkuh lagi Aunt.. gak bisa dibiarin tuh kalau selingkuh..."
"Hush.. kamu ini kok ngomongnya gitu sih.. lagian dapet darimana kata-kata selingkuh itu ha??" ucapku sambil mencubit pipinya
"Tadi aku denger percakapan guru di lorong.." jawabnya polos saat aku memasangkan seatbeltnya
"Waduh.. tapi emang kamu ngerti artinya??"
"Ngerti dong.. kalau di Inggris namanya affair kan??"
"Waduh.. kamu udah ngerti ternyata... hahahaha"
"Ihh... Kenapa ketawa Aunt?? Itukan jelek.. harusnya Aunty ingetin calon om itu supaya dia gak selingkuh.."
"Udah-udah.. gak usah dibahas lagi.. lagian calon om kamu itu lagi ada kerjaan makanya dia buru-buru gitu.. "
"Oh.. kalau itu sih bisa dimaklumin.. tapi kalau ampe dia bikin Aunty kesayangan Rei nangis.. liat aja dia bakalan Rei hukum.." ucapnya dengan serius. Entah kenapa aku hanya bisa tertawa mendengar keseriusan versi polosnya itu.
"Oh iya.. kita makan siang dulu ya.. abis itu Aunty anterin kamu ke rumah sakit.. mama kamu udah sehatan.." ucapku ketika kami berhenti disalah satu lampu merah menuju kafe
"Makan dimana Aunt??" tanyanya seratus persen penasaran
"Udah kamu liat aja nanti.." jawabku penuh teka-teki yang menyebabkannya semakin penasaran.
Sebagai anak yang besar di Inggris terutama London menyebabkannya menjadi lebih cepat dewasa daripada anak seusianya. Menjadi lebih cepat tanggap terhadap perubahan sekitarnya, seperti bahasa dan teknologi. Memang benar dia masih kelas 3 sd tetapi kemampuan dia menanggapi percakapan lebih cepat dan tanggap dibanding anak seusianya. Dia memang anak yang jenius.
"Nah..kita udah nyampe deh.. ayuk turun.." ucapku setelah aku memarkirkannya di tempat parkir kafe.
"Rainbow Caffe Book?? Nama yang aneh.." komentarnya ketika membaca nama kafe ini
"Kamu adalah orang kesekian yang meledek nama kafe ini dan bakalan jadi yang kesekian juga yang merasa beruntung pernah makan disini.." ucapku menanggapai komentarnya itu
![](https://img.wattpad.com/cover/126124033-288-k389435.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Blues (END)
Romance"apakah dia akan menjadi cinta sejati sekaligus suamiku?" adalah apa yang aku pikirkan setelah menerima lamaran dadakannya malam itu, tapi semakin ku pikirkan semakin aku menjadi takut akan pernikahan. sanggupkah aku menjalani perjalanan menuju kes...