53ㅡThings

7.6K 1.7K 1.1K
                                    

Masih sama seperti beberapa saat yang lalu, di mana aku berada di dalam kamar Jimin dalam keadaan gelap gulita. Tubuhku terpaku di hadapan komputer milik Jimin yang menampilkan sederetan folder berisi nama-nama wanita secara acak.

"Park Kang Hee, Oh Minhee, Kim Hyesun, Lee Hara?" Aku mengernyit tidak mengerti, mengapa namaku berada di deretan tersebut? Apa ini? Dan juga, mengapa ada nama Hara di sini?

Banyak pertanyaan yang tiba-tiba menumpuk di benakku, namun aku akhirnya memilih untuk membuka folder yang dinamai nama Hara.

"Ini apa?" Suaraku bergetar, nyaris tidak terdengar.

Isinya hampir ratusan foto dan video Hara, namun ini jauh dari kata normal. Ini abnormal, sangat. Aku bisa melihat bahwa di sini Hara diikat dan dipenuhi oleh darah.

Aku tidak mengerti.

Aku benar-benar tidak mengerti.

Ini benar-benar komputer milik Jimin, namun mengapa seluruh isinya seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana mungkin Jimin memiliki semua foto dan video ini?

Semuanya hanya akan masuk akal jika Jimin pelaku sebenarnya dari kematian Hara.

Otakku kali ini bekerja dengan cepat walaupun tidak semuanya terjawab, aku menyambungkan keseluruhan kejadian-kejadian yang menimpaku dan menyatukannya.

Namun tetap saja beberapa kepingan terasa hilang, ada yang janggal ketika aku memikirkan fakta yang selama ini aku percaya.

Bahwa Taehyung dalang dibalik semua ini.

"Ini tidak mungkin." Aku berdesis, buru-buru aku membuka tasku dengan tubuh yang gemetar begitu hebat. Kuambil flashdisk cadanganku yang berada di dalam tas dan tanpa basa-basi aku menyalin seluruh foldernya tanpa terkecuali.

Aku melirik ke arah pintu kamar Jimin dan sekitar ruangan, walaupun gelap aku yakin bahwa bila Jimin masuk ke sini, aku masih bisa mempunyai waktu untuk berpura-pura bodoh.

Pintunya sempat kututup, Jimin tidak ada di dalam sini, jadi ada kemungkinan ia berada di dapur atau di kamar satu lagi.

Selagi menunggu semuanya tersalin, aku mencoba membuka folder yang berisi namaku sendiri. Aneh, tidak ada apapun yang terdapat di sana kecuali sebuah catatan, aku merasakan pertanda buruk ketika membaca catatan tersebut.

"Soon, 21 desember 2018."

Apa-apaan ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Tanggal tersebut adalah tanggal hari ini.

Aku merasakan keringat mengalir di pelipisku, padahal rasanya begitu dingin. Buru-buru aku kembali menyimpan flashdisk tersebut di tasku, lebih tepatnya di kotak pensilku. Lalu kemudian aku kembali beralih untuk menelusuri folder lain, folder milik Hara.

Isinya sama seperti tadi, ratusan foto mengerikan. Lalu kemudian aku menemukan satu video tak terduga di bagian paling bawah, terselip di antara ratusan foto yang bahkan aku tak sanggup untuk membukanya.

Aku menahan napas, lalu membuka video tersebut. Tidak ada yang aneh dengan isinya, seolah orang yang merekam tengah berlarian.

Aku mencoba untuk membesarkan volumenya, dan kemudian berhasil mendengar suara napas Hara yang membuatku merinding seketika.

"Selamatkan aku, selamatkan aku. Aku tidak ingin mati saat ini, kumohon." Ia mengatakan hal tersebut sembari berlari menyusuri koridor, merekam, dan sesekali menoleh ke belakang dengan panik.

Aku tidak bisa melihat apapun di rekamannya kecuali pemandangan koridor yang hampir tidak jelas, dan saat ia menaiki tangga dengan tergesa-gesa, aku bisa tahu bahwa ia tengah menuju atap sekolah.

Fall Apart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang