Tumpukan buku di tanganku terjatuh begitu saja.
Hani dan Hyuna menatapku sinis usai menabrakkan tubuh mereka dengan sengaja lalu melengos pergi meninggalkanku.
Saat ini lorong koridor dalam keadaan sepi, jadi dipastikan tidak ada yang melihat kejadian barusan. Sekali pun ada yang melihat, aku tak yakin mereka mau menolongku.
Aku tidak mempunyai waktu untuk mengumpat, jadi kuputuskan untuk langsung merunduk dan memunguti satu-persatu buku yang berceceran di lantai.
Aktifitasku terhenti ketika melihat tangan lain yang terulur untuk membantuku memunguti buku, aku mendongak ke atas dan mendapati Yoongi yang mengulas senyumnya, aku tidak mengatakan apapun dan kembali memunguti buku. Setelah selesai, ia mengambil setumpuk buku yang berada di tanganku lalu menjadikannya satu untuk ia bawa.
"Ini berat, akan kubantu. Ke perpustakaan, bukan?" tanyanya sembari melangkah mendahuluiku.
Aku merasa sedikit canggung.
"Yoongi-ah, aku bisa melakukannya sendiri."
Namun ia tidak menghiraukan perkataanku dan terus melangkah, membuat aku sedikit kesusahan saat hendak menyamai langkah kakinya.
Aku merasa tidak ingin berbicara dengan siapa pun, semenjak dua hari yang lalu setelah rumor aku dan Jimin tidur bersama sudah tersebar ke mana-mana. Aku tidak berniat mengklarifikasi hal itu sama sekali.
Fakta bahwa kami berdua memang tidur bersama memang tidak bisa kupungkiri, aku memang tidur bersama dengannya walaupun bukan tidur dalam tanda kutip, namun mereka malah percaya bahwa Jimin berhasil meniduriku dan melakukan hal gila.
Aku mendapat lebih banyak kecaman dari para murid. Jimin memang populer, bahkan melebihi Kim Taehyung. Bila Taehyung akan meniduri dan melakukannya dengan segala jenis murid, maka Jimin tidak pernah melakukan hal itu dengan satu pun murid di sini.
Aku tahu hal itu sedikit terlambat, kupikir ia melakukannya dengan sembarang orang karena ia mengajak Hara yang bahkan baru satu minggu bersekolah di sini.
Hara juga sedikit cemas karena ia mempercayai rumor buruk tentangku, tetapi aku terus mengatakan padanya bahwa aku tidak apa-apa dan rumor tersebut tidak benar adanya. Aku berhasil membuatnya percaya padaku, dan tetap berada di sisiku untuk saat ini.
Hari pertama setelah malam tersebut aku sempat mengirimi Taehyung sebuah pesan singkat untuk pertama kalinya, mengajaknya untuk bertemu di UKS, namun ia tak pernah datang. Bahkan kemarin dan hari ini ia tidak mengajar, entah apa yang ia lakukan. Sedangkan Jimin, ia malah sama sekali tidak masuk sekolah sejak dua hari terakhir. Walaupun dia sekolah, aku yakin ia tidak akan mendengar rumor tentangnya sedikit pun.
Aku tidak tahu orang gila mana yang berani menyinggung rumor buruk tentang Jimin secara langsung padanya. Banyak pertanyaan yang mengitari kepalaku, namun aku lebih penasaran dengan alasan mengapa Jimin dan Taehyung memperlakukanku seperti itu di saat aku benar-benar tidak menarik sama sekali.
"Hyesun?"
Tersadar dari lamunanku, aku menatap ke sekitar yang ternyata ruang perpustakaan, kami sudah sampai. Karena ini jam istirahat, tak banyak murid yang berada di sini, hanya dua murid lain selain aku dan Yoongi yang masih menatapku heran.
"Apa kau memikirkan sesuatu?" tanya Yoongi tiba-tiba, ia mengambil beberapa buku dari setumpuk buku yang tadi ia letakkan di atas meja, aku menggeleng lalu berinisiatif membantunya menyusun buku-buku di rak yang tersedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...