Hayy guyss.. kali ini author mau up janji author yg lainnya yaitu bonus chapter...
semoga kalian suka ya guys..
sekali lagi terima kasih atas dukungannya atas cerita ini minna-san.. ^^
-------------------------------------------------
"Mas mandi dulu yaa.." ucap Mas Rio sambil mengecup pipiku.
"Apaan sihhh.." gerutuku sambil melanjutkan membersihkan makeup super tebal ini.
Tak lama kemudian Mas Rio yang sudah bersih dan segar itu keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk. Dia beralasan lupa membawa pakaiannya kedalam kamar mandi yang membuatku langsung ngebut masuk kamar mandi. Haduhhhh.. pikiran dan imajinasiku mulai berkecamuk secara liar. Sengaja aku melambat-lambatkan acara mandiku hingga tak terasa sudah 2 jam aku didalam kamar mandi. Berpakaian lengkap, aku melangkah keluar kamar mandi dan menemukan Mas Rio yang sudah terlelap diatas tempat tidur. Entah kenapa aku merasa sedikit kecewa, namun segera aku tepis pikiran itu karena aku tahu apa yang kuharapkan mampu membuatku mati saat ini juga.
Perlahan aku berjalan menuju tempat tidur dan menempati sisi terjauh dari Mas Rio. Berusaha untuk tidur padahal jantung saat ini sedang bergemuruh layaknya perang. Saat sedang menenangkan jantung, tiba-tiba saja sepasang lengan menarikku mendekati sumber penyakit jantungku.
"Kenapa jauh-jauh sih???" tanya Mas Rio yang kini berada diatas ku. Aku hanya bisa menutup wajahku dengan tanganku agar tidak melihat wajah setannya itu.
"Hmmm... kalau kayak gini kan mas bisa lihat wajah kamu..." ucapnya lagi setelah menarik tanganku dan menekannya di sisi kanan kiriku menggunakan tangannya. Kini aku bisa dengan sangat jelas melihat wajah tampannya itu plus piyama yang tidak dikancingnya dengan sempurna itu. Terlihatlah dengan jelas dada bidangnya yang sangat menggiurkan itu.
"Heheh wajahmu langsung memerah.. kenapa tuh??" ledeknya membuatku mengalihkan wajahku dan menutup mataku. Berusaha melupakan pemandangan indah itu dan mengalihkan imajinasi liarku.
Tiba-tiba saja tanganku yang tadinya berada disisi kanan kiriku bergeser menjadi keatasku dan digenggamnya dengan satu tangan dan tangan satunya menarik wajahku kembali menghadapnya. Perlahan dia mendekatkan wajahnya dan mencium keningku lalu menempelkan keningnya.
"Jangan lari lagi dariku ya Rin..." ucapnya sebelum mencium kedua mataku, pucuk hidungku, yang kemudian berakhir dibibirku.
Ciuman dibibir terasa cukup lama yang tiba-tiba aku dapat merasakan lidahnya didalam mulutku. Uwaahhh ciuman yang sangat panas yang mampu membuatku berubah menjadi kepiting rebus yang kehabisan napas. Melihatku yang megap-megap mencari napas, Mas Rio hanya terkekeh pelan dan melanjutkan serangannya. Dia kembali mencium bibirku untuk lebih dari lima kali sebelum akhirnya berpindah ke leherku. Di detik ini aku sudah tidak mempunyai tenaga untuk melawan yang membuat Mas Rio melepaskan tanganku dan bergerak bebas. Mencium leher, dadaku dan perutku. Membuat banyak tanda yang setiap kali dia lakukan membuatku menggelinjang hebat.
"Sampai sini aja yaa.. besok malam kita lanjutkan..." ucapnya setelah mengacaukan otak dan leher serta dadaku. Entah apa yang dilakukannya yang membuatku hanya bisa mengangguk dan tertidur di pelukannya.
Haduhh kalau punya suami iseng kayak gini, rasanya otak dan jantungku tidak akan bertahan lama.
"Selesai"
-------------------------------------------------------------
selesaaiiiii...
akhirnya cerita ini bener2 selesaaiiii....
kritik dan saran bisa ditampung..
^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Blues (END)
Romance"apakah dia akan menjadi cinta sejati sekaligus suamiku?" adalah apa yang aku pikirkan setelah menerima lamaran dadakannya malam itu, tapi semakin ku pikirkan semakin aku menjadi takut akan pernikahan. sanggupkah aku menjalani perjalanan menuju kes...