Dengan napas terputus-putus hingga kaki yang berlari begitu cepat usai keluar dari taksi, pemuda itu akhirnya membuahkan hasil.
Ia menemukan tempatnyaㅡtempat di mana Hyesun berada.
Pikirannya begitu kacau, tenggorokkannya benar-benar terasa begitu kering. Taehyung tidak tahu apakah keputusannya benar atau tidak untuk datang ke sini.
Ia khawatir, bahkan sangat khawatir. Taehyung hanya takut apabila masa lalunya kembali terulang, ia tidak ingin hal buruk itu terjadi.
Ia tidak ingin gagal untuk kedua kalinya, yang di pikirannya saat ini adalah Hyesun. Apakah gadis itu baik-baik saja saat ini, dan apakah Hyesun terluka atau tidak.
Jawabannya ada di balik pintu ini.
Taehyung tidak bisa melihat dengan jelas karena gelap, namun yang ia tahu ialah rumah tua ini memiliki dua lantai dan benar-benar tidak terurus karena rumput ilalang yang bahkan hampir menyembunyikan keadaan rumah ini.
Sesaat sebelum ia memutuskan untuk mendobrak masuk, Taehyung mencoba untuk berpikir dengan jernih tentang apa yang akan ia lakukan nantinya, apapun yang ada dibalik pintu ini, ia harus siap menghadapi kenyataan.
Hanya butuh sepersekon bagi seorang Kim Taehyung untuk mendobrak pintu kayu yang sudah tua tersebut, bahu kirinya benar-benar terasa sakit namun ia bahkan tidak sempat memastikan apakah bahunya terluka atau tidak.
Karena pemandangan yang tersaji di hadapannya saat ini berhasil membuatnya terpaku di tempat, Taehyung merasa tubuhnya bergetar ketika melihat kenyataan di hadapannya.
Seseorang yang ia khawatirkan berada di sana, di pinggir ruangan dekat anak tangga. Ia terduduk, dengan kondisi tengah menangis terisak di samping tubuh yang tergeletak kaku di hadapannya.
Semuanya tampak kacau, sama seperti pikiran Taehyung saat itu. Ada banyak hal yang sebenarnya ingin ia katakan, namun semuanya tergantikan dengan satu pertanyaan yang terlontar dengan suaranya yang bergetar.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
Tidak ada jawaban, hanya suara isak tangis Hyesunlah yang memenuhi relung telinga Taehyung.
Dengan ekspresi kosong, Taehyung melangkah mendekat ke arah Hyesun yang tengah menatapnya. Langkah kaki Taehyung terasa berat, namun ia tidak berhenti melangkah hingga akhirnya memutuskan untuk berjongkok di hadapan Hyesun.
Ketidakpercayaannya ia ekspresikan dengan dirinya yang berkali-kali menatap Hyesun dan Jimin secara bergantian. Sulit untuk dirinya menerima kenyataaan, kenyataan bahwa Jimin sekarang tidak lagi menghembuskan napas.
"Hyesun." Taehyung mencoba untuk memanggil Hyesun dengan lembut, mencoba untuk menenangkan Hyesun yang tampak kacau.
"Mengapa kau baru datang sekarang?" tanya Hyesun dengan suara serak di tengah-tengah isakannya.
Pertanyaan tersebut sukses membuat Taehyung merasa tertohok, ia benar-benar merasa gagal untuk melindungi gadisnyaㅡHyesun.
Mengapa baru datang sekarang?
"Maaf, maafkan aku." Taehyung meraih tubuh Hyesun, lantas merengkuhnya erat layaknya tiada hari esok untuk mereka kembali bertemu. Hyesun masih terisak di pelukan Taehyung, ia ragu namun pada akhirnya mengarahkan kedua tangannya untuk membalas pelukan Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...