Yoongi tak berhenti menatapku curiga sejak tadi. Aku kewalahan menanggapinya, terlebih tatapan yang mengintimidasiku.
"Kau tadi bilang bahwa ada sesuatu yang ingin dibicarakan padaku?" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
Yoongi kemudian mengangguk-angguk lalu berujar, "ada murid baru di kelas kita."
Aku menatap koridor yang sepi karena ini sudah masuk jam pelajaran pertama, "keuresseo wae?" tanyaku pelan. (Lalu kenapa)
Ia lantas terkekeh, lalu menatapku seolah aku ini baru saja mengatakan lelucon yang sangat lucu.
"Ah, ternyata kau tidak tertarik pada hal semacam ini juga," ujarnya dengan senyum yang masih melekat di wajahnya.
"Apa maksudmu?"
Kali ini ia menggeleng, mengacak puncak kepalaku dengan gemas. Aku sempat terpaku selama beberapa detik, baru kali ini kami sedekat ini.
Aku menipiskan bibirku, menahan bibirku yang sepertinya akan merekah dengan senyum lebar seperti orang tolol.
Aku tidak bisa tidak senang, karena aku sudah menyukai Yoongi sejak lama.
"Cepatlah, sebentar lagi ia akan tiba di kelas." Yoongi kemudian menarik lenganku. Aku ikut berlari kecil. Pertama kalinya berlarian di koridor seperti ini, terlebih bersama Yoongi, ini menyenangkan.
Lantas kutepis khayalanku bersama Yoongi, lalu masuk ke kelas, tentu saja setelah melepaskan pegangan Yoongi, aku tidak ingin mendapat pengalaman buruk hari ini.
Aku kemudian duduk di bangkuku yang berada di nomor dua sudut kiri dari belakang. Di belakangku biasanya akan ditempati oleh Jungkook karena ia akan tidur di tengah-tengah jam belajar.
Suasana kelas yang tadinya berisik, kini hening seketika karena Wali Kelas kami datang dengan seorang gadis yang mengikuti di belakangnya.
Aku tercekat. Lagi-lagi hidupku dipenuhi kejutan tidak terduga, karena gadis cantik yang berada di depan itu sama dengan gadis yang kemarin kutemui di Bus.
"Dia adalah murid pindahan dari jepang, Lee Hara."
Sontak seisi kelas ricuh ketika ia memperkenalkan dirinya. Mungkin karena aksen jepangnya yang sangat ketara. Atau karena ia begitu cantik bagaikan seorang model? Entahlah.
Sepertinya ia akan membawa pengaruh besar pada kelasku. Kang ssaem menunjuk bangku kosong di sampingku, dan kemudian ia menatapku dengan ekspresi terkejutnya.
Dia mengenaliku.
---
"Ini adalah ruang UKS." Aku menunjuk sebuah pintu di sebelah kiri. Hara mengangguk-angguk.
Aku menghela napas, lagipula kenapa ia malah memintaku untuk mengajaknya berkeliling? Toh, banyak yang menawarkan diri secara cuma-cuma untuknya.
"Hyesun-ah, terima kasih."
Aku mengernyit, tapi ia malah memelukku. Dan akhirnya aku merasakan Deja vu. Ia berterima kasih dua kali karena aku meminjamkan uang padanya. Kurasa ia gadis baik.
Ia kemudian pamit kepadaku karena ia harus ke ruang guru untuk melengkapi data dirinya, dan aku memutuskan menuju lokerku, mengambil seragam cadangan yang tertinggal di sana.
Tepat ketika aku membuka lokerku, aku tercekat ketika mendapati seragamku sudah robek tak karuan, kudongakkan kepalaku ke atas agar air mataku tidak jatuh ke bawah.
Kubawa seragam tersebut ke pembuangan sampah yang ada di belakang sekolah.
Usai menatap ke sekeliling, dan memastikan bahwa ada siapa pun di sini, aku memutuskan untuk menangis sejadi-jadinya di sini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...