Bab 14

1.6K 62 0
                                    


Telpon itu kembali berdering di waktu aku mencapai puncak dari mimpiku. Karena deringannya yang berisik itu aku terpaksa menjawab telpon dari nomer yang dirahasiakan itu. Dengan malas aku menempelkan hp ku ke telingaku dan tidak mendengar suara apapun seperti telpon pertamanya.

"Jauhi Rio atau kau akan mendapatkan ganjarannya" tiba-tiba sebuah suara aneh muncul dan mengatakan kalimat tersebut dengan nada super dingin yang membuatku langsung sadar dari awang-awang.

"Ini siapa??" kucoba untuk bertanya

"Jauhi Rio" kini suaranya semakin dingin dan tiba-tiba saja sambungan itu terputus meninggalkanku yang terdiam di tengah malam ini.

Berusaha untuk tetap berpikir jernih dan positif akhirnya aku mengabaikan telpon tersebut dan melanjutkan tidurku yang tertunda tadi.

"Antee Linn... bangunn.." kurasakan tempat tidurku bergerak naik turun dan dengan perlahan aku membuka mata untuk melihat Leo sedang melompat ditempat tidurku sambil berteriak untuk membangunkanku

"Debyyy.. lu suruh apa anak orang hahh.." ucapku kesal pada Deby yang asyik menonton tv dengan Rendy

"Dan sejak kapan kamar kita tempat penitipan anak.." seruku kembali ketika sudah duduk diatas tempat tidur sambil memeluk Leo agar tidak melompat kembali

"Ante udah bangun?? Main yuk.." ajak Rendy ketika melihatku berjalan menuju kamar mandi

"Tante siap-siap dulu ya.." jawabku santai dan memasuki kamar mandi untuk mencuci mukaku dan menyikat gigiku. Selesai dengan rutinitas di kamar mandi aku beranjak keluar kamar hanya untuk melihat Leo yang berlari keseluruh penjuru kamar dan Rendy yang ikut bernyanyi entah lagu apa yang diputar Deby di hp-nya. Sungguh pagi yang 'menyenangkan'.

"Siapa yang mau main di taman??" saranku yang langsung di jawab oleh Leo dan Rendy secara serempak.

Selesai memberi mereka minum di kamar, aku dan Deby menggandeng mereka untuk turun menuju taman untuk bermain seperti pagi-pagi sebelumnya. Seperti biasa, saat menonton mereka bermain aku bersiap dengan sebotol air putih dan obat merah berjaga-jaga kalau mereka nantinya terluka.

Selesai bermain dengan keadaan basah kuyup dan beberapa anggota geraknya tergores, kami mengembalikan mereka ke orangtua mereka untuk 'dibenerin' lagi dan kami kembali ke kamar untuk bersiap untuk kegiatan pagi ini. Selama menunggu Deby mandi aku mengirimkan beberapa pesan singkat melalui Line untuk mengabarkan kegiatanku hari ini. Sepertinya aku mulai nyaman dengan hubungan ini.

"Jadi kalian hari ini main di Kandi aja??" tanyanya

"Yap.. soalnya hari ini hari terakhir main diluar.." balasku bertepatan dengan Deby selesai mandi

"Terakhir??" tanyanya yang hanya ku-read saja dan aku langsung masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi dan bersiap aku menyusul Deby yang sudah lebih dulu ke resto hotel untuk sarapan yang terlambat. Sesampainya di resto aku langsung duduk diantara teman-temanku dan kami pun sarapan. Selesai sarapan kami kembali membagi grub untuk mobil.

Selama perjalanan menuju Kandi aku membalas pesan-pesan dari Rio dan melupakan tentang telpon misterius tadi malam. Awalnya aku ingin bercerita hal tersebut kepada Deby dan juga teman-teman yang lainnya, namun karena aku sudah terlanjur ikut alur yang menyenangkan hari ini, dengan cepat aku melupakan hal tersebut.

Untunglah saat kami tiba di tempat tidak terlalu ramai sehingga tidak perlu khawatir untuk kehilangan jejak Leo dan Rendy. Setelah membeli tiket kami memasuki taman wisata Kandi. Di tempat ini terdapat kebun binatang dan jika memasukinya lebih kedalam kami dapat menemukan beberapa permainan air seperti bebek-bebekan, perahu naga, dan flying fox. Selain itu juga ada permainan survival yang selalu menjadi agenda kami jika berkunjung ke Sawahlunto.

My Wedding Blues (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang