Duniaku seperti hancur seketika membaca pesan panjang yang dikirimkan oleh calon istri tercintaku. Okey, aku memang melakukan sesuatu yang salah, tapi aku tidak menyangka kalau akan seperti ini ujungnya.
Aku menerima Kate mendekatiku kembali hanya untuk satu tujuan. Aku ingin menghentikan segala rencana jahatnya pada Airin. Aku tidak ingin melihat Airinku terluka karena wanita gila ini. Sejak mengetahui telpon terror yang didapat Airin beberapa bulan lalu, aku mulai menyelidiki motif kembalinya Kate ke Jakarta. Aku sudah mulai melemahkan keinginan Kate untuk menyakiti Airinku dengan mengikuti segala keegoisannya, bahkan sampai menyebabkanku bersikap menyebalkan pada wanitaku itu. Memang Putra dan Yuli beberapa kali menasihatiku untuk melupakan Kate sebelum terlambat. Mereka hanya tidak tahu kalau aku sudah lama melupakan Kate dan segala kenangan kami. Sejak aku mengenal Airin dan mengikuti kehidupannya, aku sadar kalau Kate bukanlah wanita yang baik untukku. Obsesinya terhadap harta dan kejayaan sangat menakutkan. Aku beruntung bisa lepas dari jeratnya dan menemukan Airin yang sangat baik.
Namun sepertinya Tuhan sedang menguji rasa cintaku pada wanitaku itu. Dia membuat Airin melihatku dalam keadaan yang sangat tidak mengenakkan. Bahkan Yuli sampai menceramahiku berjam-jam dan Putra hampir membunuhku karena telah menyakiti adik mereka. Selesai dengan ceramahan Yuli dan Putra, aku kembali mendapatkan kecaman dari keluarga Airin. Mereka bertanya apa yang menyebabkan Airin pulang dalam keadaan mata sembab dan wajah basah seolah menangis sepanjang jalan pulangnya. Aduhh hatiku seperti ditusuk ribuan jarum mendengar hal itu. Lagi – lagi aku membuat wanitaku menangis karena keegoisanku.
Ketika tiba di rumah malamnya, entah darimana Mama dan Papa mendengar berita ini, tapi mereka langsung mendirikan pengadilan khas rumah Dewantara dan menghakimiku. Abang dan kakak bahkan adikku menjadi saksi dari pengadilan itu dan habislah aku dimaki-maki oleh mereka. Bahkan Rina yang selalu menyukai Kate jadi membencinya ketika mendengarkan semua bukti-butki kejahatan Kate pada Airin. Malam itu kuhabiskan dengan mendengar cacian mereka dan meminta maaf pada keluargaku serta menyusun strategi untuk meminta maaf pada keluarga Airin. Sepertinya keluargaku telah jatuh cinta pada wanitaku itu.
Namun semua rencana yang kami susun dengan detail itu buyar ketika pesan super panjangnya tiba di kotak pesanku.
Pagi ini aku bersiap untuk kerumah wanitaku itu dan meminta maaf serta meminta waktunya untuk berbicara sejenak. Aku berharap semalamam mampu membuat hati dan pikiran lebih tenang dan rasional sehingga kami dapat berbicara dengan tenang. Airin yang kukenal adalah wanita yang mampu mengontrol emosinya dan menggunakan logikanya. Tapi begitu aku melangkahkan kakiku keluar rumah yang diiringi oleh pelototan seluruh isi rumah, hpku berbunyi tanda pesan masuk. Sebuah aplikasi yang sudah sangat jarang kugunakan itu menampilkan sebuah pesan baru dari nomer yang sangat kuhapal.
Begitu membaca isinya aku hanya mampu berdiri mematung tanpa bisa berpikir langkah selanjutnya.
"Yoo.. kok masih di depan sihh.. buruan sana pergii.. nanti dia keburu larii.." seru Bang Raka setengah menjahiliku. Namun aku tidak bisa mengikuti candaannya kali ini.
"Dia udah lari..." gumamku tanpa melepaskan pandanganku dari pesan itu
"Hah?? Maksudnya??" tanya Bang Raka yang mungkin mendengar gumamanku
"Coba liat..." tiba-tiba saja hp ku hilang meninggalkan jejak kekosongan di tanganku
"Mamaaa... Airin udah lariii.." seru Bang Raka menggema ke seluruh penjuru rumah dan semakin menegaskan keadaan.
"Haa?? Lari kemana??" sahut Mama dan aku mendengar langkah kaki menuju teras
"Nih pesannya ma.." ucap Bang Raka yang memberikan hpku pada Mama dan Papa serta kedua saudariku.
![](https://img.wattpad.com/cover/126124033-288-k389435.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Blues (END)
Romance"apakah dia akan menjadi cinta sejati sekaligus suamiku?" adalah apa yang aku pikirkan setelah menerima lamaran dadakannya malam itu, tapi semakin ku pikirkan semakin aku menjadi takut akan pernikahan. sanggupkah aku menjalani perjalanan menuju kes...