Bab 16

1.5K 64 0
                                        


"Rinnn buruann..." seru Deby dari arah pintu kamar dan aku dengan segera memasang wedges ku dan berjalan menyusulnya. Ya.. hari ini adalah hari pernikahan Icha dan Ojan, untung saja kakiku sudah sembuh dan aku bisa memakai wedges yang sengaja kubeli sebelumnya.

Seperti biasa kami pergi ke gedung tempat akad nikah dan resepsi dilangsungkan dengan dua mobil, Ojan dengan sengaja menjemput kami pagi ini dan mengantarkan kami ke gedung sebelum dia dipersiapkan. Sesampainya di gedung tersebut, kami yang cewek-cewek langsung diarahkan ketempat yang kuduga sebagai dressing room bagi mempelai dan teman-temannya. Selagi dimake up kami bergantian menjaga Leo dan Rendy. Selesai dimake up oleh profesional kami mengganti baju dengan baju yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk akad nikah kami memakain kebaya putih gading dengan bawahan berwarna coklat. Sedangkan untuk acara resepsi nanti kami akan menggunakan dress kebaya berwarna biru dengan campuran putih.

Selesai ganti baju kami langsung turun kebawah dengan membawa peran masing-masing. Ketika sudah berada di tempat kami menemukan para cowok yang menggunakan jas hitam sudah berdiri disekitar tempat akad dan kami menghampiri pasangan masing-masing. Saat seperti inilah Deby semakin dekat dengan Fahri karena dia tidak memiliki teman seperjuangan yang biasanya adalah aku. Tak lama kemudian ruangan mulai penuh dengan tamu undangan dan akad nikahpun dimulai. Untunglah akad nikah langsung sah dengan sekali pengucapan ijab. Sepertinya Ojan sudah menghapal kalimat ijabnya sehingga tidak mengalami kesulitan sama sekali.

Selesai dengan prosesi ijab qobul tersebut kami langsung bersiap untuk acara resepsi. Setelah berganti kostum kami segera menjalani tugas masing-masing. Deby dan Rezka bagian stand makanan dan aku, Ivon serta Retno dibagian penerimaan tamu. Sedangkan yang laki-laki kebagian menjaga Leo dan Rendy dan pekerjaan dadakan lainnya. Pesta resepsi berlangsung ramai dengan penampilan musisi dan penyanyi yang luar biasa. Seperti kebanyakan pesta pernikahan di SumBar, musik yang dinyanyikan tidak lain adalah lagu minang yang dengan irama cepat tetapi arti lagunya sangat sedih. Beberapa kali aku mendengar lagu yang kuketahui sebagai lagu orang ketiga, yang mendua, cinta bertepuk sebelah tangan dan lain sebagainya. Maka dari itu terkadang aku tertawa mendengar lirik lagu yang dinyanyikan.

"Yak.. selanjutnya kita akan mendengarkan beberapa lagu dari teman mempelai wanita.. kepada Rezka dan Airin silahkan menuju panggung" pemberitahuan itu membuatku syok.

"Ichaa.. gue kan gak bisa nyanyi.. kenapa lu nyuruh maju.." protesku ketika aku sudah berada didekat panggung yang berada tak jauh dari pelaminan.

"Udahlah.. maju aja dulu.. nanti kita nyanyi bareng ini nya.." ucap Rezka sambil kembali menyeretku.

Setelah berada diatas panggung Rezka langsung merequest kan lagu untuk kami dan begitu intro dimulai aku langsung tahu lagu apa itu. Lagu yang kami nyanyikan juga di pesta pernikahan Retno dan Ivon kala itu, Jatuh Bangun. Aku menyanyikan lagu tersebut dengan hati-hati sambil membaca lirik dari hp yang sempat ku search sebelumnya. Jika dulu aku menyanyikannya dengan sembarangan, kini aku menyanyikannya secara berbeda. Karena sekarang ada Rio yang duduk dekat sekali dengan panggung yang menontonku dengan wajah penuh senyum yang memiliki banyak arti didalamnya. Kahhhh sungguh memalukannn...

Selesai bernyanyi aku langsung turun tanpa mengindahkan panggilan Rezka yang ingin bernyanyi lagi. Dengan malu aku menuju tempat Deby di bagian makanan yang ternyata sudah berkumpul Retno dan Ivon disana.

"Cieee..." ledekan itu kembali terdengar dari mereka

"Berisik.. gue malu tahu gak.. kenapa si Icha mau banget gue nyanyi lah.." ucapku lesu sambil mengambil minuman

"Rin.. jahat banget lu ninggalin gue sendiri diatas panggung.." omel Rezka yang berjalan menuju kearahku

"Lagi kenapa harus lagu itu lagi sih.."

My Wedding Blues (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang