47ㅡPromise

8.2K 1.9K 429
                                    

"Kau ... mengapa kau bisa di sini?" tanyaku dengan suara hampir tidak terdengar, aku mencoba untuk mengatasi kakiku yang gemetar hebat, nyaliku menciut.

"Karena aku ingin."

"Tidak, maksudku mengapa kau bisa tahu tempat tinggalku, brengsek!" Aku memutar tubuhku dan menghadap ke arah pemuda yang tengah menyunggingkan senyum kotaknya padaku, seolah tidak ada yang salah dengan situasi seperti ini.

"Aku tahu segalanya tentangmu dan kau tahu pasti itu, bukan?" tanyanya sembari melangkah mendekat.

Aku menahan napasku ketika Taehyung semakin dekat denganku, tanpa pikir panjang aku meraih sebilah pisau daging yang sengaja kuselipkan di rak piring. Ia jelas menghentikan langkahnya ketika melihatku mengacungkan pisau tersebut tanpa ragu ke arahnya.

"Mundur," titahku dengan suara gemetar.

"Tidak, Hye." Ia kembali maju, aku sempat bingung dengan situasi macam apa yang saat ini kuhadapi.

"Bila kau memang ingin membunuhku, bunuh saja. Bukankah itu cara yang tepat untuk menghentikanku?"

Aku kehilangan kata-kata, kalimatnya membuat seolah aku adalah pembunuh berdarah dingin di sini. Tepat ketika aku menurunkan pisau dagingku secara perlahan, bayangan mayat Hara yang dipenuhi darah membuat aku kembali tersadar sepenuhnya.

"KUBILANG MUNDUR, KEPARAT!" Mataku berkilat marah, Taehyung tampak terkejut dengan bentakanku. Namun aku benar-benar tidak peduli, ia bisa saja membunuhku setelah ini.

Kupikir ia akan takut ketika aku mengacungkan pisau tersebut ke arahnya dengan tatapan marah, namun ternyata aku salah. Ia malah kembali maju hingga kami benar-benar tidak berjarak lagi, ia memposisikan pisau tersebut di dada kirinya, bila aku melangkah selangkah saja, maka bisa dipastikan pisau tersebut tertancap di tubuhnya.

"Ap-Apa yang kau lakukan?" Aku berusaha tenang, tubuhku tidak bisa mundur ke belakang. Tidak ada ruang lagi di belakangku, aku terjebak.

"Kenapa berhenti? Kau bisa melangkah maju dan melenyapkanku. Itu yang kau mau, kan?" Taehyung berbisik, bisikannya terdengar begitu menusuk hingga aku terpaku sejenak berusaha memahami kalimatnya.

"Kau ... bukankah kau seharusnya berada di kantor polisi?"

"Aku dibebaskan. Mereka menyatakanku tidak bersalah, tidak ada bukti kuat yang bisa menahanku, Hye."

Aku sontak menegang ketika menghadapi kenyataan bahwa pembunuh di hadapanku tidak ditahan karena tidak ada bukti. Ini berarti ia akan bebas berkeliaran dan kembali mencari mangsa baru.

"Kau pembunuh sialan." Aku berdesis, air mataku menitik tanpa bisa kuhentikan.

"Hyesun-ah."

"Berhenti memanggil namaku, pembunuh!" Aku terisak, peganganku pada pisau mulai mengendur perlahan hingga akhirnya pisau tersebut terjatuh ke lantai.

"Aku tidak membunuhnya, Hara menitipkan salam untukmu."

Aku menutup telingaku, ia benar-benar gila. Ia membunuh Hara dan kemudian menyampaikan salamnya padaku tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Bunuh saja aku, kumohon bunuh aku. Berhenti memainkan hidupku!" Aku berteriak histeris, bisa kulihat Taehyung tengah menatapku kasihan.

Fall Apart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang