23 Maret 2015
Pemuda itu berkali-kali menggoyangkan kakinya dengan gelisah, ia merasa berada di posisi di mana ia dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit. Ya, itulah yang dirasakan saat ini oleh seorang pemuda bernama Kim Taehyung.
Ia tengah duduk di bangku halte Bus yang jaraknya tak jauh dari sekolahnya, ia sudah berada di sana lima jam dan tidak berniat beranjak bangun.
Taehyung mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia seharusnya tidak terlibat dalam percintaan anak didiknya, Jimin. Namun ia lagi-lagi teringat akan perintah pacarnya yang menyuruhnya untuk berbicara dengan Jimin dan Yoongi.
"Minhee, ini benar-benar rumit." Taehyung mendengus kasar. Ia menatap frustasi ke arah sepatunya, hari ini ia benar-benar mempersiapkan diri untuk berbicara dengan Yoongi. Bahkan ia sama sekali tidak mengabari Minhee perihal mengapa ia tidak masuk sekolah hari ini.
Semuanya demi Jimin.
Taehyung tiba-tiba teringat bahwa Jimin bahkan belum kembali masuk sekolah seperti biasa dan mengurung diri di kamar. Dan tepat pada saat ia tengah memikirkan nasib Jimin, Bus berhenti tak jauh dari tempat ia duduk.
Taehyung meyakinkan dirinya bahwa ia benar, kemudian ia naik Bus dan mengambil tempat duduk di belakang.
Dengan earphone yang terpasang di telinganya, Taehyung memutar musik di handphonenya dan memilih untuk memejamkan mata.
Benar Taehyung, tenangkan dirimu.
Kau hanya akan menghadapi bocah yang berusia tiga tahun di bawahmu, bukan?
---
"Seseorang mencarimu."
Yoongi mengangkat alisnya saat mendengar kalimat temannya. Dan detik selanjutnya, ekspresi Yoongi berubah drastis saat melihat Taehyung yang berdiri tak jauh darinya.
Segera Yoongi menghampiri Taehyung yang terlihat canggung. Ia mengambil posisi duduk di bangku, mereka saat ini berada di sekolah Yoongi. Tentu saja Taehyung masuk ke dalam sini dengan akses yang mudah karena seluruh murid sudah pulang dari tadi.
"Apa yang kau mau? Aku tidak punya banyak waktu."
Taehyung berdehem, "ini perihal Jimin."
Yoongi merasa jantungnya berhenti berdetak beberapa saat, mendengar nama Jimin membuat ia kembali dikuasai rasa rindu. Yoongi lantas berdecak tidak suka, ia mengambil posisi berdiri dan hendak meninggalkan Taehyung jika saja Taehyung tidak menarik tangannya dengan begitu cepat.
"Ia melakukan percobaan bunuh diri."
Taehyung akhirnya mengatakannya, ia tidak bisa menahan diri lagi. Yoongi membalikkan tubuhnya, menatap Taehyung penuh arti. Pemuda berkulit pucat tersebut menghela nafasnya dan akhirnya kembali duduk sembari menatap Taehyung tajam.
"Kau tidak sedang bercanda, kan?" tanyanya dengan suara yang terdengar serak.
Taehyung menelan salivanya berat. "Tidak, aku serius. Ia melakukan percobaan bunuh diri dan sekarang ia sudah berada di rumahnya." Ada jeda beberapa saat sebelum akhirnya Taehyung kembali melanjutkan, "aku tahu kau memutuskannya."
Perubahan ekspresi Yoongi terlihat sangat jelas saat Taehyung mengatakan kalimat terahirnya, ia tahu bahwa Yoongi mungkin tidak akan menyangka bahwa Jimin akan melakukan percobaan bunuh diri dengan mengiris tangannya sendiri. Atau ia malah tidak menyangka mengapa Jimin masih hidup?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...
