Bab 56 (RIO POV)

1K 95 7
                                    

Setidaknya satu masalah terlewati, keluarga itu tidak membenciku setelah ku beritahu alasan yang sebenarnya. Sekarang masalah selanjutnya adalah mencari wanitaku yang sangat pandai bermain itu. Kulajukan mobilku menuju satu-satunya tempat dimana aku bisa menemukan informasi tentangnya.

"Lexyy..." panggilku didalam bar yang sepi pengunjung itu.

"Apa sihh Yoo.. berisik dehh..." sahut sebuah suara perempuan yang sangat kukenal itu

"Gue butuh jasa lu.." ucapku ketika wanita yang sangat kukenal itu memasuki meja bartender.

"Lu butuh jasa gue buat apa nih?? Nyari motif Kate?? Kan udah gue kasih waktu itu..." celetuknya sambil bersender

"Nope.. gue butuh jasa lu buat nyari wanitaku..." balasku

"Wanita lu?? Si Airin?? Dia lari dari lu?? Bukannya acara kalian minggu depan??" serunya kaget

"Ehh seriusan lu Yooo... jangan main-main dehhh..." tiba-tiba sebuah suara lain terdengar

"Lahh ada lu Lex... ngapain lu disini??" tanyaku heran saat melihat Alex sahabatku sedang duduk tak jauh dari tempat dudukku

"Lexy kan saudara kembar gue... masa gue gak boleh ada di bar dia.." celetuknya.

Yaa Lexy atau Alexy adalah saudara kembar dari Alex yang mana adalah sahabatku. Hanya saja Lexy memiliki hobi yang sangat menguntungkan bagi kami para sahabatnya, yaitu seorang pencari info terakurat yang pernah aku kenal. Beberapa info terkait Kate ataupun Airin kudapat dari dia melalui Fahri. Biasanya Fahri yang akan memberikan pekerjaan pada Lexy, namun saat ini aku butuh cepat dan mendatangi Lexy seorang diri.

"Jadii.. wanita lu ini lari kemana??" tanya Lexy sambil menyodorkan cola kepadaku. Dia tahu kalau aku tidak minum alcohol dan dia menghargai itu.

"Gak tahu gue.. Lex lu tahu gak dia kemana?? Perusahaan lu lagi ada kerjaan ke luar kota gitu??" tanyaku pada Alex yang hanya duduk sambil sesekali meminum minumannya

"Nope.. gue gak tahu, karena gue gak terlalu mengurusi divisi dia sejak lu bilang gue gak boleh ngasih kerjaan berlebih pada calon lu itu.." jawabnya santai yang membuatku ingin meninju diriku di masalalu itu.

"Okeyy gue coba cari tahu... tapi kalau dia keluar kota lewat udara atau laut gue gak bisa ngasih info yg terlalu dalam, karena gw gak ada link untuk mengorek informasi dari 2 kendaraan masal itu..." ucap Lexy yang dengan lincahnya mengetik sesuatu di komputernya.

"Gue butuh info secepatnya yaaa..." ucapku sebelum berlalu dari bar itu.

"Ri.. gue butuh bantuan lu untuk mencari kemana Airin pergi.. lu cari tahu info dari temen-temennya atau apaa gituu.. gue butuh secepatnya yaa.." ucapku sebelum memutuskan sambungan telpon dan melajukan mobilku kembali ke rumah.

Sehari berlalu begitu saja tanpa ada informasi berguna terkait kemana wanitaku itu pergi, yang membuatku sangat frustasi dan melelahkan. Aku sama sekali mengabaikan waktu tidur dan makanku hanya untuk mencari kemana dia pergi. Tanpa terasa tiga hari terlewati begitu saja tanpa informasi apapun dan aku yang tidak bisa mengontaknya dari manapun.

"Yoo.. makan dulu gihh.. atau setidaknya bersih-bersih sanaa... udah kayak zombie aja tahu gakk..." ucap Bang Raka yang melihatku sibuk dengan telpon dan laptopku demi mencari wanitaku yang sangat pandai bersembunyi itu.

"Nanti dulu bang... sampai gue tahu dimana dia.." balasku masih terpaku dengan hp dan laptop.

"Bang... percuma aja abang nyari dengan pikiran semraut kayak gitu... abang udah gunain saran Rina belumm.." celetuk Rina membuatku berpikir sejenak.

"Saran yang mana??" tanyaku bingung padanya

"Kannn abang sih kalau udah kehilangan aja baru panik... masih ada sisa beberapa hari lagi sampai tenggat waktu berakhir.. coba ingat-ingat lagi kemarin saat ngobrol ada gak Kak Airin ngasih tahu abang jadwal dia sampai hari pernikahan??? Pasti ada dong... abang dengerin gak.. atau hanya sekadar melihat Kak Airin ngomong..." ledek Rina yang membawa secercah tawa di keluargaku.

"Coba inget-inget lagi Yoo..." timpal Kak Rika yang membuatku kembali berpikir.

Sejenak aku mengingat pembicaraan apa saja yang terlontar dari bibir manisnya itu.

'.....setelah itu ada proyek di Pekanbaru.....' tiba-tiba kalimat itu terngiang dan menyadarkanku. Secepat kilat aku mengambil hp dan menghubungi Lexy.

"Lexy.. bisa lu cari tahu siapa aja yang ke bandara dari sabtu sampai hari ini?" ucapku setelah sambungan terhubung

"Kan udah gue bilang kalau dia kaburnya pake pesawat gue gak bisa mastiin kemana tujuannya.." cetus Lexy diseberang

"Gue cuma mau mastiin dia ada di bandara atau gak.. dia beneran terbang atau ga.. untuk tujuannya gw kayaknya tahu kemana dia pergi.. gue perlu mastiin dia terbang atau ga.." tegasku

"Okeyy tunggu yaa.. gue cari dulu.." ucap Lexy sebelum memutuskan sambungan.

Sambil menunggu konfirmasi dari Lexy aku mencari informasi lain dari Yuli dan Mas Putra. Wanitaku itu hanya membatasi untuk tidak bertanya pada keluarga dan teman-temannya, jadi sahabat-sahabatku itu pasti punya jawabannya.

'Target terlihat di Bandara Soekarno – Hatta pada hari sabtu pukul 5 pagi hingga pukul setengah 8. Kemungkinan dia terbang bersama teman-teman kantornya untuk pekerjaan.' Pesan Lexy yang masuk semakin menguatkan intuisiku.

'Thanks' balasku singkat yang langsung membuka aplikasi tiket online dan memesan untuk penerbangan hari ini juga ke Pekanbaru.

Saat sedang melihat harga tiket, telpon dari Fahri masuk yang segera kuangkat.

"Gue udah tahu kemana Airin.." ucapnya tanpa memberikan salam

"Pekanbaru.." ucap kami berbarengan

"Wahhh udah tahu juga bro.. dari Lexy??" tanya Fahri

"Gue ingat dia pernah ngomong mau inspeksi lapangan ke Pekanbaru seminggu sebelum tanggal pernikahan..." jawabku dan mulai membuka aplikasi tiket online di laptopku.

"Tapi dari kabar yang gue tahu, harusnya inspeksi dia udah mau selesai..."

"Seriuss?? Terus dia kemana?? Info lu dapat darimana??" tanyaku sedikit panic

"Gue dapat dari gebetan gue lahh.. yang seharusnya gue gak bantuin lu.. tapi berhubung lu sahabat gue dan gue gak suka melihat lu hancur kayak gini makanya gue kasih tahu... dengan risiko dia gak bakalan mau ngasih info lagi ke gue..."

"Thanks Ri.. lu emang sahabat terbaik gue.. jadi selesai inspeksi dia kemana??"

"Lu ingat temannya yang nikah di Sawahlunto kemarin kan? Mereka mau buat acara kedua di Dumai, tempat kelahiran mempelai prianya.. dia pasti datang ke acara itu.. jadi lu gimana??"

"Gue lagi nyari tiket menuju Pekanbaru tapi belum ketemu.."

"Sudah gue duga lu bakalan kesulitan... secara tiket lagi abis-abisnya.... Jadinya gue udah booking tiket ke Pekanbaru untuk penerbangan besok jam 11 pagi, itu penerbangan terpagi yang bisa gue dapetin... gue tunggu lu besok di bandara.. dan tolong rapihkan diri lu... jangan kayak zombie.." ucapnya sebelum memutuskan sambungan telpon.

"Thank you Ri.." gumamku sebelum akhirnya bisa rileks untuk pertama kalinya dalam 4 hari ini.

"Udah ketemu dimana??" tanya Bang Raka yang sejak tadi memperhatikanku.

"Udah.. besok gue susul dia.. semoga dia sehat-sehat aja..." jawabku penuh harap.

"Kok besok?? Kenapa gak sekarang aja??" tanya Rina bingung

"Karena tiket ke sana lagi habis dan tiket terpagi yang bisa di booking Fahri besok jam 11 pagi..." jawabku merilekskan badanku di sofa dan mencoba memejamkan mataku.

つづく

My Wedding Blues (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang