Mataku menelusuri ruang besar nan luas yang ada di depan mataku, jam pertama adalah pelajaran olahraga.
"Wakil Ketua kelas! Cepat ambil bola basketnya," titah Hyuna tiba-tiba sambil menunjuk ke arah gudang olahraga. Spontan aku membelalakkan mataku, karena aku tahu yang ia maksud adalah aku, si Wakil Ketua Kelas.
"Sendirian?" tanyaku pelan, mencoba untuk memastikan.
Membawa banyak bola basket di satu keranjang besar bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh gadis kurus sepertiku.
"Cepatlah, kami tak butuh ocehanmu!" bentak Hani serentak dengan tatapan tajam anak perempuan di kelasku. Aku menunduk, lalu berjalan dengan terhuyung-huyung menuju gudang olahraga.
Seperti biasa, aku berakhir dengan mengikuti perintah. Tentu saja karena aku menjabat sebagai Wakil Ketua Kelas. Jangan tanyakan padaku mengapa tidak ada satu pun dari mereka yang mau membantuku, mereka semua berpihak pada si Hani yang populer itu.
Aku membuka pintu gudang dengan kasar, lalu hal selanjutnya yang bisa kulakukan adalah mendesah tertahan ketika melihat satu keranjang besar dengan penuh bola.
"Hyesun-ah?" Sebuah suara menyambar telingaku.
Aku tersentak, lalu menoleh tepat ke belakangku. Kudapati si Ketua Kelas tengah menatapku heran, tapi aku cukup bersyukur karena Tuhan mengabulkan permintaanku.
Aku tau dia akan datang membantuku, si Ketua KelasㅡMin Yoongi. Hanya dia satu-satunya teman sekelasku yang memanggilku dengan namaku, bukan jabatanku di kelas.
"Yoongi-ah," sahutku pelan sambil menggaruk rambutku yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.
"Neon yeogisseo mwohae?" tanyanya sambil melirik ke arah belakang, tepat pada keranjang bola basket di belakangku. (Kau sedang apa di sini)
"A-akuㅡ"
"Kau disuruh Hani lagi?" potongnya cepat, dan aku menggeleng pula tak kalah cepat sesudah ia menyelesaikan kalimatnya.
"Bukan begitu. Karena aku Wakil Ketua Kelas, aku harus membantu Cho Ssaem, bukan?" Aku tersenyum ke arahnya.
"Geureom, kaja." Yoongi memegang sisi sebelah ranjang, aku mengangguk. Aku berjalan dengan canggung, sedangkan Yoongi tampak terus tersenyum ke arahku. (Kalau begitu, ayo)
Yoongi-ah, kau tidak mengerti. Bila kau membantuku, aku akan mendapatkan masalah. Aku membantin.
"Yoongi-ah!" pekik Hani histeris saat melihat aku datang bersama Yoongi, Ia melempar tatapan sinis ke arahku.
"Yoongi-ah, kenapa kau yang membawanya?" tanyanya sembari menatap sendu Yoongi seolah-olah Yoongi adalah kucing buangan.
"Bukankah aku Ketua Kelas? Ini tugasku, dan sebaiknya jangan menyuruh Hyesun untuk melakukan hal yang berlebihan."
"Aku? Aku tidak pernah menyuruhnya, ia sendiri yang tetap bersikeras ingin membantu Cho Ssaem." Hani mengelak sambil menunjuk-nunjuk ke arahku. Tidak terlalu terkejut, ia selalu bertingkah seperti itu dan membalikkan fakta.
"Semuanya berkumpul!" Cho Ssaem meniup peluitnya, membuat seluruh murid kelasku langsung membuat barisan. Sedangkan aku berbaris di barisan paling belakang, seakan terasingkan dari mereka.
"Masing-masing membentuk tim Putra dan Putri, kita akan bermain lempar bola," jelas Cho Ssaem dan akhirnya aku tau bahwa di sinilah hukumanku tadi.
Aula olahraga ini dibagi menjadi dua wilayah dan tim Putra akan bermain di sebelahnya. Bola mulai dimainkan dan sudah setengah jam mereka hanya bermain tanpa berniat mengajakku.
![](https://img.wattpad.com/cover/127792436-288-k959720.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...