Lima menit sudah berlalu, pemuda berkulit pucat itu tampak gelisah. Ia tengah berdiri di depan pintu toilet wanita, ia tengah menunggu seseorang keluar dari sana.
Ya, Yoongi yakin bahwa Hyesun masuk ke dalam sana beberapa saat yang lalu. Dan benar saja, gadis berkacamata itu baru saja keluar dan berhenti tepat di sampingnya.
"Ikut aku." Tanpa basa-basi, Yoongi langsung meraih pergelangan tangan kiri Hyesun dan menariknya tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu.
Ia sempat melihat situasi sebelum pada akhirnya menarik Hyesun yang tampak gelisah, gadis itu tentu tidak bodoh. Ia tahu jelas bahwa ini bukanlah hal yang bagus saat Yoongi menariknya dengan kasar ke atap sekolah sedangkan semua orang tidak ada yang berani ke sana.
"Apa yang kau cari? Jimin? Taehyung?" tanya Yoongi sarkas saat menoleh dan mendapati Hyesun melangkah ragu sembari beberapakali mencuri toleh ke belakang dengan cemas.
Tak ada jawaban dari Hyesun hingga akhirnya mereka sampai di atap sekolah, gadis berkacamata itu buru-buru menarik kembali tangannya.
Yoongi tampak mengeraskan rahangnya, sedangkan Hyesun mengambil langkah mundur perlahan. Ia mencoba menjaga jarak dengan Yoongi. Namun bodohnya, ia malah makin menjauh dari pintu menuju tangga di mana harusnya dirinya bisa kabur.
Pemuda berkulit pucat itu memasukkan tangannya ke dalam kantung celananya, tatapan matanya melembut ketika melihat Hyesun yang ketakutan. Tidak seharusnya Yoongi membuat gadis itu takut padanya.
"Kau takut?" tanya Yoongi sembari melangkah maju, menipiskan jarak antara dirinya dan Hyesun.
Gadis di hadapannya mengalihkan pandangannya ke arah lain sebagai jawaban. "Kau bukan Yoongi." Hyesun berdesis nyaris tidak terdengar, namun posisi mereka yang sudah tiada jarak ini membuat Yoongi dapat mendengarnya dengan jelas dan menanggapinya dengan tawa.
Tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala Hyesun, pemuda itu mengulas senyumnya. "Kau tidak memberitahu siapa pun perihal kemarin, bukan? Anak pintar." Ada jeda sebelum Yoongi kembali berkata, "jauhi Jimin."
"Kau dengar aku?" Yoongi kembali bersuara karena tidak mendapatkan jawaban. Sekalinya menjawab, Hyesun malah menggeleng.
"Jadi selama ini kau yang mengirimiku sebotol susu agar aku menjauhi Jimin?" Nadanya meninggi, Hyesun tampak marah.
Namun Yoongi tidak mengerti apa maksud perkataan gadis di hadapannya, ia mengernyit heran. "Sebotol susu atau apapun itu, apa aku terlihat peduli? Kau hanya harus menjauhi Jimin."
Gadis itu kembali menggeleng. Yoongi benar-benar harus bersabar, ia melangkah mundur sembari mencoba bertanya pada Hyesun, "mengapa? Kau menyukainya?"
"Benar, aku mencintai Jimin." Jawaban ini bahkan dilontarkan Hyesun tanpa ragu.
Mencintai Jimin? Tidak, tidak boleh.
Ia tertawa, "kau sudah tahu bila Jimin dulunya seorang gay?"
"Aku tahu, sejak lama."
Wow, di luar dugaan.
"Kau tahu siapa pasangannya?" tanya Yoongi cepat, sedang lawannya tiba-tiba bungkam.
![](https://img.wattpad.com/cover/127792436-288-k959720.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfic| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...