54ㅡEnough

8.9K 1.7K 410
                                    

14 September 2007

"Apa Ayah tidak bisa berada di rumah untuk sehari saja?" Bocah lelaki berumur tujuh tahun itu tampak mengikuti Ayahnya dari belakang, ekspresi wajahnya tampak khawatir.

"Tidak, Jimin. Ini urusan yang penting, biarkan Ayah bekerja." Tuan Park tampak menghela nafas berat, ia duduk sejenak di pinggir ranjang dan kemudian menatapi anaknya yang berumur tujuh tahun, Park Jimin.

"Tidak boleh pergi!" Jimin berteriak histeris, Tuan Park bahkan sempat terpaku beberapa saat ketika melihat kelakuan Jimin yang bahkan sangat jarang berteriak.

Ia adalah anak yang tenang, pintar dan cerdas. Di umurnya yang baru menginjak tujuh tahun, ia sudah menunjukkan kepintarannya dalam banyak hal. Namun tetap saja, ia masih kecil untuk memahami beberapa hal.

Jimin kecil tampak berusaha menaiki ranjang yang kemudian berhasil berkat dibantu oleh Tuan Park, keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa saat.

"Ayah, aku tidak ingin bersama dengan Ibu." Ada jeda beberapa saat sebelum akhirnya Jimin kembali melanjutkan, "Ibu sering membawa pria asing ke rumah."

Di luar dugaan Jimin, Tuan Park tiba-tiba tertawa. Ia tidak marah seperti dugaan awalnya, Ayahnya malah tertawa seolah-olah Jimin baru saja mengucapkan lelucon.

"Mustahil, Jimin. Ibumu adalah seseorang yang sangat mencintai Ayah, ia tidak mungkin membawa pria lain ke rumah," jelas Tuan Park, membuat Jimin kecil tampak berpikir sejenak.

"Tapi, Ibu melakukannya!"

"Jimin, kau salah."

"Apakah anak kecil pernah berbohong?" tanya Jimin polos, ia benar-benar tidak mengerti mengapa Ayahnya sendiri bahkan tidak bisa mempercayai perkataannya.

Ia jujur.

Beberapa minggu terakhir, ia melihat dengan kedua matanya sendiri bahwa Ibu meliburkan semua pembantu rumah tangga beserta sopir mereka.

Membiarkan Jimin kecil sendirian, sedangkan ia membawa seorang pria untuk menginap di rumah besar mereka.

Ia begitu muak karena Ibu sama sekali tidak mengurusnya. Ia bertanya-tanya tentang hubungan Ibunya dan pria asing tersebut.

Namun, tepat setelah ia menonton serial drama yang ada di TV yang tayang pada malam hari, ia mengetahui bahwa apa yang dilakukan Ibunya adalah sebuah perselingkuhan.

Ibunya berselingkuh.

"Apakah seorang wanita yang bercumbu dengan pria yang bukan suaminya bisa dikatakan baik-baik saja?" Jimin berdesis.

Tuan Park terdiam sejenak, ia jelas mendengar apa yang dikatakan anak tunggalnya barusan. Namun ia tetap tidak mengerti dengan pola pikir Jimin, ia masih berumur tujuh tahun untuk mengerti perihal cumbuan dan perselingkuhan.

Sepertinya ia akan membuang TV di kamar Jimin, mungkinkah anaknya menonton drama bodoh yang penuh pemalsuan di TV?

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menampilkan sesosok wanita cantik dengan senyuman yang terulas di wajahnya.

"Kau sudah siap? Bukankah kau harus berangkat, sayang?" Nyonya Park mendekati Tuan Park yang masih terpaku di pinggir ranjang.

Fall Apart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang