>> play mulmed🎶
Waktu berjalan begitu cepat, banyak hal yang terjadi dan banyak hal yang sudah kulupakan pula. Atau lebih tepatnya harus kulupakan. Bukankah terus mengingat sesuatu yang menyesakkan itu tidak baik bagi kesehatan?
Aku rasa begitu. Setelah apa yang kulihat di rumah Hara, aku menghubungi Jimin dan kemudian berakhir dengan ia yang memintaku melupakan keseluruhan tentang Hara dan Taehyung.
Namun itu kejadian dua bulan yang lalu, semua berlalu begitu cepat. Aku menjalani hari-hariku tanpa Hara, setelah aku memergokinya berdua bersama Taehyung ... ia tidak pernah menginjakkan kakinya ke sekolah lagi sejak saat itu. Sedangkan Taehyung malah sebaliknya, pemuda itu tetap datang ke sekolah layaknya tak pernah terjadi apapun.
Selama dua bulan terakhir, Jimin terus menjagaku dari Taehyung. Aku tidak pernah lagi berbicara sepatah kata pun untuk pemuda brengsek tersebut, sedangkan teror susu untukku masih terus berdatangan.
Sebotol susu setidaknya akan berakhir di depan pintu flat-ku tiga kali dalam seminggu.
Aku menghela napas singkat, kutata kepangan rambutku sebelum akhirnya masuk ke dalam kelas. Semuanya tampak seperti biasa saja, hanya ada sekitar lima murid yang baru datang.
Lalu akhirnya mataku tertuju pada bangku milik Jimin, pemuda berambut oranye itu menghubungiku berkali-kali. Ia memintaku agar aku tidak berangkat duluan, namun aku berangkat lebih dahulu tanpa mengabarinya.
Aku terlalu banyak bergantung pada Jimin, rasanya seperti aku hanya menganggunya saja. Bahkan kami tidak terikat hubungan apapun, hanya seperti ini. Seterusnya mungkin akan seperti ini.
Luka di hatiku yang disebabkan oleh Taehyung belum pulih seutuhnya, kuakui fakta bahwa terkadang aku masih memikirkan pemuda itu.
Kugelengkan kepalaku pelan lalu kemudian meletakkan tasku, kududukkan diriku di bangku dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan.
Hari ini rasanya seperti aku akan mendapatkan masalah besar, entah apapun itu. Biasanya firasatku selalu benar, itulah hal yang paling tidak kusuka.
Aku datang terlalu pagi jadi kuputuskan untuk melakukan hal-hal yang tidak membuatku mengantuk, aku memutuskan untuk mencari udara segar di atap sekolah. Karena ini masih terlalu pagi, aku yakin atap sekolah belum ada yang mengunjungi.
Selain dikarenakan udara yang dingin di sana, ada rumor yang mengatakan bahwa atap sekolah dihuni oleh roh siswi yang beberapa tahun lalu melakukan bunuh diri dan tewas mengenaskan.
Kedua hal itulah yang membuat murid-murid enggan ke atap sekolah. Well, tentu saja hal itu tidak berlaku bagi para berandalan yang ingin merokok ataupun mencari tempat bercinta. Toh di atap sekolah bahkan tidak dipasang satu pun CCTV.
Kulangkahkan kakiku untuk keluar kelas, namun baru beberapa saat aku melangkah, aku akhirnya kembali ke bangkuku. Aku tidak mungkin meninggalkan handphoneku di kelas, bila Hani atau Hyuna menggeledah handphoneku ataupun handphone milik Hara yang masih belum kukembalikan rasanya akan mempersulit keadaan, jadi kuputuskan untuk membawa tasku.
Dengan begini, Jimin akan mengira bahwa aku telat datang dan ia mungkin akan memaafkanku kali ini.
Kubenarkan posisi kacamataku lalu kemudian benar-benar meninggalkan kelas, beberapa murid di kelas melihatku aneh. Entahlah, mungkin mereka berpikir aku akan membolos. Namun aku benar-benar tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...