Bab 48

1.1K 77 3
                                    

"Kenapa sih Rin?? Kesel banget dari tadi gue perhatiin.." tegur Mba Yuli yang kebetulan sedang melakukan cek jam-annya.

"Au nihh mbaa.. dari tadi kesel aja bawaannya.. gara-gara cewek nyebelin itu.." gerutuku entah kenapa berkata jujur

"Cewek nyebelin itu?? Siapa??"

"Siapa lagi kalau bukan mantan terindahnya mas Rio.."

"Ohhh.. si Kate.. kenapa sama dia?? Dia jahatin lu??"

"Bukan jahatin lagi mbaa.. udah parah banget dahh.. niat banget ngancurin rencana pernikahan ini.. emang pernah ada apa sih dia sama Mas Rio sampe segitunya.. kalau emang dia gak mau Mas Rio sama yang lain, kenapa dia mutusin Mas Rio waktu itu.." kali ini aku benar-benar tidak bisa menahan emosiku dan membeberkan semuanya.

"Hmmm.. sepertinya dia mulai berulah yaa.. lu mesti tahu yang sebenarnya dari hubungan mereka berdua.. coba lu tanya Rio deh.. gak enak gue kalau lu denger cerita dari gue.."

"Pengennya sihh gitu mba.. cuman entah kenapa pagi ini Mas Rio itu aneh.. dan lagi jadwal minggu ini padet banget... ditambah harus control ke rumah sakit kan.."

"Yaudahh tenang ajaa.. keep calm, semua pasti berlalu kok.. kalau Rio beneran serius sama lu, dia gak akan kalah sama godaan menjelang pernikahan ini.. dan gue yakin dia serius sama lu.." ucap Mba Yuli sebelum berlalu menuju ruangannya.

Ucapannya membuatku sedikit membaik. Mas Rio serius sama aku. Satu kalimat itu mampu membuat moodku naik. Benar-benar deh, aku sudah bertekuk lutut dihadapan cinta. Aku kembali memfokuskan pikiranku untuk bekerja dan secara ajaib fokusku kembali. Tanpa terasa waktu istirahat tiba dan aku segera berkemas untuk melanjutkan agendaku siang ini.

"Mbaa.. aku izin yaa.. sampai ketemu besok..." ucapku pamit pada Mba Yuli yang masih kerja di mejanya

"Okey.. hati-hati dijalan yaa.. titip salam sama Rio.. bilang sama dia, awas aja kalau buat adik gue nangis dia yang bakalan gue bikin nangis.." sahutnya

"Asyiaapp mbaaa.." balasku dan segera berjalan menuju lift.

Sesampainya di lobi, aku sudah menemukan Mas Rio duduk di sofa yang disediakan di lobi. Perlahan aku mendekatinya tanpa menimbulkan suara. Niat awal aku ingin mengagetkannya, namun langkahku terhenti ketika mendengar percakapan satu arah dari Mas Rio.

"...Udahlah Kate, aku gak mau berurusan lagi sama kamu, udah cukup.."

"..Kuakui memang rasa itu muncul kembali, tapi aku sudah tidak bisa lagi Kate.."

Perkataannya barusan itu sedikit menusukku. Jadi rasa yang pernah ada itu muncul kembali? Apa ini rencana wanita itu dari awal? Dia ingin merebut Mas Rio dari ku?. Begitu banyak pertanyaan aneh muncul di kepalaku, namun aku masih ingin percaya pada Mas Rio.

"Ahemm.." dehamku untuk mengalihkan perhatiannya. Ajaib, dia langsung mematikan telpon tersebut dan menghadapku dengan wajah penuh senyuman bersalah.

"Siapa mas??" tanyaku berusaha untuk tidak menunjukkan kekesalanku.

"Bukan siapa-siapa kokk... yukk" ajaknya dan kami berjalan beriringan menuju mobilnya yang terparkir.

"Abis ini langsung ke rumah sakit kan?? Janji jam berapa??" tanyanya memecah keheningan

"Jam 2an mas.." jawabku berusaha untuk menahan rasa sebalku. Aku tidak ingin dia terbebani oleh perasaanku yang akhirnya membuat dia enggan untuk menemaniku.

"Yaudah kalau gitu kita langsung aja yaa.. makan siangnya selesai check up yaa.." ucapnya dan kami langsung melaju menuju rumah sakit.

Selama perjalanan aku tidak mengajaknya berbicara dan hanya focus dengan siaran radio yang terputar. Beberapa kali aku mendapati Mas Rio mencuri pandang kearahku dan berusaha untuk memulai percakapan. Sepertinya sedikit banyak dia tahu aku mencuri dengar percakapannya di lobi tadi, sehingga dia tidak terlalu menggangguku. Cukup lama kami terdiam hingga akhirnya tiba di rumah sakit.

My Wedding Blues (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang