02ㅡAbout

24.3K 3.6K 357
                                        

Lelaki bersurai oranye tersebut membuka helmnya dan mengacak rambutnya asal.

Aku terpaku menatapnya tepat satu meter darinya, mendengar bahwa siswi lain tengah berbisik memujinya.

"Kenapa melihatku? Mau kucungkil mata empatmu itu?!" Ia membentakku dengan nada bicara yang begitu dingin.

Aku menggeleng sembari mengangkat tanganku membuat isyarat kata tidak. "Aku disuruh Kim Ssaem untuk menagih PRmu." Kuberanikan diri mengatakan hal itu.

Bukannya memberikan PRnya, ia malah menatapku dari atas ke bawah seolah tengah menilai apakah aku layak atau tidak, lalu kemudian berujar sinis, "aku tidak punya hal semacam itu."

Ingin rasanya aku menamparnya saat itu juga, tapi yang bisa kulakukan hanyalah diam dan tersenyum masam. Lantas kualihkan diriku ke arah meja Jungkook yang berada tepat di sebelahnya. Ia tengah tertidur, kurasa.

"Jungkook-ah, PRmu." Ia kemudian mengangkat kepalanya, menatapku datar lalu berdesis, "aku tidak membawanya." Usai mengatakan hal tersebut, ia kemudian kembali ke posisi awal.

Sial, semuanya bersikap sekenanya.

Kenapa juga harus aku yang menjadi anak bawang?, Aku membatin.

---

Mataku menelusuri seluruh sudut ruangan dan kemudian terpaku pada bilik di sudut ruangan. Itu adalah bilik milik Taehyung.

Kuarahkan kakiku dengan berat menuju bilik tersebut dan sesekali melirik ke arah bilik-bilik kosong yang ditinggal sang empunya.

Hingga akhirnya tibalah aku di sini, tepat di depan pemuda yang hanya terpaut tiga tahun lebih tua dariku.

Ia mengalihkan pandangannya dari komputer, iris mata yang berada di balik kacamatanya menatapku begitu dalam seakan ia tengah mencoba mengunciku dengan kharismanya yang kuat.

Aku lalu mengambil tindakan untuk menyelesaikan tatap-menatap yang begitu intens ini, kutumpuk kumpulan buku teman sekelasku tepat di samping map-map di atas mejanya.

Tanpa sepatah kata pun, aku menunduk memberi hormat dan mencoba untuk lari darinya. Tapi sayangnya aku terlambat, ia sudah lebih dulu meraih pergelangan tanganku dan berdehem pelan.

"Ah, Hyesun-sshi. Bisa bantu mengkoreksi jawabannya?" tanyanya santai.

Aku menahan napasku, lalu menatap ke sekeliling ruang guru yang luas ini dan bilik mereka masing masing. Saat ini semua guru sedang mengajar dan hanya ada aku dan sampah masyarakatㅡmaksudku Kim Taehyung.

Aku berbalik dan melepas genggaman tangannya sembari berujar, "maaf, tapi teman sekelasku tengah membutuhkanㅡ"

"Kalian dibebaskan tugas, tolong jangan cari Hyesun karena ia tengah membantuku." Kim Taehyung melirikku sembari menyunggingkan senyum kemenangannya. Aku menatapnya tak percaya saat ia kemudian mematikan sambungan panggilannya tersebut.

"Sekarang tak akan ada yang akan menganggumu di sini, kan?" Ia tersenyum lalu melempar handphone miliknya ke atas meja dengan asal sedangkan aku masih terpaku di tempatku.

Mataku sukses membulat sempurna. Bagaimana bisa ia melakukan hal ini padaku? Tidak cukupkah aku dikucilkan di kelas? Aku harus mencari alasan lain.

"Maaf, hanya saja aku sangat ingin ke kamar manㅡ" Kalimatku bahkan belum selesai tatkala ia menarikku paksa dan sukses membuatku terduduk di pangkuannya.

Aku mendarat dengan kasar.

"Aku tidak sedang bercanda." Kupaksa tubuhku untuk berdiri, tapi percuma karena tenaganya jelas lebih besar dariku.

Fall Apart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang