"Airinnn.... sholat subuh dulu..." seru Deby membangunkan tidur malamku. Dengan perlahan aku membuka mataku dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan bersiap untuk sholat subuh.
Selesai sholat subuh aku kembali bergelung didalam selimut hangatku. Namun kenyamanan itu tak bertahan lama karena suara Leo yang menggema didalam kamar ini. Akhirnya dengan malas aku duduk diatas tempat tidur dan melihat kearah suara berisik itu. Didepan tv Leo dan Deby sedang berdebat ingin menonton apa. Deby yang ingin menonton berita pagi yang kuyakini 100% sebagai usahanya mengganggu Leo dan Leo yang ingin menonton acara kartun favoritnya di pagi hari. Sungguh perdebatan yang menarik. Tidak ada yang mengalah satu sama lain. Bahkan Deby yang seharusnya menyerahkan hak tv tersebut karena dia yang lebih tua pun tidak menggubris rengekan Leo yang sudah memekakkan telinga dipagi hari.
"Kasih aja sih Deb.. ntar emaknya marah aja.." gerutuku dari atas tempat tidurku
"Ante Lin.. Ante Eboy jahat.." rengek Leo sambil menghampiriku. Mau tak mau aku turun dari tempat tidur dan menggendongnya untuk menenangkannya.
"Sudah.. kamu kayak gak tahu Ante Boy kayak gimana aja..." jelasku yang kemudian kusesali. Anak sebesar dia tidak mungkin mengerti apa yang kuucapkan.
"Boy.. kasih aja sih.. lagian lu sok-sok-an mau nonton berita pagi.. kayak biasa nonton aja lu.." ucapku setelah Leo sedikit lebih tenang
"Biarin aja.. abisnya muka mau nangis Leo itu lucu tahu.." jawabnya masih dengan nada bercanda
"Huft... lu mah emang dasar dah.." gerutuku dengan nada pelan
"Ngomong-ngomong Ivon mana Deb??" tanyaku setelah Leo mulai anteng didepan siaran berita pagi
"Tadi sih katanya mau ngurusin bayi dia yang satu lagi.. jadi Leo dititipin ke kita deh.. berhubung Ikun juga lagi sibuk ngurus suami.. kan cuman kita doang yang single disini..." jawabnya santai sambil mulai mengganggu Leo kembali
"Udah ah.. jangan digangguin mulu.." ucapku sambil memukul tangannya yang akan mulai mengisengi rambut Leo
"Leo.. kita ketaman yuk.. jalan-jalan pagi hari.." tawarku pada Leo ketika aku mulai melihat gelagat tak tenang dari Leo
"Oke.." jawabnya dengan nada riang yang berlebihan. Ternyata benar prediksiku kalau Leo mulai bosan dengan berita pagi yang isinya politik semua.
Akhirnya aku, Deby dan Leo keluar dari kamar kami menuju taman belakang. Berhubung sekarang masih jam sarapan, akhirnya aku memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum jalan-jalan di taman hotel. Selesai sarapan yang tidak bisa diam itu, siapa lagi biang masalah kalau bukan perdebatan tidak jelas antara Deby dan Leo, kami berjalan beriringan menuju taman hotel yang terletak disamping gedung hotel itu. Leo berjalan diantara aku dan Deby dengan kedua tangannya menggandeng tangan kami. Selama berjalan pun aku sedikit kualahan dengan tingkah hiperaktive dari Leo. Ada saja yang dia lakukan. Mulai dari berjalan cepat sampai melompat menggunakan tangan kami sebagai penyangganya.
Akhirnya setelah melewati begitu banyak rintangan, bacanya tingkah Leo yang super unik ditambah keusilan Deby yang gak mau kalah, kami sampai juga di salah satu bangku taman. Setelah meminta Leo untuk tidak bermain jauh-jauh dari bangku tersebut, aku akhirnya bisa mengambil waktu istirahat yang sangat nyaman itu. Namun seperti sudah diduga sebelumnya, jika Leo bermain dengan Deby maka akan menghasilkan kehebohan luar biasa. Dua makhluk alien tersebut tidak pernah kehabisan ide untuk membuat kerusuhan. Ada saja yang dilakukan keduanya untuk membuatku sakit kepala. Untuk Leo mungkin aku akan maklum karena dia memang lagi di umur tidak bisa diam. Tetapi untuk kasus Deby, aku tidak pernah habis pikir kalau pola pemikiran dia akan sama dengan Leo. Jadi dua kombo itu sangat tidak sehat jika digabungkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Blues (END)
Romance"apakah dia akan menjadi cinta sejati sekaligus suamiku?" adalah apa yang aku pikirkan setelah menerima lamaran dadakannya malam itu, tapi semakin ku pikirkan semakin aku menjadi takut akan pernikahan. sanggupkah aku menjalani perjalanan menuju kes...